MDIMH|22. Rumor

5.6K 264 30
                                    

"Ada urusan apa anda datang kesini pak Andrian?" tanya Sam ketika melihat siapa yang datang.

"Saya disini ingin membahas Jeniffer pak Sam." ucap Andrian langsung to the point membuat Sam mengangguk.

"Baru saja saya ingin memanggil dia untuk meminta kebenarannya, jadi disini anda ingin membicarakan soal Jeniffer tentang rumor itu kah?" tanya Sam menebaknya membuat Andrian berdeham.

"Saya ingin anda menghapus rumor itu mengenai Jeniffer, saya tidak mau jika rumor itu masih beredar di kampus ini." ucap Andrian tegas tanpa memperdulikan tatapan tidak setuju Sam.

"Kenapa harus saya? Saya tidak bisa menerima permintaan anda pak Andrian. Lagian apa untungnya juga saya ikut campur dalam rumor itu." ucap Sam tenang sambil melanjutkan kembali tugasnya.

"Apa yang tidak bisa untuk anda pak Sam? Bukankah anda disini pemilik yayasan kampus ini? Seharusnya hal tersebut bukanlah hal yang menyulitkan bagi anda. Intinya bisa tidaknya, harus bisa saya tidak mau tau itu terkecuali anda sendiri bersedia menerima kehancuran di kampus ini." ucap Andrian tidak main-main membuat Sam terdiam.

"Apa maksud anda pak Andrian?" tanya Sam tidak terima.

"Mudah saja pak Sam, Saya Andrian Daylon Valentino dan saya bebas melakukan apa saja disini. Tidak ada yang berani menentang saya selama ini, terkecuali orang itu mau mati di tangan saya atau hancur di tangan saya." ucap Andrian menyeringai, melihat tatapan pucat dari Sam.

"Baik akan saya lakukan, asal anda berjanji tidak akan pernah menghancurkan kampus saya ini." ucap Sam mengalah yang dibalas sebuah anggukan singkat oleh Andrian.

"Jadilah orang penurut, maka kekuasaan anda tidak akan pernah hancur di tangan saya pak Sam" ucap Andrian sambil menepuk pelan bahu Sam, sebelum berlalu meninggalkan ruangannya.

"Bagaimana bisa orang seperti itu bisa menjadi dosen? Dan bagaimana bisa juga orang seperti dia lebih memilih kampus ini? Bukankah kampus milik Valentino lebih elit daripada kampus ini?" tanya Sam entah kepada siapa, sambil menepuk keningnya pelan karena tidak menyadari nama belakang yang disandang oleh Andrian.

Tidak mau ancaman Andrian menjadi kenyataan, Sam pun segera menyalakan microphone yang terhubung ke seluruh speaker penjuru kampus.

"Mohon perhatian kalian semua diharapkan untuk hadir di aula kampus. Ada sebuah informasi penting yang akan saya berikan kepada kalian semua. Terima kasih"

"Menyusahkan." gumam Sam sbil merapihkan kembali tugasnya dan beranjak dari kursi kekuasaannya menuju aula kampus berada.
***
Suasana aula kampus sudah mulai ramai, sesuai yang dikatakan oleh Sam mereka semua menerka-nerka informasi apa yang akan diberitahukan oleh Sam kepada mereka.

Bahkan Jeniffer dan Bella pun juga sudah berada disana, duduk di barisan paling depan karena Bella yang memintanya.

Jika bukan karena Bella, Jeniffer tidak akan pernah mau untuk duduk di barisan paling depan.

Barisan paling depan itu sangat tidak nyaman baginya, lebih nyaman di belakang bisa berbuat apa saja dan tidak diketahui oleh siapapun. Daripada di depan bisa keliatan oleh orang-orang di barisan paling belakang termasuk orang yang menyelenggarakannya.

"Kira-kira ada informasi apaan ya Jen? Semoga saja informasi liburan." ucap Bella penuh harap membuat Jeniffer menggelengkan kepalanya.

"Gak mungkin lah, liburan mulu maunya." ucap Jeniffer heran dengan pikiran Bella.

"Ya kan siapa tau saja gitu." ucap Bella dibalas sebuah anggukan oleh Jeniffer.

"Terserah lu."

"Eh Jen itu bukan anak kamu sama Aldric kok bisa sama pak Andrian?" tanya Bella saat dirinya tidak sengaja menoleh ke belakang.

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang