***
Naura mengikat rambutnya dengan kencang, lalu menghias wajahnya dengan polesan make up yang membuatnya nampak semakin cantik. Ia memakai anting panjang di salah satu telinganya, dan memakai anting biasa di bagian telinga lainnya.
Setelah selesai bersolek, ia memakai sepatu heelsnya dan bersiap untuk pergi.
Perempuan berumur 23 tahun itu melangkahkan kakinya menuju mobil sedan putih yang menjadi kesayangannya selama ini. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan langsung menuju ke sebuah restoran.
Sesampainya di restoran, ia langsung menghampiri laki-laki yang sudah menunggu di sana. Naura duduk di kursi tepat di samping laki-laki itu. Bibirnya menarik senyum tipis ke arah laki-laki itu.
Tak lama kemudian, sepasang orang tua paruh baya datang menhampiri meja keduanya. Naura dan laki-laki itu berdiri menyambutnya.
"Pa, Ma, kenalin... ini pacar Adhi," ucap laki-laki itu pada kedua orang tuanya.
Naura mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan mulai memperkenalkan dirinya. Perkenalannya disambut dengan senyuman puas di wajah kedua orang tua paruh baya tersebut.
Keempatnya pun menikmati makan malam dengan khidmat diselingi dengan candaan ringan untuk menghindari kecanggungan. Urusan mencairkan suasana, Nauralah jagonya. Ia mampu membuat suasana sesuai dengan apa yang ia mau. Begitu pun malam itu.
Seluruh rangkaian acara makan malam berjalan dengan lancar.
Setelah kedua orang tua tersebut berpamitan, Naura langsung menoleh ke arah laki-laki yang tengah menjadi 'pacarnya'.
"Terima kasih," ucap laki-laki tersebut seraya memperlihatkan layar ponselnya.
Status Transaksi: Berhasil
Dari Rekening: Adhi Prawira
Ke Rekening: Naura Anhar
Jumlah: Rp 10.000.000
Naura mengangguk sambil mengembangkan senyumnya melihat banyaknya nominal yang ia terima amalm itu.
"Terima kasih juga buat bayarannya. Senang bekerja dengan Anda."
Kedua orang itu pun saling berjabat tangan.
"Saya tunggu ya 'orderan' Anda selanjutnya, pak."
Naura pun melangkahkan kakinya keluar. Dengan bangga, ia memakai kacamata hitam yang ada di tas mungilnya dan menatap langit malam dengan nanar.
Menjadi pasangan sewaan bukanlah keinginannya. Namun, keadaan memaksanya. Ia harus berjuang untuk menghidupi keluarganya. Dari balik kacamata hitamnya, matanya menitikan buliran airmata.
Ia juga ingin merasakan cinta. Bukan hanya karena uang semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together
Teen Fiction"Dia tuh, cuma keliatan kuat di luarnya doang. Dalemnya mah sebenernya berantakan. Mata ketawanya dia, bahkan jauh lebih menyakitkan dari airmatanya. Dia sebenernya cuma pura-pura baik-baik aja. Sebenernya mah, rapuh dan hancur. Karena ngerasa gak a...