24| Sehun's Accident

312 23 1
                                    

Jisoo tersenyum simpul mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut Jinyoung, "Apa kau pikir dengan punya banyak uang, kau bisa mempengaruhi pikiran eomma ku tentang kita?"

Jinyoung terdiam, berpikir sejenak.

"Jinyoung, apa kau sudah lupa siapa eomma ku? Siapa Sandara? Siapa Kim Dara?"

Jinyoung menghela nafasnya pelan, menatap kedua mata gadis itu, tangannya beralih mengelus pipinya, mencoba untuk menenangkannya. "Hei, tenanglah.."

"Apa kau pikir ibu ku tidak tau kalau aku sedang bersama mu sekarang? Tidur di tempat mu tadi malam?"lanjutnya lagi.

"A-apakah eommoni masih memata-matai mu?"tanyanya menjauhi tangannya dari pipi Jisoo.

"Jinyoung, ku rasa kau memang sudah lupa dengannya.."balasnya pelan.
"Dia bisa melakukan apa pun yang dia mau. Begitu juga dengan surat itu."lanjutnya pelan.

"Mak-maksud mu?"

Jisoo menggenggam kedua tangan pria itu, "Lee Minho, dia orang eomma ku.."

"Maksud mu manager Lee?"

"Dan perusahaan tempat kerja mu itu... Aku tidak suka menyebut namanya, tapi SJ dibawah kendali Seok Jin."lanjutnya membuat kedua mata Jinyoung membulat, menatapnya dengan tidak percaya.
"Aku tau, sulit untuk mempercayai ku.. Tapi, percaya lah pada ku.."

Jinyoung tersenyum dan mengangguk pelan, "Iya, aku percaya dengan mu.."

**

Tablet yang diberikan Nayeon langsung dicampakkan ke lantai oleh Jin yang baru saja membaca judul berita. Dia langsung membanting meja kerjanya, menyingkirkan semua kertas yang terletak di atasnya.
Nayeon yang melihatnya hanya bisa diam mengelus dada, sabar menghadapi bosnya yang satu ini.

"Dimana Park Jinyoung?!!"

"Dia tidak masuk hari ini."

"Cari dia sampai dapat!"

Nayeon mengangguk paham dan segera keluar meninggalkan setan yang sedang mengamuk itu. Baru sehari dia diangkat sebagai sekretaris Jin, dia sudah pusing dengan kelakuannya.
"Gak kakak, gak adik sama aja.."gumamnya pelan menutup pintu ruangan pria itu dengan rapat.

"Ekhm, permisi."ujar seorang gadis berambut pirang, berponi membuat Nayeon melihat kearahnya.

Gadis itu menyerahkan sebuah amplop kepada Nayeon, "Aku disuruh untuk memberikannya pada direktur utama. Sepertinya, kau sekretarisnya. Tolong berikan surat ini padanya."lanjut gadis itu setelah Nayeon menerima suratnya.

"Nee, tapi dari siapa?"

"Umm.. aku tidak tau namanya. Yang jelas, seorang gadis yang cantik sekali memberikannya pada ku."

Entah kenapa, pikiran Nayeon tertuju pada Jisoo sekarang. Padahal, ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan anak itu.
"Baiklah, aku akan memberikannya pada direktur Kim.."ujar Nayeon tersenyum pada gadis itu.

Gadis itu pun mengangguk dan segera pergi meninggalkan tempat sialan ini. Kalau saja dia tidak dibayar, dia tidak akan sudi menginjak lantai kantor ini.

**

Jisoo tersenyum, menyambut gadis yang baru saja mengetuk kaca mobil. Begitu juga dengan Jinyoung hanya hanya diam melihat Jisoo yang begitu cantik..

"Kau sudah memberikan padanya langsung?"tanya Jisoo memastikan sebelum memberi amplop yang berisi cek yang nominalnya tidak kecil.

Gadis itu mengangguk, "Sudah ku berikan pada sekretarisnya."tangannya sudah siap menerima amplop itu.

MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang