Sudah sekitar 10 menit Jinyoung duduk diam di sofa manager Lee setelah menunjukkan hasil foto yang dia ambil selama satu minggu ini. Jujur saja, dia sangat gugup sekarang. Apalagi saat melihat ekspresi manager Lee yang terlihat biasa saja. Apakah dia tidak puas dengan hasil fotonya? Entahlah. Dia sudah menyerahkan semuanya kepada Tuhan dari 10 menit yang lalu.
"Tidak buruk.."ujar manager Lee meletakkan hasil foto Jinyoung selama seminggu ini di atas coffee table.
Dia berdiri dari duduknya dan berjalan untuk mengambil sebuah berkas di meja kerjanya, kemudian memberikannya kepada Jinyoung.
Jinyoung tampak sedang membaca isi berkas itu sebelum menandatanganinya.Setelah keluar dari ruang manager Lee, Jinyoung langsung kembali ke tempatnya untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Selama berjam-jam duduk di tempatnya, dia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari layar komputer dan berkas-berkas kerjaannya. Dia sangat berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat agar bisa pulang lebih awal dan lanjut bekerja paruh waktu di cafe.
Sekitar 3 jam kemudian, semua pekerjaanya sudah selesai. Dengan cepat juga dia menyerahkananya kepada salah satu rekan kerjanya yang bertugas untuk mengecek hasil kerjaan sebelum menyerahkannya kepada manager Lee.
"Jinyoung."
Jinyoung melirik ke sebelah saat seorang gadis yang memang dari kemarin tempatnya di sebelahnya.
"Bisakah kau membantu ku untuk menyelesaikan ini?"lanjutnya.
"Tidak."jawab Jinyoung dengan singkat dan langsung pergi meninggalkannya.
Gadis itu berdecak kesal melihat kepergian Jinyoung yang begitu saja. Padahal, dia sangat berharap namja itu akan membantunya hari ini.
"Kau gagal lagi? Nayeon?"
Dia melirik seorang namja yang baru saja lewat memperhatikan apa yang telah terjadi. Gadis yang bernama Nayeon itu mengangguk dan menghela nafasnya panjang.
"kenapa sangat butuh perjuangan untuk bisa berinteraksi dengannya?! Padahal, aku sudah berusaha sejak kami masih di bangku high school. "Namja yang mendengar curhatan Nayeon itu hanya bisa mengendikkan bahunya menandakan dia juga tidak tau dan tidak paham. Umumnya, pria akan tertarik dengan gadis cantik seperti Nayeon kan? Tapi berbeda dengan Jinyoung. Dia sama sekali tak pernah meliriknya. Hanya sebatas rekan kerja. Bahkan, dia sangat yakin kalau Jinyoung juga tidak tau nama Nayeon, dan yang lainnya, termasuk dirinya.
"Apakah dia punya kekasih?"tanyanya kepada Nayeon.
Nayeon tampak berpikir sebentar. Kekasih...ya...
Dia tersenyum tipis dan mengendikkan bahunya.
"Entahlah, ku rasa tidak.."jawabnya sedikit ragu.
"Jisoo...apakah kau masih berhubungan dengannya..?"batinnya mulai bertanya-tanya."Nayeon-ah.."
"hm?"
"Kenapa kau tidak ingin melirik pria lain?"tanya namja itu.
"Maksud mu?"
"Ingat, masih banyak pria di dunia ini. Tidak hanya Jinyoung. Kau tidak bisa terus berharap dengannya. Dia bahkan tidak menganggap keberadaan mu ada."lanjutnya.
"Ku rasa kau benar, Minhyuk-ah... Tapi, bagaimana bisa aku melupakannya? Aku sudah menyimpan perasaan ku untuknya selama bertahun-tahun. Bahkan saat dia berkencan dengan sahabat ku sendiri!"
Minhyuk terdiam mendengar balasan Nayeon. Dia turut prihatin mendengarnya. Tapi, bukankah Nayeon salah? Menyimpan perasaan kepada kekasih sahabatnya sendiri? Memang tidak salah jika kau menyukai seseorang. Tapi, haruskah dengan kekasih sahabatnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES
FanfictionKeduanya harus berpisah karena alasan mereka sendiri. Jinyoung yang merasa dirinya tak pantas untuk Jisoo dan Jisoo yang tidak ingin Jinyoung semakin tersakiti. Masa lalu memang tak kan bisa terlupakan Tapi, masa depan sedang menanti mu. Semua ora...