Bonus Chapter 2 [Cuplikan Squel]

177 12 0
                                    

Keesokan harinya. karena insiden tersebut, membuat hubungan Jason dan Samuel menjadi renggang bagaikan ada sebuah tebing yang tinggi melebihi tebing China  yang memisahkan mereka. Walaupun Jason terus memasang wajah judesnya tetapi Samuel justru melakukan hal sebaliknya. Ia memberikan senyuman cerah secerah matahari terbit untuk menghilangkan kegelapan.

"Sabar bro, Jason masih belum bisa menerima kenyataan." Fahri mencoba menenangkan hati Samuel.

Samuel tersenyum kikuk, "Iya, mungkin begitu." Ucapnya dan ia berjalan menuju kelasnya. Jangan lupakan Fahri yang ikut mengekor dibelakangnya.

Saat hendak belok untuk masuk ke kelas, tanpa sadar mata Samuel melihat pemandangan yang sangat tidak mengenakkan. Samuel melihat kejadian yang sama saat ia masih sekolah di kota Jeju. Lalu, Samuel berkata pada Fahri ingin ke kamar kecil.

Mendapatkan anggukan polos dari Fahri, Samuel lari menuju belakang gudang. "Sebegitu kebelet nya kah dia ?" Kata Fahri yang tentu saja tidak dapat terjawab.

Grep!

Samuel menahan tangan siswi yang ia lihat kemarin saat di perpustakaan. "Sudah cukup. Kalian pergi ke kelas kalian atau foto ini gue sebar!?" Ancam Samuel sambil menunjukkan hasil karya di ponsel canggih nya dan membuat ketiga siswi tersebut diam seribu bahasa.

"Aishhh! Ayo kita balik ke kelas." Kata salah satu siswi yang Samuel yakini dia adalah big bos nya.

"Kau siapa ?" Tanya gadis bersurai coklat. Si korban bully.

"A-aku..." Ucapan Samuel terhenti saat ponsel yang ada di saku nya berdering.

"Tunggu sebentar ya." Ucap Samuel pada gadis itu.

Samuel sedikit berjalan menjauh, lalu menerima panggilan dari ponselnya. "Iya Bun ?"

"....."

"Ohh oke, Samuel sama Hanna kesana sekarang."

"....."

"Wa'alaikumsalam." Samuel memasuki ponselnya di kantung celananya. Ia berbalik ingin melihat kondisi korban bully tadi namun, gadis itu tidak ada di tempat nya.

Ia ingin sekali mencarinya tetapi ia tidak banyak waktu sekarang. Hanna pasti sudah menunggu nya dengan wajah kesal tapi tetap saja ia terlihat cantik bahkan walaupun sedang marah.

Samuel menatap punggung kembarannya yang tengah melihat kanan-kiri dengan raut gelisah bercampur amarah.

"Maaf, tadi lagi ada urusan." Ucap Samuel pada Hanna.

"Hiks... Bang Samuel... Ayah.... Ayah masuk rumah sakit." Histeris Hanna membuat Samuel terkejut.

"Hah? Yaudah ayo kita berangkat sekarang." Kata Samuel berusaha menenangkan dirinya agar tidak ikut panik.

Di dalam mobil, Hanna tidak berhenti nangis malah ia semakin kejer karena lelucon aneh Samuel yang menurutnya tidak lucu sama sekali.

Sampai dirumah sakit, Hanna dan Samuel langsung berlari menuju ruangan Ayah (Suho) mereka dirawat. Di ruangan, Anna dengan telaten menyuapi suaminya yang baru saja siuman.

"Bunda... Appa gwaencana kan ?" Tanya Hanna panik, lebih tepatnya sangat panik.

"Ayah gapapa sayang." Kata Suho dengan suara parau nya. Wajahnya pucat namun tidak sepucat tadi.

Samuel duduk di bangku samping kanan Suho dan ia menyuruh Hanna untuk duduk disampingnya.

"Ayah kenapa bisa seperti ini sih ?" Hanna menatap Suho dengan mata penuh kekhawatiran.

"Ayahmu habis ditipu dan membuat perusahaan cabang SM yang di Indonesia hampir terancam bangkrut. Untung saja keluarga Jung Corp membantu kita dengan menaruh sahamnya" Anna menjelaskan dengan nada lesu.

