Two

4.4K 475 87
                                    

Sehun mendorong gadis asing itu untuk memasuki jok belakang mobil, setelahnya pria itu bergegas memasuki mobil, menempatkan diri di belakang kemudi. Sehun melirik gadis—yang tidak ia kenali—itu, yang saat ini berbaring di bagian belakang mobilnya.

"Hey, Nona! Ke mana aku harus mengantarmu pulang?" serunya dengan nada bertanya.

Gadis itu mendudukkan diri. Lalu tertawa-tawa tanpa alasan yang jelas, membuat Sehun bingung melihatnya. Gadis ini tidak gila 'kan? pikir pria itu.

"Hehe ... Taeyong, kenapa suaramu menjadi cadel seperti anak kecil begini? Hehe ... kau semakin lucu."

Apa katanya tadi? Cadel? Sehun tak salah dengar 'kan? gadis itu mengatakan dirinya cadel?

Tck, apa efek alkohol bisa membuat pendengarannya terganggu? Sehun menggerutu dalam hati.

"Aku tanya, aku harus mengantarmu ke mana?" Sehun kembali bertanya. Ia masih mencoba bersikap sabar menghadapi gadis pemabuk ini.

"Kakak ... Kak Seokjin tau tidak? Masak Sowon bilang Kakak lebih cantik dari aku, sih? Makanya aku bilang Kakak lebih cocok pakai gaun daripada jas. Kakak cantik, sih." 

Sehun mengernyit mendengar gerutuan gadis itu, yang setelahnya diakhiri dengan wajah cemberut.

"Sekali lagi aku tanya, ke mana aku harus mengantarmu pulang?" Sehun mengatakannya dengan nada lambat, agar dapat dimengerti oleh gadis itu.

Tiba-tiba wajah Jisoo yang semula terlihat cemberut kini berubah mengeras. "Hentikan nada itu Joshua!!! Aku jijik mendengar suara cadelmu!" pekiknya lantang dengan wajah marah.

Kali ini wajah Sehun yang mengeras, kenapa gadis ini terus saja mengatakan dirinya cadel? Gadis bodoh, makinya dalam hati. Sehun melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya kini menunjukkan jam setengah dua belas malam. Pria itu memukul setir mobilnya kesal.

Sial, Irene pasti sedang menungguku.

Sehun langsung menjalankan mobilnya. Percuma saja bertanya pada gadis pemabuk ini, bukannya dijawab dengan benar, malah melantur. Sepanjang menjalankan mobilnya, Sehun berpikir, mau dibawa ke mana gadis asing ini? Ke rumahnya? Mau jawab apa dia pada Irene nantinya? Hotel? Tidak-tidak, bisa gawat kalau nanti ada seseorang yang ia kenal melihatnya membawa gadis asing ke hotel, bisa-bisa Mereka berpikiran yang macam-macam. Apartemen? Ah, sepertinya itu pilihan yang bagus, lagipula apartemen miliknya sudah lama tak ditinggali sejak ia lulus kuliah, tapi setiap satu hari dalam seminggu pasti ada seseorang kepercayaannya yang akan membersihkan apartemennya. Ya, apartemen. Mungkin itu lebih aman.

"Yuta, boleh aku jujur?"

Sehun melirik gadis itu melalui kaca spion mobil, sepertinya gadis ini bukan peminum yang handal, buktinya sedari tadi ia terus meracau tanpa henti. Sehun hanya membiarkannya terus meracau tanpa berminat menanggapi. Lagipula ia juga tak mengenal nama-nama yang disebutkan oleh gadis itu.

"Se-sebenarnya aku tak suka melihatmu mendekati Hwasa, aku kasihan pada Hwasa. Dia kan gadis paling seksi seangkatan kita, tidak mungkin 'kan mendapatkan yang modelan seperti mu?  Hehe ... jangan marah ya, lebih baik kau cari yang lain saja ... hehe ... yang lebih sepadan hehe."

"Kau juga sih Bona! Kenapa tidak bilang pada Yuta kalau kau menyukai Yuta? Kenapa kau bilang padaku? Contoh saja aku yang memperjuangkan perasaanku pada Taeyong," ucapnya dengan nada bangga sambil menepuk dada.

Namun, tiba-tiba ia terdiam beberapa saat. Sehun kembali meliriknya melalui kaca spion mungkin saja gadis itu sudah tertidur. Sehun meninggikan alis kiri saat melihat perubahan ekspresi gadis itu yang tiba-tiba terlihat sedih.

Innocent Affair✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang