"Minho oppa..!"rengek Jisoo, membuat Seulgi yang sedang mempersiapkan makan malamnya kaget mendengar suara anak itu dari ruang tengah.
"Hyaaa, tidak bisakah kau menyuruh suruhan mu untuk kemari saja?"lanjut Jisoo.
Seulgi sudah tau apa yang sedang sahabatnya permasalahkan sekarang. Yah, dia hanya bisa diam. Tidak mau memberi tanggapan setiap kali Jisoo mengungkitnya. Dia lelah mendengar semua ocehan Jisoo. Sampai-sampai, gadis itu rela mengikutinya kemana pun Seulgi pergi hanya untuk mengoceh tentang jadwal pemotretan produk milik Seulgi.
Seulgi sekarang melirik Jisoo yang sudah menarik kursi makan dan mendudukinya. Gadis itu tampak kesal."Hya, kau ini kenapa sebenarnya?"tanya Seulgi yang sedang memindahkan panci yang berisi kimchi friedrice yang baru saja matang dari kompor ke meja makan.
Jisoo menghela nafasnya berat dan mengambil 2 set alat makan untuk dirinya dan Seulgi. "Minho oppa. Dia menyuruh ku untuk pulang."balas Jisoo menyodorkan alat makan yang dia ambil kepada Seulgi.
"Terus?"
"Tentu saja aku menolak! Aku sama sekali tidak ingin pulang.."rengek Jisoo yang membuat Seulgi dengan cepat menyuapkan sesendok masakannya yang masih panas ke mulut Jisoo agar gadis itu diam.
Jisoo yang menerima suapan dari Seulgi pun dengan cepat meneguk air putih. "Hya! Kau ingin membunuh ku?!"tanyanya dengan kesal karena kepanasan.
Pelakunya hanya cengar-cengir seperti tak bersalah. "Tidak ada yang mati karena makanan yang kepanasan babo."balas Seulgi meniup makanannya sebelum memasukkannya ke mulutnya sendiri.
Jisoo hanya meliriknya dengan kesal dan ikut mencicipi masakan Seulgi. Lah, kan tadi dia udah disuapin? Beda. Yang tadi, dia dipaksa makan dalam keadaan masih panas. Jadi, masakannya tak begitu terasa.
"Tidak buruk."ujarnya menyendokkan sesuap ke mulutnya lagi.
"Aku tidak pernah mengira masakan mu akan seenak ini."Ngeselin emang. Untung aja Seulgi lagi sabar.
"Hya! Sia-sia sudah uang ku untuk ikut kelas masak jika masakan ku tidak enak!""Mungkin karena aku sedang homesick. Makanya, masakan mu hari ini terasa enak."
"Bagaimana jika kita pulang besok?"
Jisoo yang tadinya sedang asik menikmati makan malamnya langsung tersedak mendengar tawaran dari Seulgi.
"Hya!""Cih.. ayolah. Aku jadi kangen rumah karena pujian mu itu."
Jisoo menggeleng. Menolak permintaan konyol Seulgi. Tanpa dia bertanya pun, dia pasti sudah tau jawaban dari Jisoo. Yaitu, "TIDAK!"
"Ayolah Chichu.."
Kali ini, Seulgi langsung menerima tatapan tajam darinya. Apa yang salah? Entahlah. Yang jelas, Seulgi puas meledeknya. Tanpa memikirkan Jisoo yang....mungkin sekarang sedang kesal dengannya?
Selesai makan malam, Jisoo langsung mengemas peralatan-peralatan makannya dengan Seulgi kedalam dishwasher. Membiarkan mesin itu mencuci piring, gelas, sendom, garpu, panci, dan apa pun itu sendiri.
Dia langsung beranjak masuk kedalam kamarnya tanpa memedulikan Seulgi yang sedang memperhatikannya dari sofaa ruang tengah."Apakah aku melakukan kesalahan?"tanyanya pada dirinya sendiri saat melihat tingkah Jisoo yang langsung berubah banyak setelah dia meledeknya tadi.
"Biarin aja deh."ujarnya lanjut menonton drama di TV sendirian. Padahal, biasanya dia akan menontonnya bersama gadis yang baru saja masuk ke dalam kamarnya tadi.—Jisoo's room
Jisoo merebahkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya. Dia menghela nafasnya panjang dan memejamkan matanya beberapa detik untuk menenangkan pikirannya sebentar. Pikirannya kacau setelah candaan Seulgi yang......
membuatnya teringat pada seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES
FanfictionKeduanya harus berpisah karena alasan mereka sendiri. Jinyoung yang merasa dirinya tak pantas untuk Jisoo dan Jisoo yang tidak ingin Jinyoung semakin tersakiti. Masa lalu memang tak kan bisa terlupakan Tapi, masa depan sedang menanti mu. Semua ora...