Selamat membaca semua:)
||
|
|
✖✖✖
Aku memicingkan mata kala melihat Danish duduk tepat di sebelahku. "Tumben, engga apel sama anak baru?""Lo juga, dari kemarin gue perhatikan jarang ke kantin, suami lo engga kasih nafkah?"
"Sok tahu lo! Ini masakan suami gue!" kata ku sembari memamerkan kotak makan padanya.
Danish meliriknya sekilas. "Ke kantin yuk! Gue traktir deh!"
Tawaran yang menggiurkan namun aku lebih memilih menyantap masakan Omega yang tidak kalah lezat dengan makanan bintang lima. "No! Gue makan ini! Lebih enak dan sehat!" kataku menirukan kalimat Omega.
Danish menempelkan telapak tangan di atas permukaan kening. "Lo sakit? Gue baru tahu lo bisa semanis ini. Semenjak nikah lo jadi aneh,"
Aku tersenyum lalu mengedipkan satu mata ke arahnya. "Jomblo mana paham!"
"Anjir! Mentang-mentang udah punya suami!" Danish mencubit hidung ku cukup lama membuat tangan ini gatal memukul lengannya dengan keras.
"Sakit! Lo jadi cewek kasar banget, engga bisa bayangin gue kalau lo-----"
Aku menatapnya garang. "Apa?!"
Danish menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Engga."
"Entar kita pulang bareng ya?!" Aku melirik Danish.
"Jangan PHP lagi! Lo udah sering bikin gue keki!"
"Iya, gue juga penasaran sama suami lo, pokoknya nanti gue harus ketemu dia! Lo juga! Lo anggap gue apa coba selama ini? Tega banget engga undang-undang."
"Idih emang lo siapanya gue? Kalau mau nikah itu butuh wali, lo mah cuma bisa habisin makanan!"
"Kan lo sahabat gue, jahat ya lo!"
"Halah sahabat macam apa yang setiap harinya bikin naik darah, belum lagi masalah tawuran kemarin! Rasanya gue pingin keluarin lo karena udah berani bikin pengakuan palsu! Mana alasannya karena dapet lagi."
"Gue itu khawatir lo diapain sama Gilang, lo tahu sendri 'kan gimana kemarin? Bahkan karena lo tumbang, semua pasukan bubar buat nolongin lo, yang kayak gitu masih mau ikut tawuran? Lebih baik lo main sama Melkha deh ngemall kek atau apalah!"
Aku melotot. "Gilang aja yang main curang!"
"Lo tahu waktu gue bawa lo pulang gue hampir dipukuli sama suami lo karena dikira macem-macem, untung wajah gue engga rusak," keluhnya seraya meraba wajah.
Aku tertawa. "Itu sih nasib! Tapi beneran suami gue mau pukul lo?" tanyaku penasaran.
"Kalau engga percaya tanya dia aja," Aku menyunggingkan senyum penuh arti.
Sesuai janji, kini aku dan Danish sudah tiba di depan rumah. "Laki lo punya motor? Kenapa engga antar jemput lo aja sih? Jadi lo engga usah ribet naik bus."
Aku menautkan alis tidak mengerti, bila dia memang memiliki kendaran seperti itu lalu kenapa dia tidak memberikan aku mahar yang lebih layak waktu itu?
Flasback on.
Aku dan Omega seperti anak hilang di dalam KUA ini, kami di tarik paksa oleh Bibi untuk dinikahkan detik itu juga dengan Ayahku sebagai wali nikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Day With Me Hubby
Literatura Feminina🆃🅰🅼🅰🆃 Nikah sama Alien? Di dalam kepala kalian Alien itu bagimana? Jelek? Pendek? Kulit berwarna hijau dan mempunyai kekuatan? Atau tampan layaknya seorang Idol k-pop? Dan bila opsi terakhir terlaksana lalu kalian harus menikah dengan Alien k...