Hanna mulai bernafas lega. "Lalu, kenapa kalian terlihat lesu begitu ? Kan sekarang perusahaan nya baik-baik saja."

"Perusahaan baik-baik saja. Hanya saja..." Ucap Suho menggantung. Ia tidak mau ada yang harus dikorbankan. Ia cinta keluarga nya.

"Hanya saja kenapa yah ? Ayah kalo bicara jangan setengah-setengah dong." Kata Hanna kesal. Karena dia tidak suka bila ada seseorang yang ingin berbicara pada nya namun dia menggantungkan ucapan nya.

1

2

3

4

5

"Hanya saja... Kau harus menikah dengan putra satu-satunya mereka."

Kaget.

Itulah yang dirasakan Samuel dan Hanna.

Samuel melihat ke arah kembarannya sebentar, lalu melihat ke arah kedua orangtuanya dengan tatapan kesal. "Yasudah! Biar saja perusahaannya bangkrut! Kan ayah bisa bantu bisnis kuliner Kakek!"

"Kalau saja yang dilakukan semudah ucapan mu pasti ayah lakukan. Tetapi banyak orang yang mengharapkan kehidupan mereka di perusahaan ini. Banyak nyawa manusia yang ayah tanggung. Tapi disatu sisi ayah tidak ingin putri bungsu ayah jadi korbannya." Samuel yang mendengar menuturan Ayahnya cuma bisa menendang angin dengan kesal.

Hanna menunduk sebentar, ia menghapus air matanya. "Baiklah, Hanna setuju jika itu yang terbaik untuk kita semua." Ucapan Hanna membuat Samuel, Suho, dan Anna terkejut.

Lalu Suho menyuruh Hanna mendekati nya. Ia memeluk putri nya. Hanna benar-benar mirip dengan istrinya, rela berkorban demi orang lain yang dia sayangi.

"Tenang saja... Jaehyun adalah seorang pria yang baik, kamu tidak akan disakiti sama dia." Bisik Suho berusaha menenangkan Hanna.

Suho melepaskan pelukannya lalu menatap Samuel, Anna, dan Hanna secara bergantian. "Besok kita resmi pulang ke Jakarta dan kalian berdua juga akan pindah sekolah disana."

Entah perasaan apa ini, rasanya terlalu nano-nano bagi Hanna dan Samuel. Hanna sangat senang karena bisa bertemu dengan teman-teman kecilnya, akan tetapi dia sedih karena harus meninggalkan teman-teman nya yang sekarang. Sedangkan Samuel, dia senang karena bisa terbebas dari para fans yang ada di sekolah, tetapi disisi lain ia juga tidak bisa meninggalkan Korea Selatan tanpa menyelesaikan tugasnya.

"Ayah, bagaimana kalau berangkat nya setelah selesai sekolah ?" Pinta Samuel membuat Suho menatap nya heran. Bukannya dua hari yang lalu Samuel meminta dirinya untuk dipindahkan ke Jakarta ? Mengapa sekarang ia mau memperlambat nya ?

Mengerti dengan arti tatapan sang Ayah, Samuel tersenyum. "Ada suatu hal yang harus Samuel urus sebelum kembali ke Jakarta.

Suho tersenyum bangga. Ternyata anaknya sudah dewasa. Sebenarnya, dirinya mengetahui masalah Samuel dengan ketiga sahabat nya namun Suho ingin melihatnya dulu apakah putra satu-satunya bisa menangani masalah nya atau tidak dan ternyata putranya sudah bisa membereskan masalah nya sendiri tanpa bantuan dirinya.

Seperginya Samuel dan Hanna, Anna tersenyum lalu berbisik pada Suho. "Anak kita sudah dewasa ya."

Suho berbalik menghadap Anna, "Itu berkat kamu sayang."

Cup. Suho mencium kening Anna.

🌑☀️

Assalamu'alaikum...

Terimakasih telah membaca dan memvote cerita ini.

Atas kesalahan dan ketersinggungan dalam cerita saya, selaku author cerita ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya 🙏

Thanks for your follow and vote, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

See you in Squel 🤗😉

Bagai Bulan dan Matahari ❌ SuhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang