Sedari tadi Irene menghela nafasnya. Bomi yang berada di samping Irene memegangi pundak Irene, "Hei, kau baik-baik saja? Matamu berkaca-kaca, ada apa?" tanyanya cemas.
Irene mencoba tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya, "Mungkin aku hanya kelelahan," ungkapnya yang tentu saja berbohong.
Tatapannya mengarah pada pemandangan di luar jendela, ia benar-benar geram sekali saat mengetahui keputusan Baekhyun.
Setibanya di sana, Baekhyun sudah menunggu. Ternyata dia sudah sampai lebih dulu. Kesalnya lagi, Jieun senantiasa bergelayut manja di lengan pria itu dan tak henti-hentinya tersenyum.
Irene turun paling terakhir, dan anak laki-laki berlomba-lomba membantunya turun dari bus. Sampai Baekhyun bersuara, "Turunlah sendiri, apa kau tidak bisa?" dengusnya.
Mendengar itu Irene mendelik kesal, "Apa masalahmu, eoh?" balasnya penuh penekanan kemudian turun dengan perlahan dan melewati tubuh Baekhyun begitu saja. Wajahnya tertekuk masam.
Baekhyun menghela nafasnya sembari mengusap wajahnya gusar. Entah kenapa ia memarahi Irene dan tentu saja hal itu akan membuat siapapun yang menerimanya merasa kesal.
"Huh, padahal aku sudah cantik begini karena memikirkannya, tapi dia malah membawa gadis lain. Merusak suasana saja," gerutu Irene yang bergumam seraya menghentakkan kakinya berulang kali.
Chanyeol melambaikan tangannya, menyuruh Irene untuk ikutan bermain frying pan. Irene tertawa lepas saat ia selalu menjadi sasaran kekalahan.
Ketika mereka hendak bermain truth or dare, Bomi memberanikan untuk mengutarakan pendapatnya, "Baekhyun sunbaenim, ayo ikut bermain," ajaknya sumringah. Baekhyun menghela nafasnya sambil menggeleng tak tertarik.
Baekhyun memperhatikan Junmyeon tertunjuk dalam permainan untuk memilih, ia memberanikan diri mengatakan dare. Semuanya bersorak gembira dan Chanyeol langsung mengatakan, "Eoh! Bersikap romantis ke Irene!" celetuknya yang benar-benar senang.
Junmyeon menatap Irene sejenak kemudian bersikap malu-malu dan memeluknya, "Selamat atas kemenanganmu di kejurnas," ungkapnya, Irene dengan senang hati membalas pelukan itu.
Entah kenapa Baekhyun mendengus tak suka. Jieun hendak mengajaknya pergi, namun Baekhyun berdalih bahwa ia cukup lelah setelah menyetir jadi gadis itu memutuskan untuk pergi sendiri sekedar mengabadikan pemandangan yang Indah di sekitar acara party.
Ketika Irene tertunjuk, tanpa ragu ia memilih dare. Teman-teman Baekhyun serentak menunjuk Baekhyun, "Cium dia!" pekik mereka histeris sambil tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah melongo Baekhyun yang kemudian memelototi mereka.
Setelahnya Baekhyun menghampiri kerumunan teman-temannya yang sibuk bermain truth or dare kemudian menarik tangan Irene untuk pergi bersamanya. Lalu suasana menjadi hening sesudahnya. Baekhyun berdehem pelan untuk mencairkan suasana, "Maafkan teman-temanku juga kau merasa terusik," ungkap Baekhyun tak enak saat melihat wajah masam gadis itu.
"Ah, tidak terlalu aku pikirkan kok," balas Irene sambil tertawa renyah kemudian ia meringis dan merutuki kebodohannya yang bermain game tersebut. Sekarang ia bingung harus melakukan tantangannya atau tidak.
Apa Baekhyun menariknya kemari untuk menuntut hal itu? Pikir Irene yang kemudian memukul kepalanya sembari menggerutu. Sudah pasti mustahil, sepertinya dia yang agak berharap.
"Gwaenchana? Aku perhatikan saat kau sampai di sini kau menjalani party-nya dengan wajah yang tidak bahagia. Apa kau tidak suka tempatnya?" tanya Baekhyun yang merasa menyesal.
"Aniya, di sini benar-benar Indah sekali. Aku suka," sahut Irene cepat dan menoleh menatap Baekhyun sejenak lalu membuang wajahnya, "Hanya saja kenapa kau harus membawanya?" batinnya kemudian lalu menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary You [✔]
FanfictionSejak kecil, Irene lebih menyukai hal-hal yang berbau laki-laki. Hal itu membuatnya menjadi gadis yang tomboy, bahkan teman-temannya kebanyakan laki-laki sehingga secara tidak langsung hidup Irene dipenuhi oleh segala aktivitas yang berhubungan deng...