[360DWMH] Part 9

392 54 1
                                    

Selamat membaca semua:)
|

|

|

|

✖✖✖


Aku menikmati masakan yang Omega masak, meski bukan manusia dia memiliki kemampuan masak yang menurutku sangat luar biasa, aku saja yang manusia tulen tidak yakin bisa membuat makanan yang seenak ini. Kadang saat melihatnya ada sebuah rasa tak enak hinggap menyapa hati.


Setelah menghabiskan sarapan aku menadahkan tangan layaknya pengemis.

"Ini!"

Dengan wajah bingung aku membolak-balikkan uang kertas itu dengan tatapan tak percaya, aku berharap bila saat ini aku buta warna, karena uang yang ada di tanganku ini berwarna ungu. Dia memberi aku uang jajan atau untuk membeli nasi kucing?

Dia menaikan satu alis. "Kenapa?"

Aku berdecak. "Masa cuma segini? Lo kira gue mau makan angin? Buat ke sekolah aja pas-pasan," gerutuku tak terima. Dia kira aku anak TK kali.

"Itu nominal yang cukup untuk kamu." Aku memicingkan mata sedangkan dia hanya menghembuskan nafas lelah. " Lima ribu untuk kamu naik bus, lima ribu lagi untuk makan kamu."

Rasanya aku ingin sekali membenturkan wajah tampan itu ke tembok saking gregetnya.

"Terus lo kira gue mau balik ngesot kayak suster ngesot gitu?" Amarahku sudah tersulut kini.

"Saya sudah minta teman kamu mengantarkan kamu kembali pulang selama saya belum punya cukup uang, dan kelihatannya dia tidak keberatan."

"Lo kira jajanan di kantin engga mahal? Lo tahu harga minimal makanan di sana itu lima Ribu, dan uang gue tinggal lima ribu, cukup buat satu kali jajanan doang, padahal gue pulangnya sore, lo mau jadi duda karena gue mati kelaparan?!"

"Seenggaknya kamu bisa membeli sesuatu dengan harga lima ribu."

Aku tidak menyangka bila di balik wajah tampan itu tersimpan sosok yang sangat pelit bahkan mendekati kata kikir. Eh apa bedanya?

"Ayo lah ngalah aja, apa susahnya sih tambahin uang jajan, gue pulang jam enam sore soalnya gue ada jadwal buat latihan karate, gue capek."

Omega menatapku iba membuat hati ini bersorak bahagia, aku senang karena tidak jadi mati konyol.

"Sebentar!" Dia pergi meninggalkan aku yang sudah memekik tertahan.

Aku menatapnya dengan senyum lebar saat ka kembali berdiri di hadapanku lalu tangan kembali mengadahkan tangan.

"Ini!"

Aku benar-benar tidak tahu dengan jalan pikir Omega, aku kira dia akan memberi uang tambahan namun yang terjadi kini?

"Saya sudah siapkan kamu bekal makan yang cukup besar sehingga kamu bisa makan siang nanti, tidak perlu mengeluarkan uang."

Aku menghela nafas lelah, padahal ini masih pagi namun rasanya akan seperti itu bila menghadapi tingkah Omega yang membuat aku ngeri sendiri.

"Auah bodo! Gue mau berangkat!" Aku hendak meninggalkan dia.

"Marlha!"

Aku menatapnya dengan tatapan malas, aku benar-benar dongkol dengan sikapnya barusan.

"Hampir saya lupa, kamu tunggu disini sebentar!" Aku berharap dia memberi aku sedikit saja belas kasihan lalu meberikan uang tambahan.

Harapan yang sempat aku gantungkan harus pupus seketika kala melihat sesuatu yang ia bawa.

365 Day With Me HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang