31 December
"aku lelah dengan semua ini."ujar seorang gadis berparas dewi kepada lelaki yang berdiri berhadapan dengannya.
Lelaki itu menatap kedua matanya dengan dalam. Tidak paham maksud
dari kalimat yang baru saja keluar dari bibir mungil berbentuk hati milik gadis itu.
"apa maksud mu Jisoo?"Kim Jisoo nama gadis itu. Gadis yang terlahir dengan hidup yang hampir sempurna. Putri dari salah satu pengusaha terkaya di Korea Selatan yang berpengaruh bagi negara, cucu kesayangan orang yang paling berpengaruh bagi perekonomian negara. Selain itu, dia juga berbakat dalam bidang apa pun. Selalu menjadi pusat perhatian karena dari keluarga yang berada. Visual tidak manusiawi yang membuat lawan jenisnya selalu mengejarnya dan mendekatinya dan yang sejenis selalu berusaha untuk menjadi temannya, ada pun yang iri dengan kecantikannya.
Namun, dari sekian banyak cowok yang mendekatinya, hanya 1 lelaki yang mempu mendapatkan hatinya. Gadis most wanted ini terlalu sulit untuk didekati."ayo akhiri semuanya."
Kalimat itu membuat namja yang mendengarnya paham sekarang. Dia tersenyum dan menggeleng pelan. Senyumannya yang jarang dia tunjukan kepada orang lain. Hanya untuk Jisoo.
"Jinyoung, aku lelah dengan semua ini...Aku tidak ingin melihat mu tersakiti seperti ini lagi."ujarnya mengelus memar di wajah Jinyoung,
Park Jinyoung namanya. Pria yang cuek dan sedingin es ini mampu membuat seluruh lawan jenisnya berteriak histeris saat melihat ketampanannya yang melewati batas wajar. Dia memang cuek, tapi tidak saat bersama Jisoo.
"ayo mulai semuanya dari awal."ujarnya meraih lengan Jisoo, menahannya yang hendak pergi.
Dia harus meluruskan semuanya. Tentang kesalahpahaman yang memperumit hubungan mereka. Kesalahpahaman yang membuat Jisoo ingin mengakhirinya.
"kau sudah makan?"tanyanya pada Jisoo yang terlihat lemas sekarang.
Bagaimana tidak lemas? Gadis itu bahkan melewatkan makan siangnya hari ini. Menolak semua ajakan makan siang bersama teman-temannya yang khawatir dengan keadaannya sekarang. Bolos dan pergi ke rooftop untuk mencari udara segar. Apakah dia pikir Jinyoung tidak tau semuanya?
Pertanyaan Jinyoung membuatnya terdiam dan menggeleng pelan. Jinyoung tersenyum saat melihat gelenggan darinya. Ini lah salah satu alasan kenapa hanya Jisoo lah yang mampu mendapatkan perhatiannya. Gadis itu polos.
"ayo makan."ajak Jinyoung yang langsung mendapat penolakan darinya.
"tidak."
"kau harus makan.."
"aku ingin pulang."
"aku akan mengantar mu pulang setelah selesai makan."
Keduanya berakhir di restoran cepat saji di malam musim dingin ini. Jinyoung hanya melirik Jisoo yang dari tadi sibuk dengan ponselnya dan tak berhenti menyerput sodanya.
Hanya dengan melihat gadis yang berada di hadapannya, Jinyoung bisa tersenyum. Andai saja mereka tidak berbeda.."Soo-ya.."
"hm?"
"kau terlihat cantik malam ini."
Jisoo menghela nafasnya panjang, meletakkan ponsel berlogo apple dengan 3 camera di belakang di atas meja dan pandangannya menatap Jinyoung. Jujur saja, banyak sekali pertanyaan yang ingin dia tanyakan kepada Jinyoung. Tapi, semuanya hilang ketika dia bertemu dengan Jinyoung sejak malam itu.
"apa yang ingin kau luruskan Jinyoung?"
Jinyoung terdiam. Semua yang ingin dia jelaskan kepada Jisoo hilang begitu saja saat Jisoo bertanya langsung kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES
FanfictionKeduanya harus berpisah karena alasan mereka sendiri. Jinyoung yang merasa dirinya tak pantas untuk Jisoo dan Jisoo yang tidak ingin Jinyoung semakin tersakiti. Masa lalu memang tak kan bisa terlupakan Tapi, masa depan sedang menanti mu. Semua ora...