"Maaf pacar gue lagi nggak mau diganggu," ucap Nusa yang kemudian langsung menggendong Ziva untuk dipindahkan ke kursi depan, baru kemudian mengisi tempat pengemudi.
Nazril menatap keduanya kosong. Sakit rasanya, tapi harus apa ia sekarang?
"Akhirnya kesialan aku bisa pindah ke kamu," sahut Reira bangga. Tak sadar bahwa air seninya sudah pergi meninggalkan kantung kemih.
Diam-diam Zidan tertawa. Sungguh dua manusia di depannya ini sama-sama sial. Tak sadar sudah buang air kecil di rok, dan yang satunya ditolak mentah-mentah.
"Re, kamu nggak sadar?"
Nazril masih menatap kepergian mobil Nusa tanpa harapan. Begitu sesak rasanya, bahkan sang dada terus berteriak histeris menyaksikan mobil bermerk Fortuner yang semakin jauh. Selamat tinggal, Ziva-ku. Semoga kamu cepet putus sama Nusa, Beb, batin cowok itu.
Reira menoleh. "Apa?"
"Rok kamu basah."
Reira menepuk jidat. Aduh, bagaimana bisa ia tak sadar? Apa jangan-jangan penyebab kepergian Nusa tadi disebabkan oleh bau khas tubuhnya sendiri?
"Dah, aku nggak jadi ke rumah Ardi. Kamu aja sama Nazril."
Nazril menggeleng cepat. Ia masih ingin menenangkan sang hati, tak mungkin bila harus menangis di rumah adik kelas. Mau ia letakkan di mana wajah tampannya itu?
"Berarti nggak jadi, nih, ke rumah Ardi?"
Reira dan Zidan sontak melengos pergi begitu saja. Gadis itu segera berlari cepat, apalagi lupa membawa jaket yang seharusnya bisa ia pakai untuk menutup. Sungguh sial nasib Reira hari ini.
🐼🐼🐼
Nusa tak lagi main-main dengan keadaan. Ia melaporkan segala kejadian yang sudah diperbuat Biru pada Ziva menggunakan beberapa bukti yang menginap di ponsel milik Ziva pada pihak berwajib.
Pria itu dapat dijerat dalam beberapa pasal, seperti pencemaran nama baik atas drama yang sudah ia buat dan pelecehan seksual terhadap gadis di bawah umur.
Sora sama sekali tak dilaporkan, karena ia pikir, anak itu hanya melakukan kebodohan atas pengorbanan yang dipaksakan.
"Kak, aku takut kalo Mama liat be-bekas ini." Matanya masih berair saat mereka berjalan ke luar dari kantor. Lirikkan matanya terus mengarah pada bekas ciuman pria berengsek itu tadi.
Nusa tampak emosi saat menyadari hal itu. Beruntung ia berlari dengan cepat. Jika tidak, bisa saja bekas itu menjalar lebih banyak sampai bagian bawah.
"Aku harus ngapain?"
"Pake baju tertutup."
"Tapi aku malu, Kak. Beberapa hari lagi Mama sama Papa bakal adain peresmian hotel, masa iya harus pake baju begitu?"
"Nggak apa biar sopan. Lagian lo pake baju apa pun juga cantik."
Ah, kalau kalimatnya sudah seperti ini, segala macam air mata rasanya kembali tertidur. Senyumnya kembali terlihat setelah beberapa lama senang bersembunyi.
"Besok gue mau bawa Sora ke rumah buat klarifikasi semua kebohongan dia di depan keluarga gue. Boleh?"
Ziva mengangguk pelan.
"Apa lo mau ikut?"
"Nggak usah, Kak. Aku males liat muka setan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama Queen Life [COMPLETED]
أدب المراهقين[Completed] Nusa akan berusaha untuk mempertahankan eksistensi eskul choir walau peminatnya bisa dihitung menggunakan jari. Tak peduli seberapa banyak tawaran untuk mengikuti olimpiade, fokusnya hanya ada pada eskul choir. Di tengah perjuangannya it...