Selamat membaca semua:)
||
|
|
✖✖✖
Aku menghembuskan nafas lelah, niat hati segera pergi dari tempat latihan namun sebelum itu terlaksana sudah ada cobaan di depan mata yang membuat kepala pusing seketika.
Aku melirik perempuan yang menangis tepat di hadapanku, perempuan yang mengadu atas perbuatan Danish karena memutuskan dengan seenak jidat. Mungkin dia kira aku Ibunya kali.
Menghembuskan nafas, aku mencoba tenang meski amarah sudah mencapai ubun-ubun. "Denger! Gue engga tahu dan engga punya urusan sama sekali tentang hubungan kalian, kalau lo engga terima diputusin secara sepihak kayak gitu harusnya lo protes sama Danish bukan gue, emangnya gue Emaknya apa?"
Dia menatapku dengan mata memerah. "Bukannya kalian berteman? Atau jangan-jangan lo itu sebenarnya ceweknya Danish?!?" Tanyanya penuh selidik membuat aku ngeri. Jangan sampai aku pacaran dengan lelaki buaya seperti dia.
Aku mendengus kesal, karena semua orang yang menjadi korban Danish selalu menafsirkan hal yang tidak benar antara aku dan Danish. Ingatkan aku untuk membunuh buaya itu!
"Bodo amat! Gue udah capek! Gue mau pulang!" Aku pergi meninggalkan mantan Danish yang entah keberapa itu tanpa perduli dengan teriakannya.
"Danish!" Aku menggeram kesal sembari menghentakkan kaki.
Aku bingung dengan tingkahnya beberapa bulan ini, entah jenis setan apa yang telah memasukinya hingga dia menjadi playboy angkut yang sangat hoby membuat aku pusing karena menjadi amuk masa dari para korbannya.
Belum lagi sekarang aku harus berjalan kaki dari sekolah menuju rumah karena aku yang merelakan ajakan Melkha dan memilih pulang bersama Danish namun memang dasarnya dia mulut kadal, sampai sekarang dia tidak kelihatan meski hanya sebatang hidungnya. Akan aku cincang bila bertatap muka dengannya nanti.
"Brengsek! Hobby banget nyusahin gue! Sekalinya gue minta disusahin dia engga ada! Dasar temen laknat!!"
Aku yakin bila sekarang Danish sedang bermesraan dengan pacar barunya.
"Dek! Bisa geseran sedikit? Nenek ingin duduk di pinggir pintu," pinta seorang Nenek membuat aku tidak tega lalu duduk di bangku sebelahnya.
"Terima kasih," ucapnya yang hanya aku balas anggukan, aku sudah sangat lelah meski untuk sekedar berbicara panjang lebar, lebih baik aku duduk tenang di dalam bus hingga pulang nanti. Untungnya aku masih memiliki uang sisa sehingga bisa aku gunakan untuk naik bus.
Tanpa melepas pakean kebangsaan anak SMA raga ini segera aku lempar ke atas ranjang milikku untuk mengistirahatkan badan.
"Alien kerja? Bukannya Opening nya besok?" tanyaku sembari memejamkan mata.
"Bodo! Gue capek banget astaga!"
Tidurku harus terusik kala mendengar suara deru mesin mobil memasuki halaman rumah membuat aku mengerjapkan mata perlahan lalu keluar untuk mengecek orang yang bertamu.
Aku berkacak pinggang saat melihat orang yang keluar dari mobil membuat rasa lelah ku menguap diganti dengan amarah yang mengepul di dalam kepala.
"Selamat malam Pelakor!" sapaku saat mereka sudah ada di depan mata.
Aku memindai pelakor jadi-jadian di hadapanku, dia bisa dikatakan cantik namun tentu masih cantikkan aku kemana-mana, dia juga mengenakkan baju yang sangat ngepas tubuh semakin membuat aku jijik. Definisi pelakor ala sinetron ikan mujaer.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Day With Me Hubby
ChickLit🆃🅰🅼🅰🆃 Nikah sama Alien? Di dalam kepala kalian Alien itu bagimana? Jelek? Pendek? Kulit berwarna hijau dan mempunyai kekuatan? Atau tampan layaknya seorang Idol k-pop? Dan bila opsi terakhir terlaksana lalu kalian harus menikah dengan Alien k...