6

589 28 0
                                    

***

"Abiyu gak bisa menikah dengan Cika," ucap Abiyu tegas pada Amzari.

Ucapan Abiyu barusan sontak membuat sang Ayah naik pitam.

"ABIYU!" teriaknya. "Mau sampe kapan kamu bersikap egois seperti ini?"

Nani, istri Amzari yang sekaligus menjadi ibu dari Abiyu berusaha meredam emosi Amzari.

"Egois? Papah sebut Abiyu egois?" Abiyu berdecih. "Siapa Pah yang egois di sini? Abiyu atau Papah?"

Amzari memukul meja.

"Cika adalah perempuan yang paling pas untuk kamu. Lagi pula, Papah sudah menyetujui untuk menikahkan kamu dengan dia."

Abiyu menarik napasnya, meletakkan sendok dan garpunya,"Papah 'kan yang berjanji? Bukan Abiyu. Jadi, Abiyu gak ada kewajiban untuk mewujudkan janji yang Papah buat."

Amzari emosi.

"Abiyu sudah katakan berkali-kali, bahwa Abiyu gak suka Cika. Dan, Abiyu gak mau menikah dengan Cika. Pernikahan itu bukannya Papah yang mau? Kalo gitu, kenapa gak Papah aja sekalian yang nikah sama Cika?"

"Abiyu," teriak Nani.

Amzari menyunggingkan senyumnya. Ia menatap ke arah Abiyu dengan amarah yang bergelora.

"ABIYU ADNAN AMZARI!" teriak Amzari. "Kamu membawa nama Papah, ya. Jadi, kamu jangan kurang ajar sama orang tua kamu sendiri. Papah yang memberikan nama itu sehingga kamu bisa sebesar sekarang!"

Abiyu meneguk minum yang ada di depannya, lalu melempar pandangannya pada Amzari yang menatapnya dengan berapi-api.

"Abiyu siap melepas nama Amzari dari nama Abiyu kalo itu yang Papah mau," tutupnya sambil meninggalkan meja makan.

"ABIYU!" Amzari membanting piringnya. Dan, Abiyu tetap berjalan tidak memperdulikannya.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang