[360DWMH] part 20

357 38 1
                                    

Selamat membaca semua:)
|

|

|

|

✖✖✖

Aku menajamkan mata saat menangkap pemandangan yang kurang mengenakan di sore hari ini, meski aku lelah sehabis menuntut ilmu namun jiwa ketidaksukaan ini sudah meronta ingin meledak detik itu juga.

Kedua orang yang tadi nampak asik bercanda mendongak untuk melihat ku yang kini sudah berkacak pinggang sekaligus menatap mereka tajam.

"Ngapain lo disini?!" tanyaku to the point tak lupa dengan wajah yang dibuat segarang mungkin agar perempuan kegatelan itu ketakutan.

"Saya?" Aku berdecih kecil saat dia masih stay cool di tempat. "Saya cuma mampir dan sekalian main dengan adik Omega, kasihan dia sendirian."

Aku mendelik tak suka. "Apa kurang jelas kata-kata gue kemar--" Kalimatku harus tertelan bulat-bulat saat melihat Omega mendekat ke arah kami.

"Marlha masuk kamar!" Titahnya tanpa melihat kondisi sekitar yang akan mendidih.

Aku mendengus tak suka namun tidak juga melawan dan lebih memilih beranjak menuju kamar.

Suara ketukkan pintu yang keras membuat tidur sore ku terganggu, dengan pipi penuh air liur aku menggerutu lalu hendak kembali mengistirahatkan badan.

"Marlha!"

"Marlha ayo makan malam! Adyan dengan Vivi sudah menunggu kamu!" katanya yang tidak aku gubris, apalagi saat mendengar nama sialan itu, mood yang sudah aku bangun runtuh pada detik itu.

"Bodo! Gue engga laper!" teriakku.

"Marlha! Kamu jangan bersikap kekanak-kanakan seperti ini, ayo keluar dan makan!" bentak Omega membuat aku terduduk menatap pintu yang tertutup itu.

"Persetanan! Gue engga perduli!" teriakku.

"Marlha!!!!"

"Ga dia mungkin butuh waktu, kamu jangan terlalu keras dengan adik kamu," suara Vivi nampak ikut bersahutan semakin membuat aku muak. Pelakor memang menyebalkan.

"Marlha kamu tidak kasihan dengan Adyan? Dia menunggu kamu sedari tadi, kita makan yuk!" ajak Vivi dengan lembut yang semakin membuat aku jengkel. Sok baik sekali dia.

"Siapa suruh nungguin gue! Kalian makan aja biar kayak keluarga bahagia!" teriakku berapi-api.

"Oke kalau itu mau kamu, kalau kamu lapar turun!" kata Omega setelah itu semuanya hening seperti sedia kala.

"Brengsek ya Omega! Udah tahu punya bini, tapi masih aja kegatelan!" Dumelku.

Senyum devil tercetak jelas di wajah bantal milikku saat otak mengirimkan sinyal yang dapat aku gunakan untuk membalas Nenek Lampir alias Vivi itu.

"Let's go!"

Dengan kecepatan penuh aku segera membasahi badan lalu memakai celana jeans serta kaos oblong berwarna biru, tak lupa kuciran khas milikku lalu aku turun ke bawah untuk memulai sebuah rencana yang sudah disusun oleh kepala cantikku.

Aku berjalan dengan perlahan menuju meja makan, ruangan yang tadinya ramai kini senyap karena kedatangan diri ini.

Aku menelisik setiap makanan yang tersaji rapih di atas meja makan lalu dengan gaya cool aku duduk di sebelah Adyan dengan kaki yang sengaja aku naikkan ke atas membuat Omega menatapku dengan tatapan tajam.

"Kirain makanannya sama kayak orangnya, berkelas, anggun, sopan, lemah lembut, dan----" Aku sengaja menggantung kalimat ku lalu berdecih ke arah Vivi.

"Marlha! Turunkan kaki kamu!" Ingat Omega yang hanya aku indahkan.

365 Day With Me HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang