17. Memberanikan Diri

416 34 1
                                    

Sehun dibuat frustasi setelah melihat wawancara yang dilakukan Minhee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun dibuat frustasi setelah melihat wawancara yang dilakukan Minhee. Anak itu benar-benar memancing amarahnya saat ini. Dia semakin memperkeruh masalah. Memang semua berawal dari dirinya, tapi ini sama sekali tidak terpiirkan olehnya dan dia tidak tahu darimana Minhee mendapat anggapan seperti itu.

Krystal terus menyangkal bahwa dirinya yang menceritakan keda Minhee seperti itu. Memang nyatanya Krystal sama sekali tidak ikut campur dengan segala yang dilakukakan Minhee, anak itu menyimpulkan semua denhan sendirinya.

Krystal dibuat terkejut mendapati Sehun memukul Minhee yang baru saja kembali dari sekolah. Sehun sudah diluar kendali saat ini. Tenaga Krystal yang tak besar membuatnya pasrah melihat tingkah Sehun dan hanya bisa meneriaki Sehun untuk mengakhirinya.

"Pa, ini kamu udah kelewatan. Bukan seharusnya kamu pukul Minhee, Mama tahu dia salah, tapi gak harus gini Pa." Krystal mengucap dengan nada sendunya dan wajah yang sudah penuh air mata.

Dengan segera Krystal menarik badan Minhee kepelukannya setelah Sehun melepas anak itu.

"Papa brengsek!"

"Ayo bangun, Mama obatin dulu lukanya. Pa, nanti kita bicara."

Sama seperti Sehun, Minhyun begitu geram melihat wawancara Minhee. Dia sangat yakin Baejin saat ini begitu kacau. Dia ingin memeluk anak itu dan menenangkannya.

Panggilan video darinya terus ditolak oleh Baejin. Khawatirnya semakin memuncak pada anak itu. Dia tahu betul bahwa sebenarnya anak itu sangat rapuh dan lemah, namun dia selalu bisa menutupinya.

Satu-satunya yang dia percaya untuk menenangkan anaknya adalah Jaehwan. Dia meminta Jaehwan untuk menginap di rumahnya begitupun dengan Daehwi.

Di kediaman Minhyun kini telah ramai. Para anggota CIX ditambah Jaehwan dan Daehwi semakin meramaikan rumah ini. Baejin masih mengurung dirinya di kamar.

"Baejin, bukain dong, om mau masuk," pinta Jaehwan.

"Gak dikunci," balas Baejin dengan suara berat khas orang yang telah lama menangis.

Jaehwan berada di sebelah Baejin dan memeluknya. Dia tahu bahwa anak itu sedang sangat butuh pelukan menenangkan dari orang lain.

"Kangen Ayah." Jaehwan semakin mengeratkan pelukannya. Anak itu kembali menangis.

"Aku anak Ayah om," lanjut Baejin.

"Sampai kapanpun kamu tetep anak Ayah, gak akan pernah berubah. Kamu jangan kepancing sama omongan Minhee, kamu percaya sama cerita om yang lalu kan?" Anak itu menganggukkan kepalanya.

"Ayahmu sedih banget kamu seharian gak mau angkat panggilannya. Kamu jangan sedih terus, Ayahmu khawatir banget sama kamu sampai dia majuin semua jadwalnya biar cepet selesai dan pulang ketemu kamu. Bae, Om tahu kamu bisa berpikir bijak, kamu perbaiki baik-baik hubungan kamu sama Minhee. At least dia tahu yang sebenarnya itu cukup. Keputusan kamu menerima Minhee, Sehun, dan juga tante Krys itu semua ada di kamu."

Anak Artis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang