***
Amzari dan keluarga Cika terus melihat ke arah jam tangan masing-masing. Acara sudah seharusnya dimulai, namun Abiyu belum juga tiba.
"Mungkin kena macet, Pah," ujar Cika mencoba menenangkan Amzari yang mulai naik pitam.
Para tamu undangan yang hadir juga merasa was-was dengan keterlambatan Abiyu.
Nani berusaha menelpon Abiyu berkali-kali, namun anak laki-lakinya tidak juga mengangkat panggilan darinya.
Saat semua orang sedang merasa ketar-ketir, pintu ball room dibuka oleh Abiyu yang menggandeng Naura. Sontak, semua orang terkejut dengan kehadiran Abiyu. Naura pun tak luput dari sorotan para tamu undangan.
Bayangkan saja, di hari pernikahanmu, tapi kamu malah membawa sosok lain yang belum pernah diketahui siapapun.
Amzari benar-benar naik pitam.
Abiyu dan Naura berhenti beberapa langkah dari Amzari berdiri.
"Maaf semua, saya terlambat. Kedatangan saya hanya ingin memberitahu kepada kalian semua, bahwa ini adalah pacar saya, Naura."
Naura tersenyum pada semua tamu undangan.
"Maaf untuk Cika beserta keluarganya, bahwa saya tidak bisa menerima pernikahan ini. Antara saya dan Cika tidak pernah ada rasa cinta. Dan, saya amat mencintai Naura," jelas Abiyu meyakinkan.
"ABIYU!" teriak Amzari.
"Maaf juga, Mah, Pah... Tapi, Abiyu sayang banget sama Naura. Dan, Abiyu gak bisa memenuhi keinginan Mamah dan Papah."
Amzari melayangkan tangannya ke pipi Abiyu.
Plak.
Sebuah tamparan keras baru saja Abiyu terima. Naura tersentak kaget. Begitu pun semua orang.
"Abi tau, Papah pasti marah. Tapi, ini udah jadi keputusan Abiyu."
"Kamu benar-benar memalukan Papah," pekik Amzari.
"Silakan Papah tampar Abiyu, lagi. Tapi, Abi benar-benar gak bisa menikah dengan Cika."
Nama perempuan yang sejak tadi disebut namanya berkali-kali itu pun tercengang. Perasaannya hancur saat cintanya ditolak di hadapan orang banyak di hari pernikahannya.
Cika melayangkan pandangan sinis ke arah Naura.
"Gue gak percaya dia pacar lo."
Abiyu menoleh ke arah Cika.
"Buktiin," tantang Cika.
Abiyu berpikir sejenak. Lalu, ia menoleh ke arah Naura yang juga sedang menatapnya. Laki-laki itu menarik perempuannya ke dalam dekapannya. Ia mendekati wajah Naura dan mencium bibirnya.
Semua orang terhenyak. Tak menyangka Abiyu akan benar-benar melakukan hal seperti itu di hadapan banyak orang. Terlebih, di depan calon pengantinnya sendiri.
Abiyu melepaskan Naura dari dekapannya setelah lima detik kemudian. Naura kaget bukan main. Ia ingin menam[ar Abiyu saat ini juga. Tapi, jika ia lakukan itu, ia akan merusak semua rencana Abiyu.
"Pernikahan bukan hal yang main-main. Dan, Abiyu mau melakukannya dengan orang yang benar-benar Abiyu cinta. Cika bukanlah orangnya."
Cika mematung. Ia pun naik pitam. Dengan cepat, ia meraih gelas yang ada di dekatnya dan melemparkannya ke arah Naura.
Abiyu yang menyadari pergerakan Cika, langsung melindungi Naura dari lemparan gelas dengan mendekapnya ke dalam pelukkan.
Gelas yang dilempar Cika ternyata mengenai kepala Abiyu. Tetes demi tetes darah mengalir dari kepala laki-laki yang masih mendekap Naura dengan sangat hati-hati.
"Brengsek kamu, Abiyu!" ucap Cika pada Abiyu dengan isak tangis yang mulai menyeruak.
Bukan adegan romantis bak pernikahan sesungguhnya, tamu undangan justru disuguhkan dengan kejadian yang tidak terduga sebelumnya. Dan, mereka hanya dapat terdiam menyaksikan kedua pasangan ini bertengkar dan saling menolak.
"Memalukan!" Amzari meninggalkan ball room saat itu juga.
Diikuti dengan Cika yang ditarik paksa oleh kedua orang tuanya. Cika masih memandangi Abiyu dan Naura dengan penuh amarah di dalam dadanya. Ia tidak terima cintanya dibuang hanya dalam sekejap mata.
Sedangkan Naura, masih terdiam dalam dekapan Abiyu. Sambil menyentuh bibirnya yang baru saja disentuh laki-laki untuk pertama kalinya. Dan, yang lebih menyakitkannya lagi, yang menyentuhnya adalah orang yang menyewanya, bukan pasangannya.
Naura benar-benar merasa terhina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together
Teen Fiction"Dia tuh, cuma keliatan kuat di luarnya doang. Dalemnya mah sebenernya berantakan. Mata ketawanya dia, bahkan jauh lebih menyakitkan dari airmatanya. Dia sebenernya cuma pura-pura baik-baik aja. Sebenernya mah, rapuh dan hancur. Karena ngerasa gak a...