MDIMH 2|1. Jesslyn

4.1K 179 15
                                    

Princess Jennita Valentino, Princess Jesslyn Valentino siapa yang tidak mengenalnya?

Hampir seisi sekolah mengenal nama kedua saudara kembar itu.

Saudara kembar yang memiliki sikap bertolak belakang, jika yang satunya tukang mempermainkan hati para laki-laki berbeda dengan satunya tukang membuat pantun.

Jika yang satunya tukang pembuat onar, berbeda dengan yang satunya tukang si jahil.

Jika yang satunya tukang melanggar aturan, berbeda dengan yang satunya sangat tertib dengan aturan.

Meski begitu, mereka juga terlihat sekali sangat kompak dan dekat.

Dimana disana ada Jennita pasti disana ada Jesslyn, begitupun sebaliknya dimana disana ada Jesslyn pasti disana ada Jennita.

Bahkan karena ulah kakaknya saja, terkadang Jesslyn juga suka ikut keseret karenanya.

Mereka berdua memiliki seorang pelindung disekolahnya, dimana orang yang suka melindungi mereka adalah kakak mereka sendiri, Adyatama Elan Valentino.

Si pangeran tampan, idola semua perempuan di sekolah.

Tetapi sayang, dibalik ketampanan Elan, Elan memiliki sikap yang dingin dan datar kepada orang-orang yang menyukainya.

Tidak ada bedanya dengan Andrian sendiri, sang ayah.

Karena mereka bertiga merupakan sosok saudara yang sempurna bahkan sangat sempurna, membuat mereka semua yang melihatnya pun merasa iri dengan mereka.

Tidak hanya bagus fisik saja, mereka bertiga yang merupakan keluarga kaya raya juga yang menambahkan kesan daya tarik mereka.

"KAK NITA TUNGGUIN JESSLYN!" teriak Jesslyn tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya lagi.

"Cepetanlah Jes, aku gak bisa menunggumu lama." ucap Jennita membuat Jesslyn yang mendengarnya pun mendengus.

"Kalau kak Elan lagi gak ada janji belajar dengan temannya juga Jesslyn ogah ikut kakak." ucap Jesslyn sambil menghentakkan kakinya kesal.

"CEPATAN JESSLYN!" geram Jennita yang telah sampai duluan di mobilnya.

Ya, mereka hanya diijinkan untuk satu mobil berdua, tidak boleh dua-duanya membawa mobil meskipun mereka ingin.

Andrian menerapkan itu bukan karena dirinya pelit, tetapi ia sengaja menerapkan itu untuk mengajarkan mereka tentang rasa kepedulian terhadap saudara.

Ia mempunyai cara tersendiri untuk mendidik kedua putrinya.

"Kita ke mall dulu ya Jes, ada yang mau ku cari disana." ucap Jennita sambil mengendarai mobilnya, yang dibalas anggukan kepala oleh Jesslyn.

"Iya kak."

Tidak lama kemudian mereka berdua pun telah sampai di mall milik keluarganya, seperti biasanya mereka berdua pun langsung disambut oleh Bram yang dibalas sebuah senyuman oleh Jesslyn dan sebuah anggukan kecil oleh Jennita.

"Nona mau cari apa disini?" tanya Bram sambil menundukkan kepalanya.

"Saya mau cari buku uncle, saya mau ke gramedia." ucap Jennita yang dibalas anggukan kepala oleh Bram.

"Mari saya antar nona." ucap Bram membuat Jennita dan Jesslyn serempak menggeleng.

"Tidak usah uncle, lebih baik uncle lanjutkan saja pekerjaan uncle." ucap Jesslyn dengan senyumannya membuat Bram ragu.

"Tapi nona saya tidak enak jika tidak menemani nona, lebih baik saya tinggalkan pekerjaan saya daripada tidak menemani nona." ucap Bram dengan nada pelannya yang masih dapat didengar oleh keduanya.

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang