Five

3.2K 417 68
                                    

Wanita cantik itu membuka mata, pemandangan yang sama selama dua tahun terakhir ini menyambut pagi. Senyum manis terbit dibibir indahnya saat mendapati wajah tampan sang suami menyambut harinya tepat saat ia membuka mata pertama kali di pagi hari.

Suaminya terlihat sangat tampan dan damai saat terlelap. Ia menyukainya, menyukai wajah damai suaminya yang selalu ia kagumi. Suaminya terlihat tanpa beban saat terlelap seperti ini.

"Morning, Sehun," bisiknya pelan dengan senyum mengembang sebelum beranjak dengan perlahan dari ranjang, tak ingin mengganggu tidur suaminya.

Irene menoleh sekali lagi pada suaminya, lalu mengecup ringan pelipis Sehun sebelum benar-benar pergi membersihkan diri ke kamar mandi.

Pria itu membuka mata, tepat saat suara pintu kamar mandi yang tertutup terdengar. Pria itu hanya menatap kosong tempat kosong di sampingnya yang sebelumnya diisi oleh sang istri. Pikirannya melayang entah kemana. Saat ini terlalu banyak yang ia pikirkan, sampai ia bingung sendiri yang mana yang harusnya ia pikirkan terlebih dahulu.

Kebaikan istri cantiknya yang selalu menemaninya dua tahun terakhir ini tanpa menuntut apapun?

Tanpa menuntut balasan darinya yang tak tau cara membalas kebaikan, kelembutan, dan ketulusan dari Bae Irene, juga perhatian yang selama ini wanita cantik itu berikan padanya.

Pekerjaannya?

Sehun rasa ia sudah bekerja dengan sangat rajin, tapi entah kenapa pekerjaannya tak kunjung kelar juga. Setiap hari selalu ada saja tumpukan berkas menggunung yang menanti di meja kerjanya, meminta untuk ditanda tangani olehnya. Resiko menjadi CEO di perusahaan yang sudah terlanjur memiliki puluhan anak perusahaan yang menyebar di berbagai kota bahkan negara lainnya.

Tekanan dari mamanya?

Sehun tak mengerti, kenapa wanita yang paling ia hormati itu begitu tak menyukai istrinya. Memangnya apa kurangnya istrinya? Cantik? Sangat, istrinya itu lebih dari sekedar cantik, Irene adalah wanita yang memiliki kecantikan yang selalu membuat iri para kaum hawa, Irene adalah manusia biasa yang memiliki kecantikan luar biasa, wanita itu sangat teramat cantik. Baik? Pasti, Sehun tak mungkin menikahi wanita yang tak memiliki kepribadian baik.

Seharusnya cantik dan baik sudah lebih dari cukup untuk membuat mamanya menyukai istrinya, ya 'kan? Lalu kenapa mamanya terus memaksa Sehun untuk bercerai? Urusan cinta dan kebahagiaan, Sehun yakin dua hal itu akan Sehun dapatkan seiring berjalannya waktu.

Pertemuannya dengan Kim Jisoo siang nanti?

Kira-kira apa yang akan gadis itu bicarakan padanya nanti? Apa gadis itu akan meminta pertanggung jawaban dari Sehun, atas apa yang terjadi kemarin malam?













Mereka berdua memakan sarapan pagi dengan tenang. hanya berdua, sudah keputusan mereka untuk tinggal di rumah minimalis. Namun, masih terkesan mewah untuk ditempati dua orang. Hanya ada para asisten rumah tangga yang datang jam sembilan pagi dan pulang jam empat sore untuk membersihkan rumah, untuk urusan masak memasak Irene sudah cukup handal dalam hal itu. Wanita cantik yang satu ini lebih memilih memasak sendiri untuk bisa menjadi istri yang baik dalam melayani suami.

Cantik, baik hati, pandai memasak, lalu kurang apalagi?

Benar-benar istri idaman bukan?

Sehun sungguh beruntung memiliki istri sesempurna Irene.

Irene memperhatikan suaminya yang tengah membersihkan bibirnya dengan tisu. Dirasa suaminya sudah selesai dengan sarapannya, wanita cantik itu membuka pembicaraan.

"Sehun," panggilnya dengan suara lembutnya.

Sehun melirik sang istri, memberikan gestur agar sang istri melanjutkan kalimatnya

Innocent Affair✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang