PROLOG

689 110 108
                                    

"Gue suka sama lo, Medi!"

"tapi gue nggak suka sama lo, Citra! "

"Bodo!! Intinya gue suka sama lo!!" ucapnya penuh penekanan.

"Terserah," ucap Medi tak peduli lalu berjalan menjauhi parkiran mobil setelah ia memastikan telah menekan tombol pada kunci mobilnya dan berbunyi bip.

Citra terus mengikuti Medi yang berjalan dengan langkah besarnya di koridor menuju ruangan kelasnya. Citra tidak akan berhenti mengikuti Medi sampai ia mendapatkan apa yang diinginkannya.

Untung koridor masih terlihat sepi karna ini masih pukul 07.00 pagi jadi tidak ada yang melihat percek-cokan kedua generasi micin itu.

"MENJAUH!" kata Medi dengan nada tinggi.

"MENDEKAT!" balas Citra tak kalah tinggi.

"PERGI!!"

"DATANG!''

Medi membuang nafas nya gusar mendengar perkataan Citra.

"Lah, dikira lagi main lawan kata apa?  Dasar  cewek sinting," Batin Medi kesal.

Medi langsung berhenti melangkah, membuat Citra otomatis berhenti melangkahkan kakinya juga. Medi membalikan tubuhnya menghadap Citra yang hanya berjarak 2 langkah di hadapannya.

"Pergi!! Jangan ikuti gue!! Lo ngerti bahasa manusia nggak sih, hah!" kata Medi datar dan dingin dengan sorot mata yang tajam menatap Citra dengan penuh kebencian.

Citra mengeluarkan ponselnya dari saku celana, menyodorkan benda pipih itu ke hadapan Medi. " Tulis nomor lo sekarang dan gue langsung pergi," ujar Citra santai tanpa peduli dengan tatapan pemuda itu yang sudah ingin menerkam dan mencabik-cabik tubuhnya.

"NGGAK!" tolak Medi.

"TULIS!" paksa Citra.

"NGGAK!"

"TULIS!!" ucap Citra lebih ngotot, "atau gue ikut lo masuk kelas," acam Citra sambil menunjuk ke arah wajah Medi.

Benar-benar cewe bar-bar satu ini.

Medi mendengus, mengambil kasar ponsel dari tangan Citra yang sudah Citra sodorkan dihadapannya sedari tadi lalu mengetikkan nomor hapenya.

Medi menyodorkan kembali hape gadis itu, "Sudah, sekarang jangan ikutin gue," ucapnya datar sembari mengancam dan langsung berbalik berjalan meninggalkan Citra yang sudah tersenyum tertahan.

Sudah 1 minggu, Medi selalu bertemu gadis ini di parkiran fakultasnya. Mengungkapkan perasaannya tanpa malu dan selalu ingin meminta nomor hapenya. Entah bagaimana Citra selalu tau dan tepat waktu ketika Medi sampai di kampusnya. Padahal mereka berbeda fakultas.

Benar-benar mimpi buruk seorang Medi.

Sedangkan Citra langsung membalikkan badannya setelah mendapatkan nomor Medi. Citra langsung berjalan menuju parkiran mobil sembari menyimpan nomor tersebut dengan senyum kemenangan. Satu minggu! Iya, satu minggu usahanya. Dan akhirnya mendapatkan nomor pemuda itu.





Hari ini, hari esok, dan seterusnya akan di mulai pengejaran cinta sepihak Citra pada Medi. Si cowo dingin, datar, dan bermulut pedas.














CITRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang