Salah Paham

1.2K 38 0
                                    

Kini Ryana menatap langit senja dihalaman belakang Ryana sambil menyeruput teh hangat yang ada dimeja. Sesekali Ryana bergelanyut pada pikirinnya tentang Dito dan juga Tama.

Pikiran Ryana dibuyarkan oleh seseorang yang tiba tiba mengejutkannya yaitu Tito.

"Lo ngapain disini dek" kata Tito sambil duduk dikursi sebelah Ryana yang kosong

"Nggak ngapain ngapain"

"Lo ngelamununin Tama ya"

"Ihh apaan sih kak, sana"

"Lo dicariin sama pacar lo tuh"

Ryana langsung melihat kakaknya yang sebelumnya fokus melihat langit senja. Ryana segera beranjak dan pergi meninggalkan kakaknya yang masih setia duduk.

"Giliran pacarnya aja langsung gercep lo"

Pernyataan Tito tidak Ryana hiraukan ia malah berlalu dan pergi untuk segera menemui pacarnya.

"Hallo kak" sapa Ryana sambil berjalan kearah Tama

"Hallo juga" Jawab Tama sanbil menoleh kebelakang arah datangnya suara

"Tumben tiba tiba dateng kak"  senyum manis Ryana terlihat saat melihat Tama yang menatpnya sambil duduk disamping Tama

"Emang nggak boleh ngapelin pacar" kata Tama berhasil mebuat pipi Ryana memerah karena malu

"Ih apaan sih kak" Ryana tertunduk takut pipinya yang merah karena malu terlihat oleh Tama

"jalan yuk, tapi habis maghrib aja"

"Siap"

Selesai sholat dan berganti baju kini Ryana sudah menuruni tangga dengan memakai kemeja  dipadukan dengan kulot pendek  dibawah lutut berwarna biru dipadukan dengan warna sepatu yang senada

"Ayo kak" ajak Ryana saat melihat Tama yang sedang berbincang dengan ayahnya

"Cantiknya anak ayah" puji Rudi yang membuat seseorang itu tersenyum

"Apaan sih ayah emang aku itu cantik dari dulu tau" pd Ryana tanpa malu didepan kekasihnya itu

"Iya deh yang paling cantik dari dulu" kata Rudi sambil mengelus elus puncak kepala Ryana

"Yaudah om tante saya ijin dulu mau jalan sama Ryana" pamit Tama pada orang tua Ryana saat Ratih ibu Ryana berjalan kearah mereka

"Iya, tapi jangan kemaleman pulangnya"

"Siap om" Tama sambil mencium tangan orang tua Ryana diikuti oleh Ryana

Setelah mendapat ijin untuk pergi kini mereka berjalan beriringan menuju depan rumah Ryana. Terlihat motor besar terpakir dihalaman rumah Ryana. Kini Ryana sudah berada diatas motor Tama tepatnya Ryana berada dibelakang dibonceng oleh Tama.

Mereka menyusuri jalanan  ibu kota yang macet namun mereka sangat menikmati setiap apa yang mereka lakukan bagi mereka yang terpenting adalah selalu bersama.

"Kamu suka tinggal di jakarta atau surabaya" tanya Ryana yang sedari tadi sudah melingkarkan tangannya pada pinggang Tama.

"emmm sama aja sama sama panas dan macet" jawab Tama sambil memberikan senyuman manis yang tak pernah luntur dari wajah tampannya

Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama Kini mereka sudah sampai di sebuah tempat yang  jauh dari keramaian lebih tepatnya mereka sedang tidak dijakarta melainkan bogor ya bogor kota hujan. Mereka ada di sebuah tempat dimana mereka dapat melihat lampu lampu kota bogor dimalam hari dari ketinggian.

"Wah indah banget sih kak" kagum Ryana saat melihat pemandangan malam yang terlukis didepannya

"Iya lah siapa dulu yang cari tempatnya" jawab Tama dengan senyuman bangganya

Bersua Rindu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang