13. Kebenaran Sehun

427 33 1
                                    

Minhyun dibuat frustasi memikirkan putranya sekarang, ingin rasanya dia cepat pulang dan menemui putranya, namun tidak bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minhyun dibuat frustasi memikirkan putranya sekarang, ingin rasanya dia cepat pulang dan menemui putranya, namun tidak bisa. Sehun benar-benar ancaman baginya.

Belum ada saru minggu, Minhyun sudah begitu ingin pulang. Dia merutuki Tuhan yang memberikannya ancaman disaat seperti ini, dia begitu jauh dengan putranya. Dia tidak tahu bagaimana pikiran putranya itu, khawatir, sangat khawatir.

Baejin masih terlelap dipelukan Baba, semalam dia menangis setelah Baba menceritakan segalanya. Bukan keinginan Baba untuk menceritakan semuanya dengan lengkap dan detail, namun anak itu terus merajuk untuk memberitahu semuanya. Dia berakhir mengalah melawan anak keras kepala itu.

Saat dirinya terbangun dia menemukan Opa Hwang disebelahnya dan juga dia masih dipelukan Baba. Baba gemas sekali dengan tingkah cucunya ini, dia menjadi bayi saat bersama keluarga, lucu.

"Opa, aku tinggal saja bersama Baba, kasian Ayah. Biarkan Ayah menikah dan mendapat anak yang baik, bukan aku." Opa Hwang tersentak mendengar perkataan cucunya itu. "Opa juga jangan temui aku lagi, aku sangat tidak pantas menjadi cucu Opa," lanjut Baejin yang semakin mengejutkan opanya itu.

"Kenapa bilang seperti itu, sampai kapanpun kamu adalah cucu Opa, putra Hwang Minhyun dan Bae Irene. Bae Jinyoung adalah Bae Jinyoung, cucuku dan juga cucu Baba," jelas Opa Hwang.

Ponsel Baejin berdering di tengah pembicaraan mereka. Baba melihat siapa yang menelepon, di sana tertulis 'Om Sehun', seketika Baba me-reject panggilan itu. Ketika ditanya Baejin, Baba hanya menggelengkan kepalanya.


#ANAK_ARTIS

Satu minggu sudah anak itu tidak masuk sekolah dan memilih menginap di rumah Baba. Beberapa kali Baba terus membujuk anak itu untuk kembali bersekolah dan Baba akan menemaninya di rumahnya, namun anak itu selalu menolak.

"Ibu, ini sayur kesukaan Bunda ya? Bunda gimana sih bu waktu sekolah dulu?" tanya Baejin kepada Ibu di tengah sarapan.

"Bundamu itu anak yang rajin, gak pernah dia bolos kaya kamu begini. Dia selalu dapat rangking di kelas, sering ikut olimpiade pula, tuh lihat aja di almari kaca ruang tamu, piala bundamu semua." Baejin merasa banggaada bundanya dan juga sedikit tersindir akan perkataan ibunya.

"Besok aku pulang."

"Baba anter ya."

"Gak perlu ba, aku bisa sendiri."

Setelah acara sarapan itu, Ibu membantu Baejin menata barangnya yang akan dia bawa pulang. Anak itu ternyata membawa banyak barang seakan dia akan pindahan rumah. Ibu sudah menduga bahwa dia kabur, sasaran kabur paling tepat anak itu hanyalah rumah Baba, karena jika dia pergi ke rumah Opa Hwang, dia tidak akan menemukan siapapun, semuanya sibuk.

Anak Artis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang