part 4

729 35 2
                                    


"Aku melangkahkan kaki bersama dengan harapan. Dan aku menunggu dalam sepi, meski ditemani ketidakpastian,"
anonim.

Jakarta Indonesia

Azelvin kini berada di tempat dia janjian melakukan balap motor, meskipun dia terlambat 30 menit, tapi benar seperti dugaannya, balapan belum dimulai.

"Gue kira lo nggak bakal dateng"ucap Alvero dengan tatapan yang meremehkan.

"Sorry sampai kapanpun gue nggak bakal takut sama lo, gue yakin balapan kali ini gue lagi yang menang"ucap Azelvin percaya diri.

"Oke gak usah banyak bacot lo, kita mulai sekarang"

Azelvin dan Alvero sudah siap di garis start. Dan banyak yang menonton di tepi jalan, Azelvin sedikit heran kenapa teman Alvero banyak sekali kali ini, sebenarnya apa yang direncanakan oleh Alvero, sementara teman Azelvin hanya ada Axel dan juga 11 orang lainnya, dan tidak ada Ezra mungkin sekarang Ezra sedang pergi dengan pacarnya.

"Three, two, one go" ucap seseorang perempuan berpakaian seksi.

Alvero dan juga Azelvin kini tengah melajukan kendaraan mereka di atas rata-rata kecepatan untuk berkendara. Seperti dugaannya Azelvin memenangkan pertandingan balap liar itu lagi. Alvero bukanlah tandingan yang sesuai untuknya, Alvero mudah terpancing emosi sehingga mudah untuk mengalahkannya.

"Gimana? Masih mau tanding lagi?"ucap Azelvin meremehkan.

"Bangsat lo"ucapnya emosi dan melakukan pukulan di wajah Azelvin dan kemudian terjadilah perkelahian antara geng Alvero dengan teman temannya. Azelvin kalah jumlah, oleh karena itu mereka memilih pergi ke tempat yang aman.

Kondisi Azelvin tidak bisa dibilang baik-baik saja sekarang, Azelvin membelah jalan raya yang sepi. Hawa dingin menyeruak tubuhnya, meskipun Azelvin memakai jaket kulit, tetapi dia tetap merasakan dinginnya malam. Tubuhnya yang sakit karena lebam itu semakin diperparah dengan cuaca yang dingin.

Tanpa sadar Azelvin kini sudah sampai di depan rumah Evelyne, Azelvin mematikan kendaraannya dan mengetuk pintu Evelyne.

Evelyne yang tengah terjaga karena mengerjakan tugas kuliahnya merasa terganggu dengan suara ketukan pintunya.

"Malem-malem gini ke rumah orang, siapa sih? Gue bukain pintu nggak ya? Tapi kalau ternyata itu bukan orang gimana?" Evelyne dengan ragu akhirnya membukakan pintu rumahnya dan......

Evelyne terkejut karena yang berada dihadapannya adalah Azelvin dengan luka di wajahnya, terlihat kesakitan sembari memegang perutnya. Evelyne mematung, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang, dia melihat sorot mata Azelvin yang kini seolah berharap pada Evelyne.

Dalam pikiran Evelyne dia ingin mengabaikan Azelvin tapi berbeda dengan tubuhnya, yang Evelyne lakukan adalah membawa Azelvin ke kamarnya dan membantunya berbaring di ranjangnya.

Dimana ketakutan yang Evelyne rasakan ketika berada di dekat Azelvin?

Azelvin kini tengah tidak sadarkan diri. Apakah jika Azelvin sedang tidak sadarkan diri maka ketakutan yang dia rasakan hilang?

Evelyne kini mengobati luka di tangan Azelvin dan memberi perban di telapak tangan Azelvin. Evelyne mengompres dahi dan juga perut Azelvin dengan air hangat, ya? Perut Azelvin, Evelyne membuka baju Azelvin untuk mengompresnya. Dia juga memberi plester di dagu Azelvin.

Entah apa yang dilakukan bocah ini? Sampai jadi seperti ini, apakah dia berkelahi? Seperti anak kecil saja, Azelvin benar-benar tidak bisa berubah.

Evelyne kini tidur dengan posisi duduk di kursi dekat ranjang dan meletakkan kepalanya di tepi ranjang.

🐥🐥🐥

Heartbreak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang