Sebuket bunga mawar merah, dan dua buah kotak hadiah berbeda ukuran sudah berada di atas meja. Aldi memberikan buket bunga itu dan kotak hadiah berukuran kecil pada saya. Sedangkan saya hanya memberinya sebuah kotak hadiah yang ukurannya sedikit lebih besar dari kotak hadiah milik Aldi.
Ini adalah perayaan anniversary kami. Tak ada yang istimewa, dan memang kami bukan pasangan yang menganut hal-hal seperti itu, hanya bertukar hadiah saja cukup, jika memang waktunya sedang libur seperti ini, akan kami berdua habiskan dengan bersama.
"Sini aku pakein." Aldi mengambil isi kotak hadiahnya setelah saya membukanya.
Sebuah kalung. Lalu dia memakaikannya untuk saya.
Jangan berpikir kalau saat ini kami sedang di sebuah restoran mewah dengan nuansa romantis dan alunan musik indah, saya yang memakai gaun dan Aldi yang mengenakan setelan jas. Itu jelas salah besar. Kami sedang berada di apartemen Aldi, dan kini sedang berada di ruang makan. Aldi hanya mengenakan kaos dan saya mengenakan hoodie berwarna ungu.
Aldi tak suka hal-hal seperti itu dan saya sudah terbiasa untuk tidak diperlakukan seromantis pasangan lainnya. Dengan menghabiskan waktu bersama selama seharian saja, bagi saya sudah cukup.
"Bagus nggak?"
"Bagus. Kan aku yang beliin." Aldi terkekeh melihat saya yang langsung cemberut karena jawabannya.
Dia kembali ke kursinya dan mengambil kotak hadiah yang saya berikan untuknya. "Apa ini isinya?" Aldi membolak-balik kotak tersebut.
Saya menahan tawa. "Buka aja."
"Aku curiga kamu kasih yang aneh-aneh." Aldi membuka itu secara perlahan.
"Buku?" tanyanya setelah kotak tersebut terbuka seluruhnya. "Hal-hal yang Di-su-ka-i Wa-ni-ta." Aldi membaca judul buku berwarna pink itu, lalu tertawa.
"Cocok buat kamu."
Aldi tertawa lagi. "Kamu mau aku ngelakuin hal romantis?"
"Hm." Saya berguman sambil meminum air yang baru saja saya ambil dari lemari pendingin, lalu memilih pergi ke ruang tengah meninggalkan Aldi untuk menonton televisi.
Sebenarnya saya tidak berniat memberikannya sebuah buku. Saya hanya melihatnya secara tidak sengaja saat mengantar Nita ke toko buku dua hari yang lalu. Kebetulan saat itu saya juga sedang tidak tahu harus memberikan hadiah apa pada Aldi. Akhirnya buku itu menjadi pilihan saya.
"Kamu mau aku pelajarin point yang dulu?" Aldi menunjukkan buku itu tepat dihadapan saya dan menghalangi pandangan saya pada layar televisi. Buku itu tengah menunjukkan halaman daftar isi yang berisikan point -point yang mungkin akan disukai perempuan.
"Dari awal," jawab saya asal sambil menyingkirkan buku itu dari pandangan.
Setelah Aldi mengangguk, dia langsung mengambil posisi yang mungkin menurutnya nyaman. Tiduran dengan meletakkan kepalanya di atas paha saya. Saya sempat terkejut hingga beberapa saat menahan napas. Tapi Aldi sudah asik membaca buku itu.
"Jangan baca buku sambil tiduran." Saya merebut buku tersebut.
Tak lama, suara ponsel Aldi berbunyi. Dia bangkit untuk menjawab telepon tersebut. Saya tak tahu siapa yang menelepon, dan tidak ingin tahu juga. Yang saya ingin tahu, alasan Aldi menjauh saat mengangkat telepon itu.
"Aku angkat telepon dulu, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian
Romance[SELESAI] Kalau berkenan mampir, saya akan memperkenalkan pria pemilik senyum indah dan tatapan teduh; pria yang mampu membuat saya berdebar tak sebagaimana mestinya; pria yang selalu bisa membuat desiran aneh mengalir hebat memasuki rongga di sisi...