MDIMH 2|40. Kebencian

1.7K 118 38
                                    

Sesampainya Andrian, Jeniffer dan juga keenam anaknya di lokasi yang telah dikirim oleh Frankie, mereka semua pun langsung turun dari mobil mereka masing-masing yang dimana setelah mereka sampai kedatangan mereka semua pun langsung disambut oleh Frankie, pimpinan orang kepercayaannya.

"Apa yang sudah terjadi, Frankie?" tanya Andrian dengan tatapan geramnya ketika melihat keadaan putrinya sendiri yang terlihat kacau, bahkan sangat-sangat kacau.

"Maafkan saya tuan, saya tidak tau pasti apa yang sudah terjadi dengan nona Jesslyn tapi yang pastinya saya berhasil menemukan keberadaan nona Jesslyn, saat keadaan nona Jesslyn sendiri sudah seperti ini tuan." ucap Frankie sambil menundukkan kepalanya, membuat Andrian yang mendengar ucapannya itu pun terdiam.

"Dimana Aldric?" lanjutnya saat dirinya sendiri tidak menemukan keberadaan Aldric, di sisi putrinya.

"Kami berbagi tugas tuan, Aldric tetap melanjutkan pencariannya sedangkan saya sendiri diperintahkan olehnya untuk menemani sekaligus menjaga nona Jesslyn tuan." ucap Frankie yang dibalas anggukan kepala oleh Andrian.

"Jesslyn!" panggil Jeniffer sambil mendekati Jesslyn yang sedang terdiam, menundukkan kepalanya.

"Ini mama nak, mama mohon kamu jangan seperti ini nak. Maafkan mama telah gagal sebagai seorang ibu, maafkan mama telah gagal menjagamu bahkan melindungimu sayang. Maafkan mama sayang, maaf." lirih Jeniffer sambil memeluk putrinya, dengan tatapan sesalnya membuat Jesslyn yang dipeluk oleh mamanya pun menggelengkan kepalanya.

"Mama gak salah, jadi mama gak perlu minta maaf sama Jesslyn. Jesslyn cuma takut ma, Jesslyn takut sama aunty itu. Aunty itu sudah tega sama Jesslyn, aunty itu sudah kejam sama Jesslyn padahal Jesslyn sendiri saja gak tau dimana letak kesalahan Jesslyn sendiri ma." ucap Jesslyn dengan nada pelannya, membuat Jeniffer yang mendengarnya pun menangis terisak.

Bagaimana bisa dirinya tidak menangis? Saat dirinya sendiri sebagai seorang ibu harus melihat sendiri anak yang selalu terlihat kuat selama ini, bahkan selalu terlihat ceria seperti biasanya, terlihat berbeda dari biasanya bahkan sangat-sangat berbeda.

Bahkan tidak hanya itu saja, keadaan putrinya yang sekarang pun terlihat lebih hancur, yang dimana dirinya akui baru pertama kalinya dirinya sendiri melihat kehancuran putrinya yang bisa separah ini.

Dibandingkan kehancuran putrinya saat penembakan Aldric, saat itu.

"Gak ada yang perlu kamu takutkan lagi sekarang nak, ada papa mama disini sayang, ada papa mama yang akan melindungimu dari aunty itu. Mama pastikan kejadian ini gak akan terulang kedua kalinya lagi sayang, mama pastikan mama akan selalu berada disisimu selalu, menemanimu selalu putriku." ucap Jeniffer tegas, diakhiri ciuman darinya di kening putrinya, berusaha mungkin menyalurkan ketenangannya.

Berbeda dengan Andrian, dirinya yang mendengar sendiri ucapan putrinya itu pun merasa bingung dengan ucapan putrinya sendiri.

Siapakah aunty yang dimaksudkan oleh putrinya itu?

Apakah aunty itu termasuk orang yang sama dengan orang yang melemparkan pisaunya saat itu?

"Cari tau aunty yang dimaksudkan oleh Jesslyn, Fran. Soal Jesslyn sudah ada saya yang bisa menjaganya, Frankie." perintah Andrian tegas yang dibalas anggukan kepala oleh Frankie.

"Baik tuan, saya permisi tuan." ucap Frankie seperti biasanya, sebelum berlalu meninggalkan mereka semua.

"JANGAN MENDEKAT KALIAN!" teriak Jesslyn ketika melihat keenam saudaranya yang berusaha mungkin mendekatinya.

"Tapi kenapa Jesslyn? Kenapa kami semua gak boleh mendekatimu?" tanya Erlan dengan tatapan bingungnya, mewakili kebingungan kelima saudaranya.

"Aku benci kalian!" ucap Jesslyn dengan tatapan sinisnya, membuat semuanya yang mendengarnya pun terkejut, terkecuali Jennita.

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang