23. Pengganti

402 32 5
                                    

Notifikasi ponsel Baejin terus bersahutan, Minhyun yang di sebelahnya meminta anak itu untuk membuka ponselnya karena dia juga risih mendengar suara yang terus bersahutan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Notifikasi ponsel Baejin terus bersahutan, Minhyun yang di sebelahnya meminta anak itu untuk membuka ponselnya karena dia juga risih mendengar suara yang terus bersahutan itu.

Tangannya gemetar dan menjatuhkan ponselnya, Minhyun menepikan mobilnya dengan segera. Baejin diam dan terus diam saat Minhyun bertanya pada dirinya. Betapa terkejutnya Minhyun melihat apa yang ada di ponsel Baejin.

"Kamu tenang, kamu harus percaya sama Ayah, Ayah akan terus sama kamu dan gak akan pergi." Minhyun menenangkan anaknya itu.

"Ayah gak akan nikah lagi, Ayah cuma butuh kamu sebagai semangat Ayah, kamu harta paling berharga Ayah," lanjut Minhyun.

"Aku gak larang Ayah menikah lagi, Ayah berhak bahagia dan punya anak dari darah daging Ayah sendiri, bukan anak tiri kaya aku. Dengan siapapun pilihan Ayah, aku terima asalkan Ayah mendapat kebahagiaan Ayah, aku udah besar yah, gak perlu terlalu dipikirin."

"Sudah sering Ayah bilang, kamu bukan anak tiri Ayah! Kamu anak kandung Ayah sama Bunda, Baejin. Ayah gak akan mengulang kesalahan Ayah untuk kali kedua, udah cukup Ayah bikin kamu sakit dulu, Ayah gak bisa lihat kamu begitu."

"Yah, di belakang kita mobil wartawan," ujar Baejin yang mendapat mobil salah satu stasiun televisi berhenti di belakang mereka. Minhyun segera menancapkan gas mengetahui itu.

Orang gila, wartawan itu terus mengikuti mobil mereka. Beginilah susahnya menjadi orang yang dikenal, semua ingin tahu tentang apa yang terjadi pada diri mereka dan sekitarnya.

Minhyun melajukan mobilnya dengan cepat dan berbelok ke arah rumah orangtuanya. Beruntunglah mobil wartawan itu kalah cepat dengan dirinya.

Baejin berlari ke dalam dan mencari Oma Hwang, lama sekali dia tidak datang ke sini. Terakhir hanya bertemu Opa dan itupun di rumah Baba.

"Cucu Oma, ih kok udah gede aja sih kamu, perasaan kemaren masih bisa Oma gendong," canda Oma yang berlanjut memeluk Baejin.

"Anaknya yang ganteng ini juga mau dipeluk mama," ujar Minhyun.

"Pelukan aja sama papamu itu," balas Oma dengan diakhiri tawa cekikikannya.

"Opa, Ayah udah tua gak mau nikah lagi, padahal masih bisa godain cewek tapi gak ada yang dicantol," celetuk Baejin yang mengejutkan semuanya.

"Opa, Oma, bilang ke Ayah buat nikah lagi, Ayah berhak punya bahagiannya sendiri. Ayah selalu dikit-dikit mikirin anak tirinya ini, dia bisa menikah dan punya anak kandungnya sendiri."

"Bae! Stop sebut kamu anak tiri, kamu anak kandung Ayah, sampai kapanpun. Kita pulang aja kalau kamu ke sini bicarakan ini," tegas Minhyun.

"Kamu bukan anak tiri Ayah, kamu Baejin anak Ayah Minhyun, begitu dan seterusnya. Kenapa kamu tiba-tiba minta Ayah kamu nikah lagi?" Opa menegaskan omongan Minhyun agar Baejin berhenti menyebut dirinya anak tiri.

Anak Artis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang