j - shining shimmering splendid

3.5K 175 57
                                    

Shining Entertainment

Shindong baru saja akan memasuki ruangan saat seseorang memanggil namanya. Dia pun menoleh mencari sumber suara itu.

"Oh, Taeyeon. Tumben ngantor.", sapa Shindong tersenyum.

"Hehehe, artismu ini baru dapat kerjaan lagi kak.", gurau Taeyeon.

"Ngobrol di ruangan aja Yeon, sambil ngopi.", ajak Shindong lalu membuka pintu ruangannya dan membiarkan Taeyeon masuk terlebih dahulu.

"Udah lama banget gue nggak masuk ruangan boss besar.", kata Taeyeon tertawa setelah mendudukkan diri di sofa yang tersedia disana.

"Artis senior mah udah sama levelnya kayak yang punya agency.", ucap Shindong ikut duduk di sofa.

"Mau ngopi apa? Americano, mochalatte, caffelatte? Atau yang lain?", tanya Shindong lagi.

"Pandan latte kak.", jawab Taeyeon yang membuat kening Shindong mengerut.

"Menu baru di cafe kak. Lu nggak tahu?", ganti Taeyeon yang heran.

"Nggak, gue mah selalu minum americano. Jadi nggak merhatiin yang lain.", jelas Shindong. Ia lalu menelfon sekretarisnya, meminta kopi pesanannya dan Taeyeon untuk diantar ke ruangan.

Tak lama kemudian, kopi mereka diantar oleh Sooyoung. Sekretaris Shindong. Setelah bertukar sapa sebentar dengan Taeyeon, Sooyoung meninggalkan ruangan Shindong.

"Jadi gimana? Semuanya oke di kontrak kerja elu sama perusahaan Sungmin?", tanya Shindong setelah menyeruput Americano-nya.

"Heem.", Taeyeon mengangguk.

"Ada beberapa hal yang perlu di-adjust dan udah disetujui sama mereka. Jadi everything's allright.", tambahnya.

"Tumben elu ngambil kontrak eksklusif jadi BA lagi Yeon? Kayaknya terakhir 3 tahun lalu ya."

"Hahaha. Sama keluarga sendiri masa mau nolak dimintai tolong kak. Bayarannya gede pula.", Taeyeon tertawa. Shindong menganguk mendengar jawaban Taeyeon.

"Ya udah ya kak, gue mau jemput anak-anak. Udah janji mau ajakin mereka beli baju. Tau sendiri si kembar bawelnya bikin pusing kalo udah janji tapi nggak ditepati.", pamit Taeyeon.

"Okay. Hati-hati Yeon. Salam buat anak-anak.", kata Shindong.

Nggak lama setelah Taeyeon pergi, giliran Irene yang masuk ke ruangan Shindong.

"Assalamualaikum, Om Shindong sibuk nggak?", sapa Irene.

"Walaikumsalam! Belum sibuk sih Ren. Kenapa?", tanya Shindong sambil menunjuk sofa kosong di depannya.

"Cuma nyapa Om aja. Irene mau reading film tapi masih lama. Gabut. Hehe.", jawab Irene.

"Kirain kenapa. Barusan tadi Taeyeon kesini. Ngobrolin kontrak sama perusahaan ayah kamu.", ucap Shindong.

"Iya Om. Ayah itu beruntung banget punya temen se-geng yang kompaknya minta ampun. Irene suka iri kadang.", curhat Irene.

"Iri kenapa?", Shindong penasaran.

"Abis Om sama yang lainnya itu kompak banget khan. Sampai kepikiran dong tinggal se-cluster. Nyekolahin anaknya se-sekolahan. Mana umur anak-anaknya juga nggak beda jauh.", jelas Irene.

"Emang dulu mau nikah sama punya anaknya pada janjian gitu ya, Om?", tanya Irene lagi.

Shindong tertawa terbahak, "Hmm.. Iya juga ya Ren. Bisa gitu ya. Om jadi ikut heran.".

Irene memicingkan matanya, "Aishh.. Malah ngelawak si Om mah.".

"Tinggal se-cluster karena kebetulan ada Om kamu yang boss property. Dulu itu papanya abang Jungsoo pernah bercanda. Mau bikinin kita se-geng rumah yang deketan, biar abang Jungsoo tetap ada temennya kalau suatu hari papa mamanya udah nggak ada. Eh, diam-diam beliau nyiapin space tanah yang akhirnya jadi cluster rumah kita itu Ren.", cerita Shindong.

Super Family :)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang