Found You

855 89 6
                                    

Irene membuka matanya perlahan-lahan, ia memegangi kepalanya yang benar-benar sakit.

Melihat Irene siuman membuat Jennie, Wendy, Rose, dan Jisoo menghentikan tangis mereka.

"Gwaenchana?" tanya Wendy berlebihan sehingga membuat Irene tidak nyaman.

"Kenapa aku berada disini?" bingung Irene yang menatap semua teman-temannya dengan tatapan bertanya-tanya.

"Kau tidak ingat sama sekali?" tanya Jisoo memastikan. Irene menggeleng pelan. Rowoon mencoba memberikan kode pada Wendy, Jennie, Jisoo, dan Rose untuk tidak memberitahu terlebih dahulu masalah yang terjadi sebelumnya.

"Aku mau pergi dari sini, aroma obat-obatannya membuatku tidak nyaman," dengus Irene yang beranjak dari tempatnya dengan segar bugar.

"Ya, bukankah kau lebih baik pulang?" teriak Jaehyun yang menyusul langkah Irene.

"Katanya sih, penyelamatnya yang terluka agak parah," ringis Rose.

"Apa kalian tahu siapa yang menolongnya?" tanya Rowoon penasaran. Jennie menggeleng berulang kali, "Meskipun kejadiannya sangat menggemparkan, anehnya identitas penyelamat tidak terungkap sama sekali," heran gadis itu sembari mengajak Wendy, Rose, dan Jisoo menyusul Irene.

Rowoon tampak berpikir sejenak sebelum pergi dari ruang kesehatan. Mendapatkan kabar yang mengkhawatirkan seperti itu membuatnya benar-benar takut.

Sepeninggalan Rowoon, tirai sebelah ranjang Irene di buka dan menampilkan Baekhyun yang mendapatkan pengobatan dari dokter ruang kesehatan.

"Kenapa kau justru menyembunyikannya?" tanya Maddie yang tersenyum tipis.

"Aku hanya tidak mau repot nantinya," balas Baekhyun ketus.

"Tapi, kenapa kau menolongnya dan justru membiarkan dirimu terluka?" kekeh Maddie. "Tidak mungkin aku membiarkan lehernya patah dan sebagai seorang laki-laki aku tahu apa yang harus ku lakukan," celetuk Baekhyun seraya memutar bola matanya kesal.

"Okay, sepertinya aku mengerti. Hanya saja aku benar-benar bersyukur melihatmu tidak memilih jalan yang ayahmu ambil," ungkap Maddie sambil tersenyum hangat.

Baekhyun terdiam untuk sesaat, sampai akhirnya dia berkata, "Andaikan aku tidak punya ayah," ujarnya sambil terkekeh-kekeh.

"Maaf aku kembali membahas tentang ini," ungkap Maddie yang baru saja selesai menangani Baekhyun. "Tidak masalah, aku tidak akan memikirkannya. Tapi, aku masih bisa bermain basket 'kan meskipun dengan kondisi yang seperti ini?" tanya Baekhyun penuh harap.

"Lenganmu memang hanya terkilir, tapi saranku jangan lakukan aktivitas yang berat dulu," balas Maddie sambil menepuk-nepuk bahu Baekhyun sebelum melihat pria itu pergi dari hadapannya.

****

"Duh," ringis Jennie saat menabrak kepala Irene, gadis itu berhenti di depan tangga dan tampak berpikir keras.

Rowoon yang melihat itu sudah tidak bisa mengelak karena sepertinya Irene mulai mengingat kejadian sebelumnya.

Setelah mengingat kejadiannya Irene memutuskan untuk pergi sendirian, berniat mencari tahu. Langkahnya membawa dirinya kembali ke ruang kesehatan. Nafasnya tersengal-sengal saat membuka pintu sehingga membuat Maddie cukup terkejut.

"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Maddie ramah saat tahu yang datang kemari adalah gadis yang Baekhyun selamatkan.

"Joesonghamnida, saya ingin bertanya apakah seseorang yang menolong saya ada di rawat di sini?" tanya Irene penasaran. Maddie tersenyum ramah, "Benar. Dan dia baru saja pergi," balasnya.

Extraordinary You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang