9

564 22 0
                                    

***

Abiyu semakin terlihat menawan saat ia membuka jasnya dan menggulung lengan kemejanya sampai siku. Ia terlihat beberapa kali mengacak rambutnya. Postur tubuh tinggi semampai yang ia miliki, semakin membuatnya nampak bak seorang model. Sayangnya, meski ia memiliki wajah tampan, ia bahkan tidak membiarkan seorang wanita pun mendekatinya. Termasuk Cika.

Nanda, Abiyu, dan Galang sudah tiba lebih dulu sebelum kedatangan Naura. Ketiganya duduk di sebuah meja melingkar yang kini sudah dipenuhi oleh banyak makanan.

Di siang hari yang terik itu, Abiyu memutuskan untuk memesan sebotol alkohol untuk dirinya sendiri. Nanda dan Galang hanya bisa terdiam melihat teman laki-lakinya yang nampak penuh beban di wajahnya.

Tak berapa lama, sebuah lonceng di pintu restauran berbunyi. Menandakan ada seseorang yang masuk. Sontak mata ketiganya tertuju ke arah di mana bunyi lonceng itu berasal. Ketiganya terdiam melihat sesosok perempuan dengan rambut digerainya berjalan menghampiri meja ketiganya.

Naura langsung berjalan menuju meja di mana Abiyu berada setelah ia menangkap wajah Galang di sana, orang yang sebelumnya menyewa jasanya untuk menjadi pasangannya.

Perempuan dengan rok selutut itu tersenyum dan membungkukkan sedikit tubuhnya ke arah tiga laki-laki yang masih terdiam.

"Halo," ucap Naura berusaha mencairkan suasana. "Saya Naura."

Mendengar suara yang memecah keheningan di antara ketiganya, Nanda pun langsung menjadi orang pertama yang tersadar.

"Silakan duduk, Naura."

Naura duduk tepat di sebelah Abiyu.

Laki-laki itu, masih dengan segelas alkohol di tangannya, memalingkan pandangannya dari Naura.

"Langsung to the point aja, ya," ucap Naura, ia benar-benar sedang tidak berada di mood yang bagus.

"Gini," Nanda buka suara. "Gue denger lo buka jasa sewa pasangan, ya?"

Naura mengangguk.

"Ini Abiyu, temen gue," Nanda mengenalkan Abiyu pada Naura.

Naura menoleh ke arah Abiyu dengan senyuman khasnya. Namun, Abiyu tidak menoleh ke arahnya, ia hanya tertuju dengan sebotol alkohol yang ia pesan.

"Dia mau dijodohin sama orang. Dan, dia gak mau. Dia pengen lo pura-pura jadi pacarnya."

"Oke, terus?"

"Terus... ya..." Nanda mengarahkan pandangannya ke arah Abiyu yang masih mengacuhkannya.

Abiyu meletakkan gelasnya dengan kasar, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Naura sambil mengeluarkan seberkas dokumen yang ia bawa.

"Ini kontraknya," ucap Abiyu dengan dingin. "Di situ tertulis nominal dan jangka waktunya."

Naura membuka dokumen tersebut dan kedua matanya langsung terbelalak saat melihat nominal besar yang tertera di sana.

Rp 100.000.000,-

Naura menelan ludah.

Matanya beralih ke jangka waktu yang mengatakan bahwa Abiyu akan menyewanya sebagai pasangan selama 3 bulan.

Dengan cepat, Naura menyetujui kontrak tersebut. Ia langsung membubuhkan tanda tangannya.

Nanda dan Galang saling melempar pandangan keduanya.

"Nih, udah ditanda tangan. Kapan bisa mulai kerja?"

Abiyu terkejut. Naura bahkan tidak bertanya tentang kontrak itu dan langsung menyetujuinya.

"Lusa," jawab Abiyu datar, ia kembali menenggak alkoholnya. "Lusa adalah hari pernikahan gue. Semua undangan udah disebar ke seluruh kolega bokap gue. Dan, lo harus memainkan peran lo sebaik mungkin untuk membantu gue."

Nanda melotot,"Secepat itu, Bi?"

Abiyu menaikkan alis kanannya,"Hm."

"Bukan main-main, nih, bokap lo."

Naura mengangguk mantap,"Oke, tapi gue punya beberapa peraturan tidak tertulis yang harus dipatuhi."

"Sebutin," balas Abiyu.

"No having sex, no kissing, dan semua sentuhan fisik yang terlalu sensitif nggak diperbolehkan. Dan, gue minta pembayaran di awal," jelas Naura.

"Deal."

Kesepakatan keduanya pun berjalan dengan singkat.

Tiga bulan ke depan, akan menjadi hari yang berat bagi Naura. Dan, mau tidak mau, ia harus melalui itu. Meski itu artinya, ia akan semakin sering menangisi hidupnya sendiri.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang