***
Cika menenggak alkohol yang ada di tangannya. Saat ini, ia berada di parkiran kantor Abiyu. Dari kejauhan, ia melihat Abiyu dan Naura yang saling bertukar tawa.
Ia geram.
Tangisnya tak dapat lagi ditahan.
"Gue yang cinta sama lo mati-matian, tapi dia yang dapetin lo," celetuk Cika. "Lo pikir gue bakal gitu aja ngelepasin lo? Jangan harap, Bi. Kalo gue gak bisa dapetin lo, maka semua orang juga gak boleh."
Cika menghabiskan sebotol alkoholnya.
-
"Bentar, ya, gue tanya Nanda dulu tadi diparkir di mana mobilnya," ucap Abiyu pada Naura.
"Iya," Naura mengangguk.
Selagi Abiyu menelepon Nanda, Naura berdiri memainkan ponselnya. Ia begitu terfokus dengan pemberitaan hari ini. Akhirnya, ia bisa melihat namanya dan Abiyu terbebas dari berita yang salah. Dan, akhirnya, ia bisa tersenyum bahagia hari ini.
Tunggu, Naura tersenyum?
Karena?
Pemberitaannya?
Atau, karena Abiyu?
Naura mencoba menyadarkan dirinya saat ia tanpa sengaja memikirkan Abiyu dalam pikirannya.
Melihat Abiyu berjalan ke lorong yang lain, Naura pun mengikutinya. Sambil memainkan ponsel, Naura berjalan mengikuti langkah ke mana Abiyu pergi.
Hingga tanpa sadari, Cika yang sedang dikuasai amarah langsung menginjak pedal gasnya dan melajukan mobilnya ke arah Naura.
Dengan cepat, Cika menabrakkan mobilnya pada tubuh Naura yang berada di depan mobilnya.
Brak.
Tubuh Naura terpelanting jauh dan bersimbah darah.
Dengan cepat, Cika melarikan diri dengan keluar dari parkiran.
Abiyu yang menyadari kejadian itu langsung menghampiri tubuh Naura yang sudah terkapar tak berdaya.
"Naura!" teriak Abiyu.
Abiyu memegangi tubuh Naura yang mengeluarkan banyak darah. Dengan cepat, ia menghubungi Nanda dan Dea untuk segera membantunya. Ia juga langsung menghubungi ambulans saat itu juga.
"Na, bangun, Na!"
Abiyu benar-benar terlihat panik dan ketakutan setengah mati.
"Jangan hubungi orang tua gue, Bi," dengan ada tersekat-sekat, Naura berusaha untuk berbicara pada Abiyu.
Ada sedikit perasaan lega bisa mendengar suara Naurasaat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together
Teen Fiction"Dia tuh, cuma keliatan kuat di luarnya doang. Dalemnya mah sebenernya berantakan. Mata ketawanya dia, bahkan jauh lebih menyakitkan dari airmatanya. Dia sebenernya cuma pura-pura baik-baik aja. Sebenernya mah, rapuh dan hancur. Karena ngerasa gak a...