Bae&Kim | Bad Dreams [Series 03]

541 120 36
                                    

Bad Dreams [Series 03] – Because of you!

Bad Dreams [Series 03] – Because of you!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Mau cerita duluan atau Papah—"

"Pah," Taehyung memanggil pelan. "Papah salah paham. Tidak ada yang hamil disini." Irene menunduk dalam, bibirnya sengaja tertutup rapat. Ia tidak ingin ikut campur dengan urusan mereka, meskipun dalam hati Irene berteriak untuk berbicara dan meminta pertanggung jawaban. Namun, melihat sikap Taehyung yang begitu menyebalkan, Irene tidak ingin tinggal bersamanya. Irene tidak mau mengandung anak dari lelaki yang sama sekali tak menghormati Wanita.

Tuan Kim masih belum puas, jawaban anaknya sama sekali tidak memberi kepastian. Sorotan matanya melirik Wanita yang ada disamping Taehyung, "Apa yang dikatakan anakku benar, nona?"

"Uh?" Irene mengerjap bingung. Tatapannya menyiratkan rasa ketakutan, Ia tidak mungkin berbohong pada orang tua—Ya, ibunya yang mengajarkan. Tapi, jika dalam situasi seperti ini... bolehkah Irene berbohong? Lagi-lagi, Irene menunduk, enggan menatap kedua pria tersebut. "Maaf, Tuan. Apa yang dikatakan anak Tuan benar, ak—aku bahkan tak mengenalnya,"

"Benarkah?"

Dengan cepat Irene mengangguk.

"Baiklah, jika diantara kalian tidak ada yang mau mengaku." Tuan Kim mengibaskan tangannya di udara guna menyuruh salah satu bodyguard mendekat. "Berikan padaku," Sebuah amplop berwarna coklat diterima oleh Tuan Kim, tanpa pikir panjang, lelaki tua itu segera membuka dan mengeluarkan segala isinya.

Detik itu juga Irene dan Taehyung sama-sama terdiam melihat sebuah foto yang menunjukan dirinya tengah berciuman di bilik kamar mandi. Lihatlah, betapa memalukannya mereka. Tap—tapi, bagaimana bisa? Bagaimana bisa Tuan Kim mendapatkan gambar tersebut?

"Masih mau mengelak?"

"Pah, aku bisa jelaskan semuanya. In—ini tidak seperti yang Papah pikirkan, aku dan Wanita ini—"

"Lagi?" Tuan Kim membalikan amplop tersebut hingga semua isinya jatuh diatas meja. Selain foto tadi, ternyata ada yang lebih memalukan. Irene dan Taehyung—mereka... saling bersentuhan diatas ranjang. Tanpa sadar Irene menutup mulutnya saking terkejut, Tidak! Irene yakin, Wanita itu pasti bukan dirinya. Demi Tuhan, Irene tidak ingat apapun. Irene sama sekali tidak ingat jika mereka akan saling berbagi kasih seperti itu. Menjijikan, dirinya sangat menjijikan.

"Pah, kau melanggar privasiku!"

"Oh ya?" Sebelah alis Tuan Kim terangkat. "Bukankah sudah ada perjanjian, jika kau tinggal disini, Papah bebas melakukan apapun padamu?"

"Tapi, ini keterlaluan! Bagaimana bisa Papah memotretku disaat aku sedang—"

"Dan akhirnya putraku mengakui," Tuan Kim tersenyum senang. Usaha menjaga putranya tidak sia-sia, untung saja anak buahnya cepat tanggap dalam menguntit sang anak. Bukan apa-apa, Tuan Kim hanya tidak ingin Taehyung jatuh pada lubang yang salah. Tuan Kim tidak mau anak semata wayangnya rusak dan hancur di masa dewasa. Jika bukan dirinya yang menjaga Taehyung, siapa lagi?

Diam-diam Taehyung mengutuk dirinya. Mulut sialan! Dia harus keceplosan, lantas apa yang harus Taehyung lakukan untuk membela diri? Sejenak, Ia melirik ke samping, dimana Wanita itu berada dan bodoh—betapa kesalnya Taehyung melihat Wanita itu hanya diam tanpa mengatakan apapun.

