part 11

441 23 0
                                    

Seoul Korea Selatan

Malam ini hujan mengguyur kota Seoul Korea Selatan dengan derasnya. Bintang-bintang yang biasa menghiasi kini tak tampak karena tertutup mendung, seolah tahu perasaan seseorang kini tengah sama mendungnya, air yang berjatuhan dari langit tidak sederas kesedihan yang dihadapi seorang perempuan yang tegar menghadapi cobaan, entah sampai kapan perempuan itu sanggup menghadapi situasi ini?

Evelyne Chalesthane Mariolin seseorang dengan nasib yang kurang beruntung, seseorang yang kini sedang dipermainkan oleh takdir. Bukankah manusia hanya bisa berusaha dan berdoa untuk urusan bagaimana nasib Tuhan yang mengatur dan menentukan.

Tapi sungguh semua sudah Evelyne lakukan berdoa, berusaha, semua....... Tapi Evelyne belum mendapatkan apa yang diinginkannya, keinginan yang sederhana tapi sukar untuk didapatkannya.

Hanya sekedar maaf yang Evelyne inginkan sekarang. Apakah hanya untuk maaf saja tidak pantas didapatkan Evelyne? Kapankah kata maaf darinya itu mampu di terima oleh kedua orang tuanya, besok? Lusa? Minggu depan? Bulan depan? Semester depan? Tahun depan? Ataukah memang tidak ada kata maaf untuknya? Tidak ada yang bisa dia lakukan lagi selain memasrahkan diri kepada Tuhan.

Huuuuffttthhh

Hembusan nafas kasar sesekali terdengar dari mulut Evelyne yang kini tengah sibuk dengan khayalannya. Memang benar kata orang, dunia dalam halusinasi lebih indah dari dunia asli.

"Bengong mulu dah, niih ya... kalau bengong dibayar gue yakin lo bakal jadi orang terkaya di dunia" ucap Edzard membuyarkan lamunan indah Evelyne.

"Receh"

"Yaah elah, gue ingetin lagi niih, gue buka jasa setrika wajah, biar gak kusut kaya muka lo, muka sama keset welcome nggak ada bedanya"

"Udah sana pergi, bikin tambah badmood aja"

"Mikirin apa lo"

"Nggak ada"

"Ooh iya lo nggak punya otakkan ya, makanya nggak ada yang perlu lo pikir"

"Udah siiih"

"Ya makanya ayo masuk, lo diluar hujan hujan gini, nggak dingin apa? Ayo masuk"

"Nggak lo aja, gue ngelihat bintang"

"Bintang-bintang mata lo kicer, mendung gini bintang pada nggak kelihatan kali vel"

"Ed, kita pulang besok"

"Belum juga setengah Minggu udah kengen rumah aja lo, lagian orang tua lo aja belum mau ketemu sama lo, dan lo juga belum jenguk adik lo"

"Udah nggak ada harapan lagi buat gue"

"Wait wait wait, kenapa lo jadi kaya gini? Mana Evelyne yang semangat menghadapi apapun? Mana Evelyne yang nggak mudah menyerah?  Mana Evelyne yang selalu ceria disituasi apapun? Kenapa lo tiba tiba jadi kaya gini?"

"Semuanya udah beda Ed, keadaan udah nggak kaya dulu lagi, semuanya udah terlanjur dan nggak bisa diubah lagi Edzard"

"Emang apa yang udah terjadi? Sebenarnya apa yang nggak gue tahu?"

"Semuanya rumit untuk dijelasin, lo nggak akan paham, ini bener bener ribet, gue nggak tahu gue harus cerita atau nggak sama lo, dan gue juga ragu buat cerita sama lo"

"Lo bisa percaya sama guekan? Lo itu udah kenal lama sama gue"

"Tapi Ed ini semua rumit dan bahkan gue nggak sanggup menghadapi ini, gue belum bisa cerita sama  lo, gue takut semuanya bakal berubah jadi hal yang nggak sama sekali gue inginkan"

Heartbreak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang