10| Bertemu

328 42 4
                                    


drtt..drtt

Paginya, Jisoo yang masih setengah sadar meraba-raba kasur yang dia tiduri untuk mencari ponselnya. Setelah ponsel itu berada di genggamannya, dia langsung mengangkat panggilan yang masuk.
Sehun.

"hello?"

Jujur saja, kepalanya masih sangat pusing sekarang.
Waktu menunjukkan pukul 11:21.

"kau baru bangun? bukankah di Jepang sudah 11:21?"

Sebentar.

"11:21? Oh shit.."

Panggilan diputuskan secara sepihak oleh Jisoo. Jisoo yang masih mengumpulkan nyawanya langsung bangun dari tidurnya dan berlari ke kamar mandi, membersihkan dirinya yang masig tercium bau alkohol di penciumannya.

Sekitar menghabiskan waktu setengah jam di kamar mandi, dia keluar dengan rambut yang masih sedikit basah dengan handuk yang membaluti ranmbutnya itu. Dia mulai mengeringkan rambutnya dengan hairdryer milik Seulgi.

Sebentar.
Seulgi?

"Seulgi-ya."teriak Jisoo memanggil nama sahabatnya.

Dia sama sekali belum melihat batang hidung anak itu pagi ini.
Selesai mengeringkan rambutnya, Jisoo meraih ponselnya dan beranjak keluar dari kamar Seulgi. Dia masih tidak menemukan keberadaan Seulgi di ruang tengah, di dapur dan di ruang makan.

Aneh.
Biasanya, Seulgi akan menghabiskan waktunya di dapur untuk memasak. Tapi, tidak dengan hari ini.

Chanyeol.
Hubungi Chanyeol.
Karena seingatnya, Chanyeol ada di club bersama mereka kemarin malam.

Sebentar. Ngomong-ngomong, bagaimana bisa dia tertidur di apartment? Siapa yang membawanya kemari? Dan dimana Seulgi?

"Apakah dia..."

Ah.. Pikiran Jisoo sudah kemana-mana sekarang. Mengingat Seulgi yang sudah sangat mabuk tadi malam membuatnya takut sendiri. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan kepada Seulgi.
Membingungkan.

Sementara itu....

*Seulgi's side

Tak jauh berbeda dengan Jisoo, Seulgi juga bingung. Dia kaget karena tertidur di atas kasur dan kamar yang tidak dia kenali. Kamar ini dihiasi dengan warna yang gelap, membuat Seulgi semakin yakin kalau ini adalah kamar pria. Dia merinding ngeri sendiri saat pintu kamar itu terbuka. Dia yakin, pemilik kamar ini yang baru saja membuka pintu. Dia menyembunyikan wajah dan tubuhnya di bawah selimut yang hangat. Dia sudah ketakutan sekarang. Takut diapa-apain.

"Kau sudah sadar?"

Sebentar.
Suara itu..

Seulgi langsung menyingkirkan selimut yang menutupi wajahnya. Menatap namja berkulit pucat, bermata sipit itu dengan terkejut.

"Jae..Jaebum?"

Namja itu hanya tersenyum saat Seulgi memanggil namanya.

Jujur saja, jantung Seulgi sudah berdetak 2x lebih cepat dari biasanya.

"Bersihkan diri mu. Aku sudah meletakkan baju ku yang sepertinya bisa kau pakai sekarang di kamar mandi."ujar Jaebum berjalan keluar dari kamar itu.

Ruang makan

Jaebum langsung melihat kearah Seulgi yang baru saja keluar dari kamarnya. Dia menahan tawanya saat melihat gadis itu mengenakan baju miliknya yang sangat kebesaran di tubih mungil gadis itu. Seulgi yang menyadarinya langsung mendengus kesal dan mendudukan dirinya berhadapan dengan Jaebum di ruang makan.

MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang