part 34

206 13 0
                                    

Evelyne POV

Sebenarnya hari ini aku sangat malas kerja, jujur saja aku masih memikirkan kejadian semalam.

Entah mengapa aku ingin melihatnya membelaku semalam, namun yang dia lakukan hanya diam, aku tahu itu persepektif yang gila, aku juga tidak tahu mengapa aku bisa menginginkan hal yang tidak penting seperti itu.

Kini aku hanya diam membisu sedari pagi tadi, hari ini bahkan aku tidak mempersiapkan sarapan untuknya, tetapi dia juga diam, dia tidak menanyakan hal itu, tidak hanya itu saja aku juga tidak menyapanya namun tetap saja dia terlihat acuh.

Sesekali aku meliriknya, mengharapkan sesuatu hal yang gila, ya... Aku mengharap kata maaf terlontar dari bibirnya, tapi hanya zonk yang ku dapat. Dia sedari pagi tadi hanya fokus pada apa yang tengah ia kerjakan.

"Evelyne" panggil Azelvin.

Untuk apa dia memanggilku? Minta maaf? Hah
Sudah terlambat, aku sudah menunggu itu sedari tadi, dan dia baru akan minta maaf sekarang? Huh menyebalkan. Dengan malas aku berjalan ke mejanya.

"Ada apa Sir?" tanyaku

"Ini, tolong revisi ini" ucap Azelvin menyodorkan dokumen kepada ku.

Damn
Damn

Ternyata aku benar-benar mengharapkan sesuatu hal yang gila dan yang tidak akan pernah terjadi. Oooh iya aku lupa.... Aku hanya sekretaris bukan??

"Baik Sir, saya akan selesaikan sesegera mungkin" ucapku dan hendak kembali ke mejaku.

"Eeem tunggu"

"Ada lagi Sir?" Tanya ku

"Mengenai kejadian semalam ak..." Ucap Azelvin

"Saya paham Sir. Tidak perlu dilanjutkan, saya tahu sekali pecundang akan tetap jadi pecundang"
Braak

Suara yang timbul karena Azelvin menggebrak meja, aku terkejut, dan aku takut dengan situasi seperti ini, apalagi kini trauma ku belum sepenuhnya hilang.

Azelvin mendekat kemudian dia menarik tanganku, dan mendorong ku sehingga aku terduduk di sofa yang ada pada ruangan ini.

Azelvin mensejajarkan tubuhnya dengan ku, sehingga kini wajah kami hanya berjarak beberapa inci.

"Pecundang?" Ucapnya lirih

"Lo bilang gue pecundang, hah? LO BILANG GUE PECUNDANG?" Azelvin emosi

"Lo bener Vel, gue pecundang, PECUNDANG, gue pecundang Vel. Gue belain Lo aja nggak bisa apalagi jagain lo Vel, gue cuma bisa nyakitin lo Vel, gue nambahin beban lo Vel. Evelyne maafin gue"

"Gue nggak bermaksud untuk bersikap seperti itu tadi malam, tapi gue nggak bisa kalau harus menentang eyang, eyang itu satu-satunya orang yang ngertiin gue dari gue kecil. Cuma eyang yang selalu tahu apa isi hati gue Vel. Mama? Mama sibuk nyari siapa wanita simpanan papa, Papa? Papa sibuk sama cewek-cewek nya. Cuma eyang yang selalu ada buat gue"

Azelvin mengucap dengan sedih bahkan sesekali dia terisak, entah dorongan dari setan mana tangan ku bergerak begitu saja untuk membelai rambutnya.

____

Jackson POV

Aku memutuskan untuk pergi ke Alsh galaxy company sebelum ke Jepang. Aku ingin mengucap maaf kepada Evelyne, bagaimanapun juga ibu kandung ku telah menyakiti perasaannya.

Aku baru tahu saat ini, kalau ternyata Evelyne sudah pindah ruangan, dia satu ruangan dengan Azelvin, sebenarnya tidak masalah lagipula hal itu juga dapat mempermudah Evelyne dan juga Azelvin. Namun yang membuat ku cukup terkejut adalah, ketika aku melihat Evelyne duduk di sofa dengan Azelvin yang menjadikan paha Evelyne sebagai bantal, dan tidak hanya itu satu tangan Evelyne membelai rambut Azelvin dan satu tangannya lagi digenggam oleh Azelvin.

Heartbreak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang