"Hya Kang Seulgi, apakah kau bisa berbicara tanpa memekik?!"tanya Jisoo kesal. Dia tidak budeg, untuk apa Seulgi memekik? Ya, Jisoo tau kalau sahabatnya yang bernama Seulgi ini sedang senang. Tapi, apakah dia harus memekik?!
"Hyaa Jisoo, aku sedang senang! Cepatlah!"balas Seulgi kesal dibalik benda pipih milik Jisoo.
"Aku sedang menyetir Seulgi sayang, sebentar lagi aku sampai."
Bukan hanya Seulgi yang geli mendengarnya, dia pun juga geli saat mengucapkannya.Panggilan dimatikan secara sepihak olehnya. Dia melempar asal ponselnya dengan malas. Seharusnya, dia masih tertidur di atas kasur empuk kesayangannya di apartment jika saja Seulgi tidak menganggu weekendnya pagi ini. Demi Seulgi, dia rela meninggalkan dari kasur kesayangannya dan pergi mengunjungi apartment lama Seulgi yang tak jauh dari apartmentnya.
Mereka memang tinggal seapartment. Tapi, Seulgi yang kurang kerjaan itu memilih untuk menghabiskan waktunya di apartment lamanya. Dia bahkan rela bangun pagi-pagi hanya untuk pergi ke apartment lamanya. Entah apa yang dia lakukan sampai dia sangat exited pagi ini.Jisoo memarkirkan mobilnya di basement. Berjalan masuk kedalam lift dan memencet angka 7. Jujur saja, dia masih sangat ngantuk. Dia bahkan menguap sekarang.
"Aish, awas aja anak itu kalau dia ngeprank."gumam Jisoo kesal.tin.
Lift berhenti di lantai tujuan. Dengan langkahnya yang berat, Jisoo berjalan menuju apartment Seulgi dan langsung masuk membuka pintu seperti dia adalah tuan rumah. Seulgi memang sengaja membiarkan fingerprint Jisoo dapat mengakses apartmentnya agar dia sendiri tidak perlu susah payah membuka pintu untuknya jika Jisoo berkunjung.
"Eoh? Kau tiba lebih cepat daripada yang aku bayangkan."ujar Seulgi keluar dari kamarnya.
Ngeselin emang.
"Kau tau? Aku bisa memukul mu kapan pun yang aku inginkan."ujar Jisoo melempar bantal yang dia peluk kearah Seulgi yang berjalan kearahnya.
Dengan cepat, Seulgi menangkap bantal yang Jisoo lemparkan padanya dan melempar balik bantal itu. Membuat Jisoo menangkap bantal itu dan melempar balik lagi.
"Cepatlah, apa yang ingin kau tunjukkan?!"ujarnya mengambil ponselnya di dalam tasnya."Bagaimana bisa aku memberitahu mu jika kau sibuk bermain ponsel mu itu huh?!"balas Seulgi dengan jengkel merebut ponsel Jisoo. Jisoo baru pegang padahal.
Jisoo berdecak kesal dan melirik Seulgi dengan malas. "Bahkan kau belum memberitahu ku."ujarnya yang sekarang beralih mengambil cookies yang kebetulan terletak diatas coffee table dan mencicipinya.
"Dengar!"
"hm."
"Aku dikirim sebuah paket tadi pagi."ucap Seulgi dengan semangat. Membuat Jisoo hanya meliriknya dengan heran.
"Kau senang hanya karena mendapat kiriman paket? Hya Seulgi, kau menyia-nyiakan waktu tidur ku hanya untuk kesini hanya untuk mendengar mu mendapat kiriman paket."ujar Jisoo kesal, masih mengunyah cookies milik Seulgi.
"AKU BELUM SELESAI BERBICARA KIM JISOO!"balas Seulgi jengkel. Bahkan dia belum menyelesaikan kalimatnya, dan Jisoo sudah memotong pembicaraannya.
"GA PERLU MEKIK-MEKIK JUGA KAN KANG SEULGI?!"
"Dengar!"
"Aku sudah mendengarkan mu dari tadi!"
"Kau tau apa isi paket itu?"tanya Seulgi yang sedikit membuat Jisoo penasaran dan menggeleng. Ya, dia mana tau.
"Baju yang ku design kemarin."lanjut Seulgi semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES
FanfictionKeduanya harus berpisah karena alasan mereka sendiri. Jinyoung yang merasa dirinya tak pantas untuk Jisoo dan Jisoo yang tidak ingin Jinyoung semakin tersakiti. Masa lalu memang tak kan bisa terlupakan Tapi, masa depan sedang menanti mu. Semua ora...