~Happy Reading Guys~
Mohon maaf jika ada typo, mohon koreksinya.***
"Semua yang terjadi di masa depan adalah semua tingkah kita yang pernah terjadi di masa lalu. Semua itu bisa di perbaiki jika ada kamauan. Tapi yang sudah berlalu cukup dijadikan pelajaran."
***
Sudah seminggu sejak kejadian di Kota Tua itu Citra tak pernah lagi mengikuti Medi kemanapun pemuda itu pergi. Bahkan, gadis itu tak pernah lagi memunculkan wajahnya di fakultasnya. Terakhir Citra ke fakultasnya, waktu gadis itu ke kafetaria bertemu dengan Orion, sahabatnya.
Hari-hari Medi kembali seperti semula sebelum gadis itu mengejar-ngejar dirinya. Tenang, tanpa keributan dijalan atau bahkan tanpa merecoki dirinya. Itulah yang selama ini yang ia tunggu.
Medi mengandarkan pandangannya ketika melihat mobil yang ia kenal sering keluar-masuk dari fekon beberapa hari terakhir ini. Saat mobil itu sudah berjalan di depannya, kepala pemuda itu tanpa sengaja menoleh ke arah fakultas yang ada di sebelah kanannya melihat Citra yang beberapa hari ini diantar jemput oleh Orion. Terlihat punggung gadis itu yang berjalan dengan santai memasuki fakultasnya.
Hanya beberapa detik saja Medi menoleh kemudian pemuda itu memandang jalanan depannya kembali. Masih terekam jelas di kepalanya seminggu yang lalu ketika ia dan sahabat-sahabatnya berkumpul, Orion mengungkapkan perasaan yang sebenarnya tentang Citra di depan sahabat-sahabatnya itu termasuk dirinya dan meminta dukungan kalau pemuda itu ingin memperjuangkan cintanya.
Orion sendiri juga sempat meminta persetujuan Medi untuk mendekati Citra karena tak mau di anggap menikung temannya sendiri. Walaupun Medi mengiyakan permintaan Orion boleh mendekati Citra karena Medi tak memiliki rasa sedikitpun tapi jauh di dalam lubuk hatinya ada sedikit perasaan tak suka ketika Orion ingin mendekati gadis itu.
Medi menggelengkan kepalanya tak mau memikirkan tentang perasaannya, ia menyangkal. "nggak, nggak mungkin gue suka sama Citra, kan?" monolognya sambil terkekeh tak masuk akal karena ia tak mungkin menyukai gadis bar-bar itu.
Mobil Medi pun memasuki fakultasnya dan benar saja ia melihat Orion baru memarkirkan mobilnya.
***
Citra sekarang berada di ruang kelasnya yang ribut karena dosen pengajarnya belum datang. Gadis itu sedari tadi hanya diam memainkan ponselnya tak ingin bergabung bersama teman-teman sekelasnya yang sedang asik berghibah ria.
Citra bukan introvert di kelasnya bukan juga ekstrovert. Gadis itu hanya tak mau terlalu banyak berbicara pada teman sekelasnya karena baginya semua orang-orang yang ada di kelas ini fake, bermuka dua.
Jika dalam sesi perghibahan itu dirinya tak ada disana bisa jadi sekarang dirinyalah yang akan menjadi topik pembicaraan dan begitupun sebaliknya. Baik di depan busuk dibelakang. Maka dari itu Citra tak ingin terlalu dekat dengan mereka.
Citra hanya sering berinteraksi dengan teman laki-laki di kelasnya itu. Karena baginya, para buaya itu tak pernah membicarakan keburukannya mereka bahkan lebih sering menasehati dirinya yang sering keluar masuk klub malam sedangkan Citra hanya mengiyakan saja perkataan mereka.
Cowok di kelasnya juga seperti bodyguardnya ketika ada anak cowok jurusan sebelah sering menggoda Citra, mereka selalu pasang badan untuk Citra.
"Citra ini bibit unggul jurusan kita, jadi jangan sampai ada cowok brengsek yang gangguin dia," celetuk salah satu teman cowok kelasnya itu berbicara dengan yang lainnya waktu semester satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CITRA
Teen Fiction[HIATUS] [beberapa kata mungkin ada yang typo atau sedikit rancu, akan di revisi jika sudah tamat] *** Citra tak mengira mencintainya akan menumbuhkan luka yang teramat dalam dihatinya. Jatuh cinta sepihak yang ia rasakan membuat perasaannya hancur...