[360DWMH] Part 8

415 53 3
                                    

Selamat membaca semua:)
|

|

|

|

✖✖✖


Setelah kejadian uang bulanan yang tandas tak terisa kami memutuskan untuk meminta bantuan Melkha yang untungnya dengan senang hati rela membantu keuangan kami, meski hari ini aku tidak berangkat sekolah karena tidak ada uang namun sejujurnya aku sangat menikmati hari libur tak terancang ini dengan baik. Meski harusnya ada acara bulan madu untuk pengantin baru, harusnya!

"Marlha!!!"

Lamunan ku tentang bulan madu harus buyar seketika mendengar suaraOmega berteriak memanggil namaku membuat mulut mendesah malas lalu turun dari ranjang untuk menemuinya yang sedang berada di dapur entah sedang melakukan apa.

Aku menemukan Omega dengan baju yang penuh dengan bubuk berwarna putih tersebar di berbagi tempat, jangan lupakan wajah tampan yang semakin terpancar indah saat memakai pakean serba hitam yang melekat di tubuh kekar itu.

"Saya sudah bereksperimen dengan beberapa makanan, bisa kamu coba!"

Mata ku meneliti setiap piring yang menampilkan makanan, aku menggeleng tak percaya melihat semua masakan yang nampak mewah itu, dari baunya saja sudah tercium bila itu makanan yang enak.

Aku memasang wajah seperti Chef yang ada di salah satu stasiun TV nasional yang terkenal galak lalu tanganku terulur untuk mencicipi makanan eksperimen Omega.

Saat suapan pertama mata ini seketika terbuka karena rasanya jauh dari ekspetasi, sungguh ini enak, bahkan sangat enak.

"Gimana?"

Aku tersenyum seraya terus memakan kue indah yang ada di tanganku. "Gila ini enak banget!"

Dia nampak tersenyum bahagia sekaligus lega bersamaan membuat aku terharu, dia memang makhluk yang baik.

"Lo pinjam uang ke Melkha berapa?" tanyaku, aku takut bila tidak sanggup mengembalikan lagi meski Melkha tidak mempermasalahkan namun tetep saja aku tidak enak.

"Hanya lima puluh juta," jawabnya enteng membuat aku terdiam.

"Kita balikin setengahnya ya? Gue takut enggak bisa lunasin,"

Aku benar-benar takut bila berhutang, aku tidak mau berhutang namun aku harus untuk melanjutkan hidup.

"Saya akan berusaha! Kamu juga harus promosikan toko kita ke media sosial agar terkenal," usulnya

"Gue tetep aja takut, gue engga mau terlilit utang meski sama sahabat sendiri."

Omega nampak mengerti perasaan ku lalu tangannya perlahan mengelus puncak kepala lembut. "Kita berusaha ya? Saya janji sebelum saya pergi  hutang itu akan lunas agar kamu tidak kepikiran."

Aku tersenyum menanggapi. "Lo baik, engga ada alasan buat engga jatuh cinta sama lo," kataku serius yang membuat dia mematung.

"Ouh iya, emang lo udah dapet kios buat jualan?" tanyaku mengalihkan percakapan agar tidak merasa canggung.

"Sudah, Melkha yang cari." Aku lega mendengar penjelasan itu.

Aku menatap langit kamar dengan tatapan tak terbaca, kini aku dan Omega tengah berbaring berdua di atas ranjang tanpa ada kata yang keluar dari mulut kita. Aku yang biasa cerewet kini hanya terdiam karena sedang memikirkan sesuatu.

Aku menghela nafas lalu melirik Omega yang nampak tenang, aku memilih untuk berbicara dengannya, mungkin hati ini bisa tenang jika mengutarakan apa yang aku rasa.

365 Day With Me HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang