07

1.9K 227 4
                                    

Love an idol

Happy reading...

S

eperti yang dikatakan taera tadi, kalau sehabis kuliah Mereka akan pergi ke gedung bighit entertainment.

Sekarang mereka tengah menaiki taksi untuk sampai di gedung itu. Lima belas menit kemudian taksi itu berhenti dan menampakkan gedung yang menjulang tinggi di depannya.

"Wahh, Daebak ini sangat besar"

"Apakah kau serius ingin melihat gedung ini dari dekat, kau akan diusir nanti" tegur aera.

"Tenang saja,aku sudah ahli seperti ini" tapi tetap saja, taera itu adalah anak yang keras kepala.

"Jangan bilang kau sudah sering ke gedung ini?" taera tersenyum tanpa dosa kepada aera.

"Astaga taera kau ini!!"

"Ya jangan terlalu panik seperti itu, aku sering kali kesini dan tidak pernah diusir jadi tenang saja" setelah itu taera mengambil handphonenya danbmemberikannya kepada aera.

"Tolong fotokan aku di sini" perintah taera.

"Kau kira aku babumu?"

"Ayolah, aku janji akan membelikan mu makanan yang kau sebut tadi"

"Baiklah baiklah" aera segera membuka aplikasi kamera dan memfoto taera.

Belum selesai berfoto handphone taera berbunyi dan menampakkan nama mama taera.

"Ya, Tante yoora menelfon mu"

"Ah iya, aku angkat dulu" taera pergi sedikit menjauh dari aera

"aera sepertinya traktir makanan nya ditunda, mama menyuruhku pulang karena nenek dari appa ku sedang sakit"

"Ah tidak masalah bisa lain hari, segera pulanglah dan titip salam kepada nenek mu"

"Lalu kau pulangnya bagaimana?"

"Aku bisa menaiki taksi, lagipula aku sudah hafal dengan jalanan Seoul"

"Baiklah, kabari aku kalau kau sudah sampai apartemen"

"Iya" taera meninggalkan aera sendirian di depan gedung itu, dan sekarang aera ingin mencari taksi.

"Kok gak ada taksi yang lewat ya?" aera sedari tadi melihat kanan kiri tapi tidak ada taksi yang melewati tempat itu.

"Jarang ada taksi di sekitar sini" jawab orang yang ada di belakang aera.

"Kau lagi" yeonjun, orang yang tadi menjawab pertanyaan aera.

"Aku tak sengaja melihat mu disini, kau sedang apa?" tanya yeonjun.

"Ngemis, mencari taksi lah!" jawab aera judes.

Yeonjun yang melihat aera hanya tersenyum kecil.
"Sepertinya kau salah memilih tempat untuk mencari taksi"

"Disini jarang ada taksi, paling hanya satu atau dua taksi"

"Lalu bagaimana aku bisa pulang?"

"Mau ku antar?" tanya yeonjun.

"Tidak tidak usah, aku akan menyuruh supir sepupuku untuk menjemputku"
Ketika aera ingin menelfon supir mobil taera handphone aera mati, pasti aera lupa mengecas handphone nya.

"Aish bagaimana ini, salju sebentar lagi turun"

"Ayo ikut aku" yeonjun menyeret tangan aera ke mobilnya.

"Ya, apa yang kau lakukan, aku sudah bilang kalau aku bisa pulang sendiri!!" aera mulai kesal.

"Apa kau tidak lihat salju mulai turun, kau bisa kedinginan" memang benar salju sudah mulai turun, dan itu sangat lebat.

"Akan ku antar pulang" mau tidak mau aera menuruti perintah yeonjun.
Aera juga tidak mau mati kedinginan.

Sepanjang perjalanan aera dan yeonjun tidak berbicara sama sekali, padahal tempat duduk aera dan yeonjun bersebelahan.

Beberapa menit kemudian mobil berhenti di depan lobby apartemen aera.

"Terimakasih tumpangannya" aera Langsung turun dari mobil itu.

"Itu saja, kau hanya berterimakasih kepada ku?"
Aera berbalik badan.

"Lalu kau mau apa?"

"Aku ingin mengunjungi apartemen mu"

"Ya, aku tidak mau menjadi pembicaraan fansmu hanya gara gara kau memasuki apartemen ku"

"Itu tidak akan terjadi"

"Sebentar saja"

"Salju juga turun lebih lebat, aku tidak bisa pulang sekarang akan berbahaya jika mengendarai mobil dengan cuaca yang tidak bagus, kau mau dituduh membunuh idol gara gara tidak mengijinkan idolnya berteduh?"

"Aish baiklah, pakai maskermu dan juga Hoodie mu itu, aku tidak mau ada yang melihat wajahmu"

Yeonjun segera memakai Hoodie dan juga maskernya, sesudah itu dia menyuruh bodyguard nya untuk menunggunya di parkiran saja.

Setelah itu mereka menaiki lift untuk menuju apartemen aera. Setelah sampai aera Langsung menekan tombol sandi dan pintu pun terbuka.

Mereka memasuki apartemen aera yang cukup luas itu.
"Duduklah disitu aku akan membuatkanmu minuman hangat"

Aera menuju dapur untuk membuat minuman untuk yeonjun, ketika aera ingin membuat minuman tiba tiba yeonjun menepuk pundak aera dari belakang.
ketika aera berbalik badan aera kaget karena badan aera dan yeonjun hanya berjarak lima senti saja sampai sampai aera merasakan hembusan nafas yeonjun dan itu membuat jantung aera berdetak kencang.

"Ya,Pabo!!" aera segera menjauh dari yeonjun, pasti pipi aera sekarang memerah.

"Wae, mengapa pipimu merah?" tanya yeonjun.

"Tidak ada, ini minuman mu aku ingin pergi ke kamar sebentar" aera segera pergi meninggalkan yeonjun.
Yeonjun yang melihat itu hanya terawa kecil.

"Ya aera apa yang kau lakukan!!" aera menghempaskan tubuhnya ke kasur dan menutupinya dengan bantal.

"Ini sangat memalukan!" aera tak henti-hentinya memukuli bantal yang ada di kepala.

Tok tok tok
(Suara ketukan pintu)

"apa kau baik-baik saja?, aku dengar dari luar kau sedang memukuli sesuatu" tanya yeonjun.

"TIDAK ADA, KALAU KAU SUDAH SELESAI MEMINUM MINUMAN ITU SEGERALAH PERGI!" teriak aera membuat yeonjun keget.

"Baiklah aku pergi, terima kasih minumannya aku menyukainya"

Perkataan yeonjun membuat detak jantung aera berdetak lebih kencang dan membuat aera tak henti-hentinya memukuli bantal lagi.

"YEONJUN PABO!!!" teriak aera
Yeonjun yang ingin keluar dari apartemen aera terkekeh mendengar teriakkan aera.

"Lucu" yeonjun tersenyum dan segera dia meninggalkan apartemen aera.



---Tbc---

ʟᴏᴠᴇ ᴀɴ ɪᴅᴏʟ [ᴄʜᴏɪ ʏᴇᴏɴᴊᴜɴ✓] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang