01.Prolog

134 12 0
                                    

Selamat membaca!!

×

××


Langkah gusar,Adella Ivannamella menyeretkan diri untuk melangkah sampai tujuan.

Hampa perasaan,tatapan kosong,pikirannya terganggu.

Keadaan macam apa ini?hingga ia seperti orang lemah yang tidak mempunyai daya tahan hidup.

Jangan salahkan siapapun!Adella sadar,dia terlalu berharap hingga akhirnya terjatuh kejurang,di dalam nya terdapat besi-besi panjang seperti duri yang siap menghunus.Adella terkena besi itu hingga ia terluka dengan bekas yang terlalu dalam.

Tangisan nya semakin pecah tanpa suara,hanya pipi dibanjiri air mata dengan deras.Adella membekap mulut agar tak bersuara,hati nya begitu rapuh ia tak berdaya.Takdir seolah memberikan kesedihan dibanding kebahagiaan,ia tak boleh lemah adella sudah biasa dengan ini,terlalu berharap dan akhirnya di hempas secara perlahan.

Banyak pasang mata melihat dirinya yang rapuh,bisikan bisikan terdengar oleh adella.Ada yang terang-terangan mengucapkan ke khawatiran kepadanya,ia hanya menggeleng tidak perduli.

Ledekan terdengar bahwa dirinya cengeng adella semakin tidak perduli,dia bahkan mengakui dirinya cengeng hanya karena cinta merajut hati yang semakin tak terkendali,beberapa kali di tarik ulur agar terlepas namun nyatanya tidak,hati nya terlanjur mencintai sosok dia.

Adella mengaku dirinya terlalu percaya diri soal hati,terlalu berlebihan soal perasaan hingga akhirnya menjadi kecewa.Tumpukan perasaan terasa beban, selagi kecewa dia harus mulai berusaha melupakan dengan cara merelakan.

"Ko lo nangis del?"

"Del kenapa lo?"

"Del lo gapapa?"

Adella tersenyum dan cukup menggeleng,mengucapkan tidak apa apa.

Setelah itu adella menjatuhkan bokong nya untuk duduk di kursi-bangkunya,memejamkan mata nya di atas meja berusaha melupakan masalah yang terus menghantui.

Namun beberapa kali untuk melupakan,bayangan orang itu terus saja menghampiri nya.

"Del kenapa?".Nadila, dengan rambut sebahu sekaligus teman dekat dikelasnya bertanya.

Dan lagi adella hanya menggeleng pelan.

"Terus kalo gitu,lo nangis kenapa?".Kata nadila,semakin penasaran.

"Dil,tolong gue butuh sendiri,kalau ada waktunya gue bisa cerita".Adella berusaha untuk tidak meneteskan air mata nya di depan nadila dan teman sekelas yang lain nya.

Temen sekelas nya kini sedang berpura pura sibuk dengan kegiatan nya masing masing,namun sebenarnya mereka ingin tahu apa penyebab adella menangis.Mereka terlalu takut pada adella sang-bendahara terkejam,di balik sikap adella seperti itu ia selalu memotivasi,perduli,mengharagai,selalu memberi solusi jika kelas kurang solidaritas.

Adella,gadis yang tak suka kotor akan ruang kelas,jadi jika ada teman sekelasnya yang buang sampah adella selalu memarahinya dengan mulut pedas.Kesimpulannya mereka takut jika adella marah dengan keadaan yang tidak baik baik saja.

"Kalau udah siap, gue akan dengerin apapun keluh kesan apapun ".Dengan itu nadila kembali ke bangku nya yang bersebelahan dengan adella.

Suara bel masuk begitu nyaring, tanda jam pelajar terakhir akan berlangsung.Adella menghela napas berusaha menghapus sisa air matanya dengan kedua tangan.

"Del lo nangis, kenapa?".Adella menoleh mendapati thalia yang baru sampai,menghabiskan kan pacaran di kantin bersama aldi kelas sebelah .

"Kemana aja sayang,dari tadi Adel nangis tau!".Mendengar ucapan thalia,nadila menyambungkan diri karena kesal teman satunya ini jika sudah bersama aldi ia lupakan segala hal.

Thalia memutar bola mata,tatapannya beralih pada adella yang sibuk membersihkan wajahnya."Apa jangan jangan tadi lo-

"Gue gapapa tha".Adella menghindar dengan apapun yang bersangkut pautkan pada kejadian tadi, meskipun tahu thalia tadi ada bersama aldi,tapi adella tidak ingin melihat dimana semua orang tahu alasan dirinya menangis.

"Lo mau kemana del?"Tanya nadila saat melihat adella beranjak dari kursi.

"Ton,gue izin ke toilet bentar!".Adella memanggil ketua kelas yang terdiam di pojok kelas memegang benda pipih,jangan di tanya toni sedang apa,ketua kelas macam apa dia?saat pelajaran kosong bukan nya memanggil guru Toni malah asik bermain game sampai tanjungan di ganggu.Toni hanya mengangkat jempolnya lalu kembali fokus ke handphone.

Thalia dan nadila saling melirik melihat adella tertelan oleh pintu keluar,untuk hari ini semua terasa berbeda.Mereka berdua mengangkat kedua bahunya,sama sama tak mengerti apa yang sedang terjadi pada adella.

"Lo tadi balik dari kantin kan?masa ga tahu adel ngobrol sama siapa?.Tanya nadila dengan wajah serius,ia segera berpindah ke tempat dimana adella tadi di duduki.

"Tapi gue ga yakin ini bener atau engga.Jadi...

Jauh dari tempat thalia dan nadila,setelah sampai di toilet adella membersihkan wajah nya didepan cermin menjulang tinggi.

Adella mengoreksi wajahnya,mata merah,hidung manjung nya pun terlihat merah.penampilan yang sangat buruk saat ini,rambutnya tergerai kini terasa risih dengan keadaan.Untung adella bawa tali rambut ia mengikat nya dengan satu tanpa sisir.

Mencuci wajah nya perlahan, kembali mengamati wajah nya sesekali menghela napas panjang.Buruk sekali keadaan saat ini, tidak ada harapan selagi Tuhan menciptakan dia dengan satu peluang yang menghancurkan hati nya.

Di satu cermin,dengan dua orang mengamati cermin.Adel lebih dulu berbalik pada orang itu, tidak lupa dengan luka ditutupi senyumannya."Adel hanya bisa ikut bahagia, terus berjuang selagi adel menyerah ".


×××

Terima kasih.
Update lagi besok.

L A N G K A H  A D D E L L A  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang