Keesokan paginya, Baekhyun sibuk mondar-mandir di kelasnya sambil mengacak-acak rambut frustasi. Ia merutuki kebodohannya kemarin.
Bagaimana jika Irene marah besar padanya? Duh, kenapa kau melakukan hal bodoh, sih, Byun Baekhyun! Rutuknya pada diri sendiri.
Sehun, Junmyeon, Chanyeol, dan Jongin berhenti memainkan game mereka dan menatap Baekhyun dengan kening mengerut. Mereka saling menatap satu sama lain kemudian sama-sama mengedikkan bahunya.
Jieun yang baru datang menghampiri Baekhyun dan menariknya pergi untuk berbicara serius. Setibanya di rooftop, ia tak melepaskan genggaman tangannya dan Baekhyun meski sedang membelakangi Baekhyun.
"Ada apa, Jieun? Kau ingin bicara apa? Tidak biasanya kau mengajakku bicara kalau bukan karena hal serius," kekeh Baekhyun hendak mengusap-usap kepala Jieun, namun ia tersentak kaget saat Jieun merangsek masuk ke dalam dekapannya.
"Memang serius, aku selalu kepikiran tentang kedekatanmu dan Irene. Tapi, ketahuilah bahwa selama ini aku selalu menyukaimu. Aku selalu memendam perasaan ini karena takut persahabatan kita rusak, tapi aku ingin kau jadi satu-satunya orang yang hanya melihat ke arahku bukan gadis lain," lirih Jieun dan mengeratkan pelukannya.
***
"Kenapa, sih, wajahmu sejak pagi merah begitu? Apa menstruasinya sangatlah sakit? Apa mau aku izinkan guru pengawas supaya kau bisa pulang?" ujar Rose yang memegangi lengan Irene. Gadis itu hanya diam dan menggeleng, ini beda ceritanya.
Irene tidak tahu jikalau ia bertemu Baekhyun nanti, harus berekspresi seperti apa.
"Atau jangan-jangan kau sesak berak?" celetuk Wendy sehingga membuat Irene nencubit pinggangnya, mana dia mengatakannya dengan lantang.
Dan tiba-tiba terdengar suara orang yang menahan tawanya datang dari arah belakang, Irene menoleh dan melihat gerombolan Baekhyun dan teman-temannya. Wajah Irene berubah merona saat tatapannya bertabrakan dengan Baekhyun
Namun, matanya mengerjap berulang kali saat menatap punggung Baekhyun yang mulai menjauh. Apa pria itu berusaha menghindarinya?
"Bukankah harusnya aku yang marah?" teriak Irene histeris sehingga membuat keempat temannya dan teman-teman Baekhyun tersentak kaget lalu menatap kepergiannya dengan wajah melongo.
-o0o-
Nana saem membawa Irene ke klub kecantikan kemudian memperkenalkannya. Namun, rata-rata respon semua orang terlihat sinis kecuali keempat teman-temannya.
Sepeninggalan Nana saem, Irene duduk dengan teman-temannya namun tatapan sinis yang mengarah padanya tak kunjung mereda.
"Aduh, kalau aku satu klub dengan gadis penggoda bisa-bisa aku tidak betah. Lebih baik besok aku keluar," celetuk Saemi.
"Ya sudah, keluar saja sana jangan mendeklarasikan diri untuk mempermalukan dirimu kalau ternyata besok kau datang lagi," sahut Jennie sinis. Taeyeon menggebrak meja dan mendelik kesal ke arah Irene dan teman-temannya.
"Memang benar, kan? Tidak mungkin Baekhyun sunbae bisa tertarik dengannya kalau tidak ada pelet, ups!" sahut Naeun sehingga membuat Irene menunjukkan tatapan tajamnya.
"Dan lagi, kau juga menggoda cowok emas kelas A," tambah Taeyeon sambil menatap Irene sinis. Irene menyeringai kecil, "Mereka semua sahabatku, kalau tidak tahu apa-apa lebih baik kau tutup mulutmu 'kan?" sahutnya sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary You [✔]
FanfictionSejak kecil, Irene lebih menyukai hal-hal yang berbau laki-laki. Hal itu membuatnya menjadi gadis yang tomboy, bahkan teman-temannya kebanyakan laki-laki sehingga secara tidak langsung hidup Irene dipenuhi oleh segala aktivitas yang berhubungan deng...