365 Day With Me Hubby

[360DWMH] part 13

Selamat membaca semua:)
|

|

|

|

✖✖✖

‍"Matiin!" titah ku kepada Rian yang sedang asik dengan rokoknya.

Rian menginjak rokok itu dengan sepatunya. "Ya elah, kenapa lo dateng? Sana lo jadi murid teladan aja!"

Aku duduk tepat di sampingnya. "Idih ogah! Pelajarannya Bu Risa, males gue! Paling juga nanti bakal keluar kelas, lebih baik gue engga hadir sekalian!"

"Terbaik!" Seru Rian membuat kami tertawa bersama.

Sudah menjadi kebiasan memang bila aku malas belajar akan nongkrong di warung kecil di belakang gedung sekolah, meski aku perempuan namun diri ini tidak pernah merasa kesulitan untuk kabur dari jerat pengawas sekolah. Latihan ku sebagai atlet Taekwondo memang sangat berguna dalam hal semacam bolos sekolah.

"Lo sendiri kenapa cabut?" tanyaku pada Rian.

"Males, gue lagi banyak masalah,"

"Halah, hidup ya banyak masalah! Bawa Santuy aja napa?"

"Serah lo deh! Nah si Danish engga kelihatan? Biasanya kalau lo cabut dia ikutan?"

"Biasa urusan buaya. PDKT sama anak baru di kelas."

Rian ketawa. "Dasar buaya!"

"Bodo ah!"

"Cemburu lo?"

Aku melirik Rian lalu berdecak. "Mati aja deh kalau gue cemburu!"

Rian menatapku tak percaya lalu tertawa. "Di sekolah kita siapa sih yang engga tahu hubungan friendzone kalian, gue aja yang biasanya bodo amat jadi ikut greget lihatnya,"

Aku memutar bola mata. "Halah! Danish taik aja yang suka melebihkan,"

Rian tertawa membuat aku mendengus kasar, lihat bukan? Danish itu suka sekali membuat aku disangka yang tidak-tidak.

"Jadi lo beneran engga mau mimpin?" tanya Rian membuat aku menatap dia dengan tanya tanya.

"Apa?"

"Lo engga buka grup?"

"Limit kuota," Cengirku.

"Pulang sekolah bakal tawuran sama anak sebelah, katanya mereka engga terima kalah sama tim kita kemarin."

"Hah serius lo?! Kok gue engga tahu?!" Aku yang menjabat sebagai ketua kenapa tidak tahu menahu akan hal itu.

"Lah?! Kata Danish lo engga bisa karena lo lagi dapet, emang dapet sakit? Tapi lo kok bisa manjat pagar sekolah tadi?"

Tanganku mengepal gatal sekali meninju wajah Danish. "Dia bilang gitu?! Bajingan!" geramku.

Rian menaikkan satu alisnya. "Jadi engga bener? Lo jadi ikut nih?"

"Bilang sama anak-anak kalau gue ikut!"