Bae&Kim | Tentang Reyhan

446 76 12
                                    


Hayo! Masih ada kah yang menyimpan cerita ini di library?

...

Cerita Pendek [Beberapa series]

TENTANG REYHAN 

BAE IRENE as RAYNA UTAMI NAZAFARIN

KIM TAEHYUNG as REYHAN PERDANA

KIM TAEHYUNG as REYHAN PERDANA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rayna Utami Nazafarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rayna Utami Nazafarin."

Langkah Rayna terhenti mendengar namanya disebut. Suaranya seperti tak asing, pikir Rayna. Dia memandang segala arah mencari sumber suara.

"Di belakang lo,"

Lantas, Rayna memutar seluruh tubuhnya menghadap belakang. Dia melihat sosok gadis cantik berbalut pakaian kantor. Gadis itu maju beberapa langkah, berdiri tepat di hadapan Rayna.

Rayna mengerutkan dahi, sedikit bingung mendapati sosok teman masa SMA berada di lingkungan Sekolah, tempat Rayna bekerja. Setahunya, jarak tempat kerja gadis itu cukup jauh dari sini.

"Mayang? Kamu ngapain disini?" Rayna tersenyum lebar, menyambut temannya. Mereka ini cukup dekat, bahkan menjadi satu geng dari awal SMA sampai akhir.

Hubungan keduanya terbilang baik-baik saja sejak pertama, mereka tidak pernah bertengkar karena masalah apapun. Semua teman sekelas pun tahu sedekat apa Rayna dan Mayang, hingga mendapat julukan anak kembar yang akur.

Namun, kali ini, julukan tersebut menghilang karena Rayna menyadari sesuatu yang tidak beres disini. Wajah Mayang tidak bersahabat seperti biasanya.

"Gue mau ngomong sama lo." Mayang melipat kedua tangannya dengan tatapan tajam.

Benar dugaan Rayna.

"Mayang, mau ngomong apa?" Sebisa mungkin, Rayna menahan bibirnya untuk tetap tersenyum.

"Ini tentang Reyhan. Adik gue."

"Ah, Reyhan." Rayna mengalihkan pandangannya, genggaman Rayna pada tali tasnya semakin mengerat. Seharusnya Rayna sudah menebak jika Mayang akan melakukan hal ini setelah apa yang terjadi pada Reyhan, adik Mayang sekaligus murid di Sekolahnya. "Ada apa sama Reyhan?"

"Dia usir dari rumah!"

"Diusir?" Rayna memekik kencang. Kedua matanya melebar, sangat terkejut mendengar ucapan Mayang. "Kok bisa?"

"Gara-gara lo! Lo ngadu 'kan ke bokap gue kalau Reyhan itu anak berandal di Sekolah, ikut tawuran lah, suka bolos, datangnya sering telat. Semua keburukannya lo bilang ke bokap gue!" kata Mayang tersulut emosi.

"Nggak, Mayang. Aku nggak ngomong gitu sama om Rivaldi. Aku cuma—"

"Alah! Gue udah tahu semuanya. Bokap sendiri yang bilang sama gue." Seketika tubuh Rayna mematung di tempat. "Selama ini gue pikir seorang Rayna Utami itu baik. Tapi, ternyata lo jahat, Ray!"

"Mayang, dengerin aku dulu. Aku ngadu karena sikap Reyhan udah keterlaluan. Bahkan, dia..." Suara Rayna menghilang. Matanya terpejam mencoba menghilangkan memori kejadian menyedihkan tersebut.

"Apa?!"

Rayna mengatup mulutnya rapat-rapat.

"Bukannya murid kayak gitu wajar di Sekolah? Pasti banyak kok yang melebihi Reyhan. Lo cuma perlu ngasih surat peringatan pertama sama dia, nggak perlu diaduin ke orang tua."

Mayang sangat frustasi akan keputusan orang tuanya yang mengusir Reyhan. Sebagai kakak pertama, dia sangat marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menahan sang adik tetap tinggal. Seandainya saja, Rayna tidak mengadu masalah Reyhan, mungkin ini tidak akan terjadi.

"Maaf, Mayang. Tapi, itu udah peraturannya. Aku udah berulang kali kasih surat peringatan sama Reyhan, tapi tetap aja dia nggak berubah. Sampai akhirnya, Kepala Sekolah nyuruh aku panggil keluarganya."

"Tsk," Mayang membuang napas kasar. "Kenapa lo nggak panggil gue?"

Rayna terdiam beberapa saat. Dalam hati, Rayna tidak mau mengatakan ini, tapi ini perlu diperjelas supaya tidak terjadi salah paham.

"Reyhan yang mau. Katanya dia nggak mau ganggu kamu. Dia nggak mau kamu kerja sambil mikirin masalahnya, Reyhan tahu beban kamu udah banyak, jadi cukup ayahnya aja yang ngurus semua."

...

Langit semakin menggelap tatkala Rayna menginjakkan kakinya di depan rumah. Kedua lengannya penuh membawa beberapa kantong belanja dari warung depan komplek. Sekarang sudah akhir bulan, persediaan makanan mulai habis secara bertahap.

Ya, meskipun Rayna tinggal sendiri, ada saja tamu lain yang datang. Dia itu orangnya cukup royal, Rayna bisa menyediakan dua menu makanan untuk satu orang tamu. Belum lagi semua stock cemilan di keluarkan. Tapi, tak apa, justru Rayna berterima kasih pada teman-temannya yang sudah meramaikan rumahnya.

Berkat mereka Rayna tidak merasa kesepian.

Rayna mencari kunci di dalam tas sebelum sampai depan gerbang. Rambut panjangnya menutup sebagian wajah, hingga jalan pun tak bisa dilihat. 

Ketika sudah dapat, Rayna mengibas rambutnya bagaikan model iklan shampoo, angin malam menerpanya hingga anak rambut ikut tersisir ke belakang.

Namun, sayangnya iklan tersebut harus terhenti karena tiba-tiba wajah Rayna berubah terkejut melihat sosok lelaki di depan gerbangnya.

Menyadari kedatangan Rayna, tubuh lelaki itu menjauh dari sandaran motor besar. Perlahan bangkit, kemudian menghampiri Rayna tanpa ekspresi.

"Lama banget sih pulangnya! Dari tadi saya udah nungguin tahu." Omel lelaki tersebut. "Mana kuncinya? Saya mau mandi nih, bau keringet gara-gara main bola."

"Ka... kamu ngapain di Rumah saya?"

"Mau mulung! Ya, mau nginep lah cikgu."

"Ha? Ngi... nep?!"

"Iya. Cikgu harus tanggung jawab karena udah buat saya di usir." Benar. Dia adalah Reyhan Perdana, anak dari Om Rivaldo dan adik kandung Mayangsari. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba lelaki itu sudah menunggu di depan rumah Rayna.

Bagaimana Rayna tidak terkejut?

Argh, Rayna menggeram dalam hati. Tidak kakak, tidak adik, selalu saja membuat Rayna hampir jantungan.

"Y... ya, itu urusan kamu, Reyhan! Inget saya itu guru kamu. Harus sopan,"

"Tahu kok, di Sekolah emang guru, tapi kalau di luar 'kan pacar." Reyhan tersenyum manis sembari memainkan kedua alisnya.

...

The Life Of: Bae & Kim™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang