[360DWMH] Part 3

1K 75 0
                                    

Bisa tolong koreksi kepenulisannya atau bila ada thypo bermunculan?
|

Yang mau aja:)

Selamat membaca.

✖✖✖


"Saya memang Alien."

Kalimat itu berhasil menghentikan tawa kami lalu aku dan Melkha berpandangan penuh arti satu sama lain.

"Iya iya lo Alien, terus kita mermaid," kata ku setelah puas tertawa. Memang Alien itu benar-benar ada ya?

"Jika kalian tidak percaya tidak apa. Disini saya hanya ingin kalian bertanggungjawab jawab karena sudah membuat saya pingsan dan harus ketinggalan rombongan untuk kembali ke planet tempat saya tinggal."

Setelah kejadian ini aku harus berfikir dua kali bila hendak memukul orang, aku takut orang itu jadi gila seperti orang yang ada di hadapan ku.

"Lo beneran Alien?" tanya Melkha nampak penasaran.

Aku berdecak. "Kha! Dia itu cuma hilang ingatkan setelah kita hajar."

Melkha menghiraukan diri ini dan malah lebih memilih menatap serius orang yang mengaku sebagai Alien itu.

"Sebenarnya saya tidak boleh mengungkap identitas asli saya di bumi, tapi karena kalian yang membuat saya harus tinggal disini jadi saya berhak memberi tahu kalian, dan jawabannya memang iya," jawabnya dengan wajah dingin.

"Gila! Gue kok engga percaya, gue kira bangsa sejenis itu engga ada." Celetuk Melkha yang nampaknya sudah mulai terjangkit virus kepercayaan orang itu.

"Kalian ingin melihat wujud asli saya?" tanya orang itu membuat kita sontak menggelengkan kepala. Kami takut bila nanti kita terkena serangan jantung mendadak karena melihat wujud asli Alien.

Orang itu menatap kami serius. "Jadi mulai sekarang saya tanggung jawab kalian hingga rombongan saya kembali ke bumi tahun depan." Mendengar kalimat itu aku menganga gak percaya.

"Kok gitu?" kata kami berbarengan tak terima.

"Karena kalian yang membuat saya tertinggi," balasnya.

"Menurut film yang pernah gue tonton, kalau Alien itu punya kekuatan. Lah lo pake kekuatan lo aja buat balik ke planet lo, bego dipelihara jadi gini nih," Usulku enteng.

"Kekuatan saya di bumi akan hilang jika ketua rombongan meninggalkan bumi, dan kamu kira kami bisa keluar masuk bumi dengan mudah? Kita menggunakan portal, dan sekarang portal itu sudah ditutup." Jenda nya. "Jadi mau tidak mau, kalian harus tanggung jawab!" Tuntut nya kukuh layaknya anak gadis yang dihamili sang pacar.

"Jadi lo harus sama kita gitu? Hadeh, gue anak orang susah, lo sama Melkha aja, dia orang kaya." Tentu aku tidak mau, memang hidup di bumi tanpa uang bisa?

"Lha, lo tahu 'kan rumah gue engga selamanya bakal sepi kayak gini, dia sama lo aja. 'Kan lo tinggal sendiri," usul Melkha.

"Lo kira gue cewek apaan coba yang bawa pulang COGAN ke rumah, apa kata tetangga nanti? Gini-gini gue masih sayang nyawa," Tolak ku, meski cowok itu gantengnya membuat orang pingsan, namun kehormatan tetep nomer one.

"Udahlah, daripada nanti dia di eksekusi sama Papa gue."

"Iya juga sih, jadi tuh Alien sama gue gitu selama setahun?" Ulang ku, siapa tahu tadi telinga ini salah menyimak percakapan.

"Iya."

"Oke, lumayan juga sih, bisa tinggal sama COGAN, gratis lagi! Bisa deh gue haluin kalau dia suami gue yang engga pulang-pulang kayak bang toyib," Girang ku membuat alien itu menyipitkan mata.

"Baiklah, mulai sekarang lo hidup sama gue, kenalin nama gue Marlha!" Aku mengulurkan tangan ingin berkenalan namun sampai beberapa detik tidak jua dibalas membuat aku keki sendiri.

"Saya Omega," ucapnya dingin tanpa mau susah menjabat tangan ini balik.

"Hahahaha oke Omega tiga dan minyak ikan------" Kalimat yang belum selesai harus terputus karena si Omega itu.

"Kamu jangan asal ganti nama saya wahai manusia yang aneh!" Hardiknya membuat ku merinding.

"Udahlah, cuma nama aja kok," Enteng ku.

"Tapi kamu seperti sedang mengejek saya dengan nama panggilan itu manusia aneh, saya tidak suka!"

"Mau lo suka atau engga, tapi gue bakal tetep manggil lo gitu." Putusku.

"Terserah kamu saja manusia aneh."

Aku memasang wajah serius. "Oke, jadi gini! Gue tuh bukan anak orang kaya kayak Melkha, jadi gue bakal ngasih lo apa adanya ngerti? Kalau gue kasih lo nasi sama garam doang lo harus terima! Karena lo cuma numpang!" Peringatan itu tidak membuat Omega merubah wajah dinginnya.

"Saya tidak makan seperti kalian." Info dia membuat aku merasa lega karena beras dan kawan-kawannya hanya akan mendiami perutku.

"Bagus deh kalau gitu, cuma apa engga sia-sia lo satu tahun di bumi cuma di habiskan berdiam diri di rumah gue? lo engga bakal bosen gitu nanti?"

"Gimana kalau dia ikut sekolah?" usul Melkha yang sontak aku tolak.

"Engga! Uang darimana? Gue engga mau nangung dia lebih banyak!"

"Daripada dia cuma duduk dirumah lo."

"Lebih baik dia kerja, bantu gue sebagai balas budi, dia 'kan ganteng pasti banyak tuh agensi yang mau, kalo engga, dia bisa bantu gue bersih-bersih rumah," usulku bijak.

"Tidak! Enak saja! Asal kamu tahu manusia aneh! Saya disana tidak pernah memegang sapu barang sekali pun!" Sombongnya.

"Terus lo mau apa? Kerja aja ya, bantu gue?"

"Tidak!" Tolaknya lagi membuat aku ingin baku hantam denganya.

"Heh! Lo kira tinggal di rumah gue gratisan? Kencing aja bayar!" Omelku.

"Siapa suruh pukul saya sampai pingsan." Sindirnya.

"Udahlah Lha! Gue juga bakal tanggung jawab kok, lo tentang aja, nanti kalau ada sesuatu yang berhubungan sama money biar gue yang kasih," usul Melkha yang langsung aku setujui.

"Nah gitu dong, jadi gue engga merasa diberatin."

✖✖✖

"Selamat datang di rumah paling indah di dunia!" teriak ku sembari membuka pintu rumah.

Aku memasuki rumah, sedangkan Omega mengekor dibelakang sembari melihat-liat isi rumah yang bisa dibilang minimalis ini.

"Kalau lo engga suka sama tempat gue lebih baik lo pergi aja!"

Aku cukup sadar diri bila rumah ini tidak ada apa-apanya dibandingkan rumah Melkha yang layaknya istana itu. Apalah daya ku yang hanya memiliki rumah yang terdiri dari dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi yang digabung menjadi satu.

"Tidak masalah yang penting saya bisa berlindung dari badai," balasanya bijak.

"Oke! Lo tidur di kamar Nyokap gue aja, itu kamarnya!" Aku menunjukan kamar yang tidak jauh dari tempat kami berdiri.

"Saya kesana dulu!" Omega pergi ke dalam kamar Nyokap.

"Marlha!!!!" Teriak Omega yang sontak membuat aku berlari ke kamar, takut dia diperkosa.

"Kenapa? Siapa yang berani grep-grep lo?!" Panik ku seraya membawa panci, tadi aku berada di dapur, niat ingin memasak mie instan namun gagal karena teriakan heboh dari mulut Omega.

"Itu ada hewan menjijikkan! Tolong kamu buang!" Titahnya yang membuat aku sontak tertawa kencang.

Dia takut dengan cicak.



Ck.

Ck.

Ck.

Badan aja gede. Nyali?

----------------




Salam.
VK

Purbalingga, 12 Agustus 2020

365 Day With Me HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang