Bae&Kim | Neighbor [Series 01]

1.1K 126 4
                                    


Masih ingat part Neighbor [Dijodohin?!] Ini kelanjutannya.

____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____

Langkah Aqila terhenti, entah sejak kapan dua orang lelaki berwajah serius mengikutinya. Semenjak keluar dari minimarket tengah malem gini, Gadis itu baru sadar saat Ia menoleh ke belakang dan mendapati mereka tengah tersenyum geli sembari menatap tubuh Aqila.

Mulanya, Aqila tak menggubris. Ia mencoba positif thinking terhadap dua lelaki tersebut. Namun, semakin di diamkan, mereka semakin jadi. Aqila tak tau bagaimana bisa mereka sudah ada didepannya. Menghadang Aqila, lalu memberikan tatapan mengerikan seolah Aqila adalah mangsanya saat itu. Oh, ayolah, Aqila tau kalau Aqila ini cantik. Tapi, bisakah mereka tidak berlebihan seperti itu?

“Boleh juga nih mangsa.” Salah satu lelaki itu berkata pada temannya.

“Sikat, bang!”

“Si—siapa kalian?!”

Tak disangka, kedua lelaki itu mendekat ke arahnya. Sial, sial. Jantungnya berdegub tak karuan, siapapun yang melihat wajah Aqila tau bahwa gadis itu tengah panik sekarang. Kalian pernah menonton film atau sinetron yang ada adegan gadis dihadang preman? Aqila takut jika itu terjadi pada dirinya.

Bagaimana jika mereka merebut keperawanannya? Lalu, melecehkannya seakan Aqila ini gadis murahan yang bisa disentuh siapa saja? Yatuhan, tolong Aqila. Salahkan jika Aqila berharap ada pahlawan yang datang menyelamatkannya?

“Mau apa kalian? Jangan coba-coba ya!” tangannya menjulur seolah memperingati, hingga  menciptakan jarak diantara mereka. Namun, mereka tak takut. Salah satu dari mereka mencoba memegang tangan Aqila dan yang satunya menghadang ke belakang tubuh gadis itu.

“Neng, jangan galak gitu dong. Kita kan cuma mau kenalan.”

“Omong-omong neng udah punya pacar belum?” lelaki dibelakang Aqila berbisik hingga bulu kuduk Aqila merinding, reflek gadis itu menjauh. “Kalau belum...boleh lah,”

Kedua lelaki itu tertawa senang.

Sialan, bisa-bisanya mereka tertawa diatas penderitaan Aqila? Tidak tau apa Aqila sedang ingin menangis?

“Tenang, neng. Kita main alus kok, anti kasar.”

Brengsek.” Aqila memaki sembari memberikan tatapan tajam pada dua lelaki itu. Meskipun kedua matanya tengah memerah menahan tangis, Aqila tak bisa diam seperti ini. “Saya minta kalian pergi sekarang. Sebelum saya teriak!”

“Teriak? Emang neng bisa teriak?” Lelaki itu meledek.

“Percuma, sayang. Disini sepi nggak ada yang denger. Mending simpen suara kamu buat des—BUGH, Argh!” Salah satu preman itu berteriak setelah mendapatkan tendangan tepat di selangkangannya.

“SUKURIN!” Aqila hendak berlari, kabur darisana.  Namun, tak semudah itu. Lelaki yang berada dibelakang Aqila segera menangkap gadis itu tersebut dengan cara memeluknya dari belakang.

“Ah, mau kemana lo?! Mau coba kabur ya setelah nyakitin temen gue?”

Aqila berontak, “LEPASIN! TOLONG, TOLONG!” Susah payah, Aqila memukul-mukul tangan preman yang tengah memeluknya. Ingat, tenaga satu perempuan tak sebanding dengan tenaga seorang pria. Sekuat apapun, Aqila mencoba melepaskan, mereka akan tetap menang.

“Dasar cewek sialan!”

PLAK!

“AAAA!” Aqila berteriak. Gadis itu menangis, menjerit saat rasa panas menjalar pada pipinya. Sungguh, baru kali ini Aqila merasakan rasanya ditampar oleh seseorang, kedua orangtuanya saja tidak pernah. Tapi orang ini—Aqila menumpahkan segala sumpah serapah dalam hatinya.

Gadis itu tetap memberontak. Ia tak peduli betapa menyeramkan tampang lelaki tersebut. Aqila tak peduli. Sekalipun dirinya harus terluka, Aqila harus pergi darisini. Aqila tidak mau jadi korban pelecehan.

“DIAM NGGAK?! MAU GUE TAMPAR LAGI, HAH?!”

“LEPASIN... SAYA MOHON, LEPASIN SAYA...” Aqila menangis kencang. Kepalanya menggeleng, menolak segala kenyataan yang kini sedang terjadi. Isakan gadis itu juga membuat bahu Aqila bergetar hebat. Aqila tidak mengerti dosa apa yang sudah Ia perbuat sebelum ini? Mengapa kejadian ini harus menimpanya?

“Lo pikir kita bakal lepasin gitu aja?!”

Pada dasarnya, memang tidak semua lelaki memiliki perasaan. Aqila tak tau, bagaimana bisa lelaki menjadi makhluk lebih jahat daripada iblis? Aqila tidak tau kenapa mereka bisa memperlakukan wanita sejahat ini tanpa memikirkan siapa yang melahirkan mereka.

“Cepet kasih hukuman bang. Sebelum ada yang ngeliat.”

Aqila menggeleng keras. “NGGAK! SAYA NGGAK MAU! SAYA NGGAK MAU! TOLONG! TOLONG!”

PLAK!

Arghh...” Aqila meringis, perih. Sekarang dua cetakan tangan tercetak jelas pada pipi gadis itu.

Demi Tuhan, Aqila bersumpah. Semis Ia masih hidup setelah ini, Aqila akan menuntut—tidak, jika bisa Aqila akan membunuh mereka dengan tangannya sendiri.

“Bawa dia ke gang sebelah.”

Jangan, saya nggak mau, yatuhan. Tolong...saya butuh dia...

The Life Of: Bae & Kim™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang