"11 maret 2020, pasien bernama Steve Oh meninggal dunia dikarenakan kecelakaan motor dan mendapatkan 1 luka tembakan di bagian perutnya.."
Jisoo yang mendengarnya langsung melemas. Untung saja Seulgi dengan sigap menangkap sahabatnya agar Jisoo tidak jatuh. Jinyoung yang mendengarnya langsung melihat Jisoo yang pikirannya sudah kosong. Sakit rasanya hatinya ketika melihat orang yang dia cintai sedih seperti ini. Dia hanya bisa diam..
"Di-dia ditembak?"tanya Jisoo mengulang kata-kata terakhir dokter yang menangani Sehun.
Dokter itu mengangguk pelan, "Polisi sedang menyelidiki kasus kecelakaan ini.."
"Ini.. rencana pembunuhan.."gumam Seulgi pelan.
Tidak mungkin ada yang menembak Sehun jika tidak direncanakan. Seingatnya, Sehun tidak pernah berurusan dengan para mafia ataupun siapa pun. Anak itu hanya berkelahi untuk bersenang-senang.
Tak lama kemudian, datang 2 orang polisi menghampiri mereka. Polisi itu menyerahkan sebuah amplop yang berisi foto dan rekaman detik-detik terakhir Sehun kecelakaan dari CCTV yang mereka dapatkan.
Jisoo hanya diam, menatap foto itu dengan penuh kebencian.
"Selidiki Kim Seok Jin."ucapnya membuat Seulgi, Jinyoung, dan kedua polisi itu tidak mengerti apa yang dia katakan.
"Kim Seok Jin, dia ada di dalam foto ini."lanjutnya membuat Seulgi merampas foto itu dan ikut memperhatikan sosok seorang pria yang memang terlihat mirip sekali dengan pria itu.
**
drtttt...drttttttt
Dara langsung mengangkat panggilan dari putrinya. Sepertinya, dia akan menang lotre malam ini jika putrinya menelponnya.
"hello sayang? eomma dengar kau sudah kembali ke Amerika. Kenapa secepat itu nak?"
"Dimana Kim Seok Jin?"
"Eoh? Kenapa kau malah bertanya tentang keberadaan oppa mu? Apa kau sudah mengakuinya?"
"eomma, dimana dia..?" lirih Jisoo membuatnya khawatir
"Ada apa sayang? apa kau menangis?"tanyanya cemas.
"eomma.."
"Kenapa sayang? Ceritakan pada eomma!"
"Sehun.."
"Sehun? Oh Sehun? Putra Oh Siwon? Dia kekasih mu kan?"
"Dia meninggal.."
"Apa?"
"eomma, kemarilah.. aku butuh bantuan mu. Setelah ini, aku akan kembali ke Korea. Selamanya.."
2 tahun kemudian..
M
enjalankan harinya di Korea selatan cukup sulit. Jisoo sudah terbiasa dengan budaya barat yang bertolak belakang dengan budaya negaranya sendiri.
Saat dia melangkah masuk kedalam perusahaan, seluruh karyawan langsung tersenyum dan menyapanya. Dia tidak begitu terbiasa dengan ini. Ini terlalu formal baginya.
Setelah kepergian Sehun, dia kembali menjalani hidupnya dengan normal. Dia merasa bersalah dengan Sehun saat di pemakaman. Dia merasa bersalah, karena sudah mengecewakannya.
Apa lagi saat penyelidikan selesai dan memutuskan Seok Jin lah dalang dibalik kepergiannya. Dia semakin terpukul, tidak menyangka saudara angkatnya akan berbuat hal kotor seperti ini.
"Selamat pagi, Nyonya Park. Siang ini, anda ada meating dengan direktur SJ."
Ah, jangan lupa juga dengan posisinya sebagai pemegang saham kedua tertinggi di Kim Group setelah Mino, membuatnya menjadi orang yang super sibuk. Bukan hanya sebagai pemegang saham yang bisa santai-santai di rumah, dia harus meating dimana-mana. Inilah alasannya menolak posisi ini dulu.
"Bukankah aku sudah meminta mu untuk mengganti nama cabang itu?!"tanya Jisoo saat membaca proposal yang diberikan.
"Maaf nona, tapi Nyonya Kim menolak untuk mengganti nama SJ."
Dia melirik sekretarisnya yang baru saja bersuara, "Kau bekerja untuk ku atau untuk Nyonya Kim?"
"Tentu saja untuk mu, nona."
"Kalau begitu, segera ganti nama perusahaan ini. Paham?"
Sekretaris itu mengangguk paham dan segera keluar dari ruang kerja Jisoo sebelum gadis itu mengamuk.
drtttt...drttrtt
"Hello?"
"Selamat pagi Nyonya Park, apa kau sibuk sekarang?"
Dia tersenyum saat mendengar suara Jinyoung.
"Iya, aku sangat sibuk sekali Tuan Park."
"Ahaha, aku masih belum terbiasa dengan panggilan itu!"
"Kenapa menghubungi ku?"
"Apakah tidak boleh aku menghubungi istri ku? Baiklah, aku akan menutupnya."
"Aigo, Jinyoung ku."
"sampai ketemu siang nanti."
"Iya, direktur Park."
Jinyoung naik jabatan menjadi direktur SJ setelah kepergian Jin dari perusahaan. Selain itu, mereka sudah resmi menikah. Membuat mereka semakin sering bertemu.
Kabar baiknya, hubungan mereka sudah direstui oleh Dara yang sudah mengesampingkan egonya demi putrinya.
toktok
"Eonnie!"
"Oh, Jennie-ah, oppa."
Mino dan Jennie, abang dan adiknya sudah kembali ke Korea setelah menjalankan hidupnya selama 10 tahun di Perancis bersama neneknya.
"Ayo sarapan. Kami tau kau pasti belum sarapan. Eomma dan Jinyoung oppa sudah menunggu di cafeteria."
"Jinyoung?"
Jisoo tersenyum dan mengangguk. Dia selalu mengesampingkan pekerjaannya yang menumpuk. Menambah pekerjaan sekretarisnya yang harus lembur setiap hari."Ayo."
Tidak masalah pekerjaannya menumpuk jika dia bisa menghabiskan waktunya dengan orang-orang yang dia sayangi.
Perjuangannya sebagai anak pembangkang selama ini tidak sia-sia..
≈ J I N J I
–END–
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES
FanfictionKeduanya harus berpisah karena alasan mereka sendiri. Jinyoung yang merasa dirinya tak pantas untuk Jisoo dan Jisoo yang tidak ingin Jinyoung semakin tersakiti. Masa lalu memang tak kan bisa terlupakan Tapi, masa depan sedang menanti mu. Semua ora...