Setibanya di apartemen Baekhyun, pria itu langsung menyodorkan Irene sebuah handuk dan membantu Irene mengusap-usap kepalanya. "Mau mandi? Nanti kau kena flu," ungkap Baekhyun sehingga membuat Irene mengerjapkan matanya berulang kali.
Setibanya di kamar mandi, Irene memukul pelan kepalanya. "Kenapa aku tidak bisa berpikir jernih? Ah, aku jadi berpikiran yang tidak-tidak," batinnya yang malu mengakui hal itu.
Selesai mandi tatapan Irene langsung mengarah pada seseorang lainnya yang berada di apartemen Baekhyun,
"Yahh, gagal berduaan." Batinnya yang kemudian kembali memukul kepalanya. Lagi-lagi berpikiran yang aneh-aneh.
"Nuna, ini temanku," ungkap Baekhyun yang menarik Irene dan memperkenalkannya pada Byun Ji Ah, kakak kesayangannya. Mereka hanya tinggal berdua saja. Ji Ah menggenggam tangan Irene sambil tersenyum sumringah, "Canti sekali, ya," ujarnya sambil menatap Baekhyun.
"Iya 'kan Nuna? Aku juga berpikiran seperti itu," sahut Baekhyun yang ikut tersenyum lebar. Irene yang mendengar itu membalikkan badannya sejenak kemudian menahan senyumannya dan menahan diri untuk tidak berteriak saat ini juga.
Namun, Irene memperhatikan Ji Ah lekat-lekat. Kenapa kakak Baekhyun ini memakai kursi roda?
Ji Ah yang mengetahui kemana arah pikiran Irene sontak tersenyum tipis, "Apa kau ingin bertanya kenapa aku pakai kursi roda?" tanyanya ramah. Irene segera menggeleng cepat kemudian meminta maaf.
"Gwaenchana, aku sudah lama sakit dan Baekhyun adalah adik yang baik. Dia selalu merawatku dengan baik. Bukankah dia pasangan yang sempurna. Aku selalu berpikir siapa yang akan menjadi pasangannya kelak pasti beruntung sekali, tapi dia benar-benar kaku jika berbicara soal Cinta. Namun, sekalinya memperlakukan wanita sangat romantis. Apa kamu juga berpikir dia adalah pria yang romantis?" jelas Ji Ah sembari menggenggam tangan Baekhyun, alhasil pria itu tersenyum malu sambil mengusap tengkuknya.
"Kyaaa, Nuna kamu benar sekali. Aku, aku yang akan jadi pacarnya nanti. Hoho," batin Irene yang ngelantur kemana-mana. Maklum, sudah terlanjur berharap.
Irene sontak mengangguk dengan penuh semangat, "Di sekolah dia sangat terkenal sekali, semua murid perempuan selalu berteriak histeris saat melihatnya," curhat Irene yang sebenarnya cemburu saat ada perempuan lain yang bisa memperhatikan Baekhyun secara bebas.
"Benarkah? Apa wajah yang biasa-biasa saja miliknya ini bisa membuat wanita lain hamil online?" kekeh Ji Ah yang menggunakan idiom yang sering digunakan wanita yang menggilai pria populer.
"Menurutku dia tampan sekali, eh!" Irene langsung membekap mulutnya saat keceplosan berbicara. Dan itu membuat Baekhyun tersenyum tipis, tapi Irene tidak menyadarinya sedangkan Ji Ah sudah lebih dulu menyadarinya.
"Irene-ssi, apa anak ini memperlakukanmu dengan baik? Apa dia pernah memberikan sikap romantisnya?" tanya Ji Ah yang mendesak karena sangat penasaran. Ia sangat senang adiknya bisa dekat dengan gadis lain selain teman masa kecilnya, Jieun. Jadi, ia tidak perlu mengkhawatirkan Baekhyun terlalu berlebihan lagi.
"Nuna, jangan katakan apapun lagi. Kasihan Irene tidak nyaman begitu, lebih baik sekarang kita makan," ujar Baekhyun sambil mengerucutkan bibirnya.
"Benarkah? Tapi, yang aku lihat Irene senang bisa membicarakan tentangmu," goda Ji Ah yang tertawa kecil. Baekhyun menghela nafasnya saat sangat mengerti siasat kakaknya ini sehingga membuatnya mengusap tengkuknya.
Setelah diam cukup lama, Irene mengangguk dengan wajah malu-malu. "Dia benar-benar baik dan juga.. Romantis," ungkapnya malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary You [✔]
FanfictionSejak kecil, Irene lebih menyukai hal-hal yang berbau laki-laki. Hal itu membuatnya menjadi gadis yang tomboy, bahkan teman-temannya kebanyakan laki-laki sehingga secara tidak langsung hidup Irene dipenuhi oleh segala aktivitas yang berhubungan deng...