Three

3.8K 455 79
                                    

Gadis itu mengerjapkan mata, menyesuaikan cahaya yang baru diterima oleh netranya. Memandang ke langit-langit ruangan berwarna silver yang saat ini ia tempati, tapi tunggu dulu, seperti ada yang ganjil. Gadis itu mengerutkan kening, bingung. Langit-langit ruangan berwarna silver? Sejak kapan kamarnya yang seharusnya didominasi warna kuning menjadi warna silver?

Matanya terbelalak seketika saat kesadarannya mulai kembali. Gadis yang semalam genap berumur 23 tahun itu segera bangkit dari posisinya.

"Isssshhh ...akh—" ia meringis saat merasakan kepalanya pening, juga tubuhnya yang terasa sakit. Seperti baru saja melakukan sesuatu yang menguras tenaga. Terlebih di daerah kewanitaannya yang terasa perih saat ia menggerakkan tubuh.




Gadis itu menelan ludah, saat satu pemikiran terlintas di kepalanya yang masih pening. Dengan tangan gemetar dan keringat dingin yang mulai muncul di pelipisnya, gadis itu menyingkap selimut yang saat ini menutupi tubuhnya.

"Ap-apa yang aku lakukan?" Bibirnya bergetar, tangannya segera mencengkeram kepalanya sendiri. Menarik rambut panjangnya frustasi.

"Ti-tidak mungkin ...." lirihnya, ia menggelengkan kepala, menolak semua kenyataan yang saat ini berada di depan mata.


"Nyatanya kita memang melakukannya, Nona." pria yang sedari tadi duduk di sofa sambil memperhatikan gadis yang masih berada di atas ranjang itu menyuarakan kenyataan. Kenyataan bahwa mereka memang melakukan hal yang ingin gadis itu sanggah.

Jisoo segera menoleh, di sana terlihat seorang pria dewasa berpakaian rapi tengah duduk dengan tenang di sofa dalam kamar yang bisa dikatakan luas ini.

"KAU!!!" Gadis itu menunjuk pria yang menjadi tersangka utama hal ini terjadi pada dirinya. "APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU BAJINGAN?" pekiknya dengan suara bergetar dan tatapan nanar.


Lihat?

Pria itu meninggikan alis kirinya dan menarik salah satu sudut bibirnya. Tepat seperti dugaannya, gadis ini akan bereaksi seperti ini saat terbangun dari tidurnya. Ooh, ayolah jangan salahkan Sehun. Sehun tak bersalah di sini. Pertanyaannya; Adakah seekor singa yang lari saat dihadapkan dengan seekor rusa yang menyerahkan diri?

Ya, anggap saja begitu.

Pria itu berdiri sambil merapikan jas yang ia kenakan. "Bersihkan dirimu, Nona. Setelahnya kita selesaikan hal ini. Aku menunggu di luar," ujarnya santai sebelum membawa langkahnya meninggalkan kamar.


Meninggalkan seorang gadis yang masih meratapi hilangnya kegadisannya oleh orang asing. Jisoo benar-benar menyesal karena berani meminum minuman beralkohol semalam. Jika tau begini, ia lebih memilih mengurung diri di kamar saja.






#####






Gadis itu menatap tak percaya pada layar persegi panjang di tangannya, yang saat ini menampilkan video seorang gadis yang mendorong seorang pria ke arah ranjang, menindihnya, menarik dressnya sendiri, dan yang paling menghantam hatinya adalah ....

Saat dirinya meminta agar pria itu menyentuhnya.

Gadis dalam video itu adalah dirinya. Gadis itu dirinya, Kim Jisoo, dan seorang pria yang saat ini duduk dengan tenang di kursi di depannya yang terpisah oleh sebuah meja. Mereka saat ini berada di ruang tengah yang baru Jisoo sadari adalah apartemen, apartemen pria ini.


Matanya memanas, tangan yang ia gunakan memegang ponsel itu mulai bergetar. Apa yang telah ia lakukan?

"Aku tak salah, Nona. Kau bukan korban di sini." Sehun masih terlihat tenang. Lagipula ini semua memang bukanlah salahnya. Untuk apa Sehun takut?


Innocent Affair✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang