[360DWMH] part 19

310 38 0
                                    

Selamat membaca semua:)
|

|

|

|

✖✖✖

‍‍‍"Adyan! Bangun!!" bentak ku sembari berkacak pinggang melihat orang yang nampak nyaman berada di bawah selimut. "Bangun sekarang atau gue guyur pake air panas!" ancam ku membuat dia menggerutu tidak terima karena dibangunkan secara tidak layak.

Adyan menyibak selimut dengan kasar. "Engga usah teriak-teriak bisa? Pantes Papa enggak mau tinggal sama Kakak, orang Kakak aja nyebelin."

Aku membulatkan mata tidak terima dengan apa yang ia katakan. Sok tahu sekali dia. "Bangun enggak?!"

Aku mengelap peluh keringat yang membasahi kening, aku tidak menyangka bila hanya bersih-bersih bisa membuat raga sangat lelah. Lalu bagaimana dengan Omega yang setiap hari melakukan hal ini terlebih lagi sendiri, pasti sangat melelahkan.

"Segernya." Lega rasanya setelah bisa membasahi tenggorokan yang kering dengan air dingin.

"Sudah beres? Kamu balik tulisan di depan pintu sana!" titah Alien ganteng yang nampak sudah siap untuk membuka kafe.

Sadari tadi aku menahan rasa kesal karena banyak sekali perempuan yang mencari perhatian sang pemilik kafe, tangan ini gatal rasanyaa untuk menggaruk wajah menjijikan mereka.

"Kok mbak lagi yang nganterin makanan, biasanya juga Omega dia dimana?" tanya salah seorang pelanggan membuat taring tak kasat mata milikku tumbuh.


Meski enggan aku tetep memaksa menerbitkan senyum. "Engga tahu, mungkin lagi apel sama ceweknya!" balasku sengaja menekan kata cewek. Aku sangat kesal dengan pelanggan yang satu ini karena sadari dua jam yang lalu ia duduk disini hanya untuk melihat wajah tampan Omega. Enak saja!

"Lah? Kirain jomblo," kata orang itu dengan gurat penuh kekecewaan yang membuat aku melipat bibit untuk menahan tawa.

"Marlha!" panggil seseorang membuat tubuhku berbalik arah dan menemukan Nenek Lampir dengan dandanan andalannya. Mau apa dia?

"Omega dimana?" tanyanya.

"Enggak tahu! Maaf gue sibuk!" balas ku agak ngegas lalu pergi begitu saja.

Kini bulan sudah menggantikan matahari untuk menerangi bumi namun hal itu tidak jua membuat Nenek Lampir itu pulang ke tempat asalnya, sampai sekarang dia masih stay cool dengan minuman pesanannya membuat aku geram sendiri.

Karena kesal dengan langkah seribu aku menghampiri Vivi di mejanya. "Lo dari tadi ngapain sih disini?"

"Aku mau ketemu sama Omega, dia dimana?"

"Udah gue bilang juga kalau dia engga ada, lo ngeselin banget sih jadi orang," gerutu ku.

Dia menatapku tajam nampak tidak suka. "Lo itu cuma anak kecil, jadi lo engga perlu ikut campur urusan orang dewasa, selama ini gue udah cukup baik sama lo karena lo adik dari Omega, tapi kelakuan lo tuh bikin gue geram lama-lama!" Akhirnya sifat asli Nenek Lampir keluar juga.

Aku tersenyum miring. "Keluar juga sifat asli lo? Ternyata selain licik lo munafik ya?"

Vivi berdiri lalu menatap ku dengannya aura mengintimidasi. "Gue engga mau lo jadi halangan buat gue dapetin Omega."

365 Day With Me HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang