"Bagaimana mungkin itu dia?" batin Irene frustasi seraya menarik rambutnya kuat-kuat. Sekarang Irene sudah mengetahui siapa pria yang sudah menolongnya.
Irene tahu betul punggung yang ia tabrak saat di tangga waktu itu.
"Ya!" teriak Wendy yang buru-buru menghampiri Irene. "Beraninya kau pergi duluan?" sahut Rose.
"Oh, aku ada urusan!" balas Irene dengan satu kali tarikan nafas.
"Ada apa, sih, denganmu? Kau tampak aneh hari ini," ujar Jisoo berpendapat seraya memegangi lengan Irene. "Wajahmu juga memerah," tambahnya sehingga membuat Irene melepaskan diri dari kerumunan sahabatnya.
"Aaahh, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan!" pekik Irene dalam hatinya. Ia berhenti berlari saat Eunwoo memegangi kedua lengannya erat-erat. "Kau serius mau masuk klub basket?" kagetnya.
Irene mengangguk pasti.
"Aku pikir kau akan masuk klub kecantikan," sela Eunwoo sambil menghela nafasnya. Irene mengernyit bingung, "Aku tidak mungkin masuk ke sana. Ayolah, kau seperti tidak mengenalku saja," kekeh Irene.
Eunwoo memeluk Irene sejenak, "Kalau kau merasa sulit jangan lupa beritahu aku," katanya penuh peduli.
"Tentu saja temanku," balas Irene sumringah kemudian berniat pergi menuju kelasnya. Sebenarnya ia jadi tidak sabar untuk menghadiri klub basket nanti sore.
****
"Oh, jadi kalian berempat masuk ke klub kecantikan?" ulang Irene saat mendengar curhatan sahabatnya. Mereka sedang istirahat dan antri mengambil makanan.
"Harusnya kau ikut dengan kami," cemberut Wendy.
"Ya, hentikan! Make up adalah sebuah alergi bagiku," desis Irene sembari mengepalkan giginya dihadapan sahabatnya. "Sangat disayangkan wajah sempurnamu disia-siakan," gumam Jennie sambil merengek berniat membujuk Irene, tapi hasilnya nihil.
"Wah, wah itu EXO. Ayo foto!" bisik murid perempuan disekeliling Irene dan sahabatnya. Kesalnya lagi, sahabatnya juga ikut-ikutan melakukan hal memalukan itu.
Sampai ulah Jennie ketahuan, tapi gadis itu langsung berpura-pura sedang selfie bersamanya. Dia justru menariknya ke dalam drama itu sehingga membuatnya malu.
Apalagi saat Irene tak sengaja menatap mata Baekhyun yang kebetulan mengarah padanya.
"Mau makan apa hari ini?" tanya chef kantin sekolah.
"말린 오징어 (Mallin Ojing-eo)," balas Irene dan Baekhyun bersamaan karena kebetulan baris antrian mereka sama.
"Tinggal satu porsi," balas chef tersebut. Karena memang cumi kering di kantin Seuli High School sangat terkenal enak, jadi cepat habis.
"Kalau begitu aku pesan yang lain saja," kata Irene namun dipotong Baekhyun dengan cepat, "Tolong berikan aku ayam, cumi keringnya tolong kasih ke gadis ini," ujar Baekhyun sehingga membuat Irene menatapnya sejenak.
Jennie, Rose, Wendy, dan Jisoo sudah menahan senyuman mereka sedari tadi karena melihat keberuntungan Irene hari ini.
"Kyaaa, benar-benar gentlemen!" pekik Jennie sembari mendorong-dorong gemas punggung Irene setelah Baekhyun pergi dari barisan antrian.
"Lagipula kenapa bisa sama begitu, ya, seleranya?" heran Wendy yang ikut senang untuk sahabatnya.
"Eoh, ngomong-ngomong tumben sekali kau menggerai rambut?" bingung Jisoo yang baru sadar ada yang berbeda dari Irene hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary You [✔]
FanfictionSejak kecil, Irene lebih menyukai hal-hal yang berbau laki-laki. Hal itu membuatnya menjadi gadis yang tomboy, bahkan teman-temannya kebanyakan laki-laki sehingga secara tidak langsung hidup Irene dipenuhi oleh segala aktivitas yang berhubungan deng...