"Jadi, sudah berapa lama kalian melakukannya... sekali, duakali, atau—"

"Tuan, maafkan aku..." Airmatanya tak dapat dibendung lagi. "Maafkan aku, Tuan. Kami sama sekali tidak ingin ini terjadi, ak—aku tidak bermaksud melakukan hal tak senonoh dengan Putra Tuan, aku dijebak. Aku dijebak oleh seseorang dan dia berniat memperkosaku. Tap—tapi aku tidak tau kenapa akhirnya bisa seperti ini, maafkan aku kumohon... aku sendiri juga malu, aku takut orangtuaku mengetahuinya, Tuan." Kedua bahu Irene bergetar hebat.

Tuan Kim mengangguk mengerti, Ia tahu betul bagaimana posisi Irene saat ini. Pasti amat menyakitkan menjadi seorang Wanita yang harus menanggung malu ketika dirinya sudah tidak suci lagi.

"Aku tau ini bukan unsur kesengajaan, tapi tetap saja... kalian sudah melakukannya." kata Tuan Kim penuh pengertian. "Bukankah jika sudah melakukan harus berani bertanggung jawab, Vizencio Kim?"

"Apa?" Taehyung gugup, jantungnya mulai berirama tak sesuai. "Maksud Papah?"

"Mau tidak mau kalian harus menikah,"

Taehyung dan Irene mendongak serentak.

"Pah, jangan gila! Aku masih muda, perjalanan hidupku masih panjang. Mana mungkin aku menikah di umur sekarang," Taehyung menolak mentah-mentah. Sudah dibilang, Taehyung tidak akan sudi menikah atau bertanggung jawab. Masih banyak yang harus Taehyung lakukan dan Ia tidak mau karena pernikahan—semua yang Ia inginkan kandas, tak terwujud. "Kalau emang dia hamil, biar dia saja yang mengurus. Taehyung bisa memberinya uang, 'kan?"

"Taehyung, jaga mulutmu!" Tuan Kim tampak marah mendengar ucapan anaknya. "Kau pikir hanya dengan uang, Wanita ini akan baik-baik saja? Apa kau tidak memikirkan masa depannya? Dia sudah kotor, Taehyung. Harta yang sudah dia jaga harus hilang karena kelakuanmu!" maki Tuan Kim.

"Papah tahu, hanya kau yang sadar dalam permainan kalian! Kau memanfaatkan kesempatan karena kau juga menginginkannya. Anak tidak tahu malu, kau benar-benar jadi lelaki brengsek, Vizencio Kim!"

Bagaikan jarum tajam, ucapan Tuan Kim mampu menohok hati Taehyung. Berulang kali, Tuan Kim memanggilnya nama samara, dimana beliau paling membenci nama tersebut. Tuan Kim akan menganggap Taehyung sebagai anaknya apabila Ia memanggil Kim Taehyung, namun hari ini—Tuan Kim seakan membencinya.

"Nona, kau tidak perlu khawatir...aku akan menjamin putraku bertanggung jawab atas tindakannya."

Buru-buru, Irene menggeleng. "Tidak, Tuan. Putramu tidak perlu melakukan itu, aku baik-baik saja, sungguh. Lagipula, ini semua salahku. Jika saja aku tidak bodoh..." Suara Irene menghilang terganti suara tangis. Jujur, hatinya semakin hancur mendengar penolakan lelaki disampingnya. Bukan karena apa, Irene tidak mau menanggungnya sendiri. Namun, Irene tahu jika sekali lelaki menolak... maka Ia akan tetap menolak.

"Kau tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri. Ini salah kalian berdua, jadi kalian harus bertanggung jawab bersama-sama."

"Tuan... aku serius. Kami bisa melupakannya, aku akan menganggap ini semua tidak pernah terjadi. Sekalipun aku hamil, aku akan..." Irene menggigit bibirnya dalam-dalam. "...aku akan merawatnya sendiri." Katanya diakhiri senyuman kecil dengan mata berkaca-kaca.

The Life Of: Bae & Kim™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang