[360DWMH] part 16

361 35 0
                                    

Selamat membaca semua:)
|

|

|

|

✖✖✖

‍‍‍‍"Marlha!"

Aku melirik Omega dengan mata sembab sehabis menangis, ia duduk di sebelah ku dengan seorang anak kecil yang berada di pangkuannya.

Aku mendudukan bokong lalu menatap Omega tajam. "Anak siapa? Anak lo sama Nenek Lampir?"

"Bukan, dia adik kamu namanya Adyan."

Mata ini melirik anak yang bernama Adyan itu. "Lo anak bini ke berapa?"

"Marlha dia anak kecil, jangan menatapnya seperti itu,"

Anak laki-laki yang usianya bisa aku tafsir sekitar empat sampai lima tahunan itu semakin memeluk Omega erat. Jadi dia ingin merebut Omega?

"Heh!" Aku melotot saat dia menjulurkan lidah meledek. Tidak ayah tidak anak, sama saja kelakuannya.

"Dia memiliki nama Marlha, namanya Adyan." Infonya Omega lagi.

Aku melirik Adyan tajam. "Heh! Lo pergi dari rumah gue! Jangan lupa bawa bapak lo yang engga guna itu!"

"Kata Papa, Papa mau kerja! Dan bukannya dia juga Papanya Kakak?!" Dia ngotot saat berbicara, mungkin dia tak terima dengan apa yang aku ucapkan tadi.

"Marlha!" Omega memperingati membuat aku mendesah. "Dia akan tinggal bersama dengan kita, Ayah kamu menitipkan dia disini karena harus bekerja."

Aku mencibir dalam hati, sejak kapan orang malas seperti dia mau repot mencari nafkah, aku yakin bila dia hanya mencari alasan untuk menitipkan salah satu bebannya.

"Kan ada Ibunya, enak aja dia disini! Sama lo balik!" usir ku.

Adyan mempelototi diriku membuat aku balik mempelototinya, dia kira aku takut dengan tatapan itu. Cih!

"Ibu tiri kamu baru meninggal La, Ayah harus berkerja di luar kota, jadi mau tidak mau dia menitipkan Adyan bersama kita,"

Ayah memang selalu mencariku hanya ketika dia sedang banyak masalah. "Emang anak Bokap cuma gue aja apa?"

Meski kasihan melihat Adyan yang sudah tidak memiliki Ibu, namun hati ini masih tidak rela karena harus menampung anak dari istri Ayah yang entah keberapa itu.

"Hanya kamu yang bisa beliau andalkan, kamu anak tertua bukan?"

Aku mencibir. "Halah! Dari dulu emang hobi banget si tua bangka itu bikin gue susah,"

"Marlha! Dia Ayah kamu!"

"Bodo!" Setelah mengatakan hal itu aku menarik selimut hingga menutupi tubuh hendak tidur.

✖✖✖

"Adyan suka?"

Aku mendengus sebal karena sejak semalam perhatian Omega hanya terpusat untuk adik tiriku yang menyebalkan itu.

"Makan sendiri emang engga bisa, udah gede juga," cibir ku cemburu karena suapan Omega harus berganti untuk anak menyebalkan itu.

"Marlha,"

"Gue udah selesai!" Aku berdiri sembari membereskan perlatan makan.

"Marlha, Adyan sama kamu berangkatnya! Kalian searah!"

"Engga!" tolak ku cepat.

"Marlha, kalian satu arah, kalau Adyan berangkat bersama saya akan menyita banyak waktu, jangan kekanak-kanakan."

365 Day With Me HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang